Semua murid dari berbagai kelas sibuk mengambil undian termaksud Azahra, yang kini mengambil undian untuk lari estafet setelah mendapat perintah dari Haniza. Ingin sekali rasanya menolak, namun dia masih ingin bersekolah dengan nyaman di sini.
"Ini, nomornya!" Azahra menyerahkan kertas undian itu kepada Haniza.
Haniza menerima kertas itu, lalu berdecak pelan saat mengetahui nomor yang mereka dapatkan. Mereka mendapatkan nomor 3, yang berarti mereka akan bertanding sebentar lagi.
Haniza menatap para siswi kelasnya yang mengikuti lomba estafet hari ini. "Sini!" suruhnya.
Ella dan Minten sontak berjalan mendekati Haniza. Berdiri di dekat gadis itu.
Haniza mengerutkan dahinya saat tak melihat kehadiraan Sassy di sekitarnya, ia segera menolehkan kepalanya ke arah Sassy yang tengah duduk santai di bawah pohon sambil bermain HP. "SASSY!" teriak Haniza, sangat kencang.
Sassy yang merasa terpanggil segera mengalihkan pandangannya dari HPnya. Ia menatap Haniza. "Kenapa?"
Haniza berdecak sebal. Namun ia harus bersikap baik pada Sassy sebelum melancarkan aksinya. "Buruan sini!" suruhnya. Masih bersikap baik.
Sassy bangkit dari duduknya, ia segera menghampiri Haniza dengan kemalasan tingkat atas. Ayolah, dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui rencana jahat Haniza.
"Di barisan pertama Azahra, yang kedua Minten, yang ketiga Ella, yang keempat gue, dan yang terakhir Sassy!" kata Haniza, sesampainya Sassy di sana.
Minten berdecak. "Ah, kok aku yang kedua, sih? Harusnya kan pertama!" kata Minten sambil memainkan rambutnya, lalu beranjak pergi dangan kedua kaki yang sengaja ia hentakkan.
"Gak jelas!" celetuk Haniza.
"CEK, CEK, SATU DUA TIGA!"
"BAGI YANG MENGIKUTI LOMBA LARI ESTAFET DENGAN NOMOR UNDIAN 1, 2, 3, dan 4, DIHARAPKAN UNTUK SEGERA MENUJU KE LAPANGAN YANG TELAH DI SEDIAKAN, KARENA PERLOMBAAN AKAN SEGERA DIMULAI. JIKA LIMA MENIT BELUM ADA DI LAPANGAN, KAMI ANGGAP GUGUR, TERIMA KASIH!"
"Lest go!" Haniza berjalan lebih dulu ke arah lapangan diikuti Ella, Azahra, Minten, serta Sassy. Namun di pertengahan jalan, Ella menarik pelan lengan Haniza, agar gadis itu lebih dekat dengannya. "Lo pasti punya rencana, kan?"
Haniza mengangkat sebelah sudut bibirnya, tersenyum penuh arti. "Kita lihat aja."
****
"BAIKLAH, SEMUA PESERTA SUDAH SIAP?" tanya seorang laki-laki, yang merupakan wasit di dalam perlombaan lari estafet hari ini.
"ARE YOU READY?"
"YES!" jawab semua peserta dengan kompak.
"BERSEDIA, SIAP, MULAI!"
PRITTTTTTTTT
Semua peserta berlari sekuat tenaga, termaksud Azahra yang mati-matian berlari menyusul ketertinggalannya. Sorakkan dari semua penonton terdengar, bahkan ada juga yang mentertawakan Azahra, membuat gadis itu sedikit putus asa, namun Azahra segera menggelengkan kepalanya. Menghempas jauh-jauh kata menyerah, dan bertekad untuk tidak menyerah dan terus berusaha sebisanya.
Kini Azahra masih berlari, berbeda dengan peserta lain yang sudah berhasil memberikan tongkat kepada pelari kedua. Melihat hal itu tentu membuat detak jantung Azahra bertambah cepat. Sedikit khawatir.
"AYO ZAHRA, SEDIKIT LAGI!" sorak Minten, menyemangati Azahra. Mendengar itu, Azahra lantas tersenyum dan semakin berusaha hingga akhirnya ia berhasil memberikan tongkat itu kepada Minten.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
ActionCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...