Seorang pria bersetelan jas keluar dari mobil mewah yang baru terpakir tepat di depan kafe. Sassy dan Ana menatap laki-laki itu.
Sassy terkejut saat mengetahui siapa pria itu, dengan segera ia mengusap-usap matanya. Takut salah lihat. "Itu pengacara Keyzo, kan?" tanyanya pada Ana, tanpa menatap gadis itu.
Ana menolehkan kepalanya ke arah Sassy. "Iya, dia Papa aku!" jawabnya.
Sassy sontak menatap Ana. "Serius?" tanya, setelah sedikit membolakan kedua bola matanya.
Perlahan Ana menganggukkan kepalanya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. "Emangnya kenapa?"
Sassy mengembuskan napasnya secara kasar. Pakai nanya lagi. "Dia kan pengacara terkenal, wajar dong kalo gue kaget!"
Ana mengangguk-anggukkan kepalanya, paham.
"Kerjanya sudah selesai?" tanya Keyzo, setelah sampai di hadapan Ana.
"Udah, Pa!" jawab Ana sambil tersenyum.
Melihat interaksi kedua orang itu, Sassy langsung memberanikan diri untuk mendekatkan bibirnya pada telinga Ana. "Gak mau ngenalin gue?" bisiknya.
"Hah?" Ana menatap Sassy dengan pandangan bingung, karena tak mendengar jelas ucapan Sassy.
"HAY OM, KENALIN AKU SASSY, TEMENNYA ANA!" Sassy mengulurkan tangannya ke hadapan Keyzo, dan detik itu juga Ana baru paham.
Keyzo menyambut uluran tangan Sassy. "Saya Papanya Ana!" ujarnya.
Sassy mengangguk-anggukkan kepalanya. "Pantes aja Ana cantik, orang bokapnya aja pangeran!" gumamnya, sangat pelan.
"Kenapa?"
Sassy langsung tersenyum sangat lebar. "Om ganteng!" celetuknya, tanpa rasa malu.
Keyzo tertawa pelan. "Saya duda. Kalo kamu mau bisa kita bicarakan baik-baik!"
"Papaaaaa!" rengek Ana. Lihatlah, Papanya kembali bertingkah. Di depan Sassy pula.
Keyzo melemparkan senyum pada Sassy. "Saya cuma bercanda!" kata Keyzo. Hampir membuat Sassy serangan jantung karena melihat senyumnya.
"Love you, Om!" ucap Sassy tanpa sadar, mendengar itu Ana dan Keyzo tentu sangat terkejut, namun dengan segera Sassy memukul pelan bibirnya sendiri, dan kembali mengeluarkan suaranya. "Maksud saya, Love you buat anak Om!"
"Ana?"
Sassy menegang, jangan sampai Keyzo menganggapnya sebagai gadis yang tidak normal. "Iya, Om. Love you sebagai teman!"
****
Sassy mengendari motor milik Ana sambil menikmati hembusan angin, malam ini. Di temani sinar bulan, dan germelapnya lampu-lampu jalanan, Sassy terus menyelusuri jalanan ramai ini dengan kesantaian, hingga tak sedikit yang membunyikan klakson untuk menyalipnya.
Sassy menghentikan motor milik Ana itu di pinggiran jalan, dekat penjual nasi goreng.
"Mbak, nasi gorengnya satu!" kata Sassy, lalu melepas helm yang ia pakai sebelum turun dari atas motor. Beginilah kalau rasa malasnya kembali, alih-alih memilih memasak pasti tujuan utamanya mengisi perut di pinggir jalan sebelum pulang.
"Mau dibungkus atau makan di sini, Mbak?" tanya sang penjual.
"Makan di sini aja!" kata Sassy, sebelum menghampiri penjual es di samping gerobak nasi goreng itu, dan memesan satu es serut sebagai teman untuk nasi gorengnya.
Setelah memesan menu makanannya malam ini, Sassy segera duduk. Ia memandangi jalanan yang lumayan ramai malam ini. Suasana ini adalah keindahan baginya. Ia sangat menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Sassy (Tahap Revisi)
حركة (أكشن)Cerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya tiba-tiba kembali ke sekolah setelah 3 bulan berada di rumah sakit, dia datang dengan penampilan ser...