"MANA YANG LAKI-LAKI?" teriak Pak Edho, ia menatap seluruh murid kelas XI IPA 1 dengan mata elangnya. "BERSIAP UNTUK URUT ABSEN 1 SAMPAI LIMA!" suruhnya, pada murid laki-laki yang akan memulai praktek renang hari ini.
"Kalian semua duduk di kursi yang ada dan jangan berdiri di pinggir kolam!" kata Pak Edho. Menyuruh agar semua murid duduk dan tidak berdiri di pinggir kolam, karena takut salah satu murid tercebur saat murid yang lain sedang melakukan praktek.
Haniza tersenyum kecil setelah mendengarkan ucapan Pak Edho, ia melirik ke arah Sassy dan mulai mendekati gadis itu. Berniat melaksanakan rencana liciknya yang sudah ia pikirkan semalaman.
Haniza kini sudah berdiri di samping Sassy. Ia tersenyum dengan jahil sebelum mengangkat tangannya, ingin memegang bahu Sassy dan mendorong gadis itu ke arah kolam.
Namun Sassy lebih pintar, ia sudah mengetahui rencana Haniza hanya dari gerak geriknya saja, dan sebelum tangan Haniza menyentuh bahunya ia sudah lebih dulu menyingkirkan tangan gadis itu.
"Gue gak bodoh!"
BYUR
"Aaaaaaa!"
Para murid memekik saat melihat Haniza meluncur ke dalam kolam renang. Pak Edho menatap marah ke arah Sassy. "APA YANG KAMU LAKUKAN?" teriaknya, murka.
Pak Edho menatap khawatir Haniza yang hampir tenggelam di dalam kolam renang. Ia langsung mengedarkan matanya, menatap semua murid yang ada di sana. "CEPAT SELAMATKAN HANIZA!" ujarnya, panik.
Semua murid hanya saling pandang satu sama lain tanpa niatan menolong Haniza. Mereka malah saling dorong-mendorong dan saling suruh-menyuruh.
"CEPAT!" teriak Pak Edho, tak sabaran.
BYUR
Sassy yang tadinya hanya menatap santai ke arah Pak Edho kini melihat ke arah kolam, di sana sudah ada Arga yang sedang berusaha menyelamatkan Haniza. Melihat itu, Sassy langsung mendengus geli.
1 menit berlalu, Setelah berhasil keluar dari kolam Arga langsung menekan dada Haniza, berharap akan keluar air dari mulut gadis itu.
"LIHAT PERBUATAN KAMU! KALAU HANIZA KENAPA-NAPA KAMU MAU BERTANGGUNG JAWAB?"
Sassy mengerutkan dahinya, lalu menggelengkan kepalanya. "Saya gak ngehamilin Haniza, kenapa saya harus tanggung jawab?"
Mendengar jawaban Sassy, Pak Edho naik pitam. "KA ...."
"Pak!" panggil Arga, sengaja. Karena tak mau mendengar Pak Edho mengomeli Sassy.
"Ada apa? Haniza sudah sadar?" Pak Edho mendekati Arga.
"Haniza pingsan!"
"Cepat bawa dia ke UKS!" suruh Pak Edho, terkesan buru-buru.
"Saya tidak tahu letak UKS!" kata Arga, jujur.
Pak Edho segera menatap Lala yang kebetulan berdiri di sampingnya. "Kamu antar mereka ke UKS!" suruhnya.
Lala yang mendengar itu segera menganggukkan kepalanya. Namun Arga kembali membuka suara. "Biar Sassy aja, Pak. Hitung-hitung sebagai tanggung jawab dia karena sudah buat Haniza seperti ini, dan biar dia juga yang ngurus Haniza di UKS!"
Pak Edho terdiam sejenak, memikirkan ucapan Arga sebelum mengambil keputusan. "Baiklah!" katanya, setuju. Lalu menatap ke arah Sassy. "Kamu urus Haniza di UKS, kalau sampai terjadi apa-apa sama dia, kamu bakal tanggung akibatnya!"
****
"Gue gak mau ngurus Haniza!" kata Sassy, dan tetap berjalan beriringan dengan Arga.
Arga hanya tersenyum simpul, lalu menatap Sassy. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
ActionCerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...