Tyas menatap wajah pucat di depannya tanpa berkedip. Senyumnya tak pernah pergi."Kamu ganteng banget, si, Sayang," pujinya membelai pipi sang lelaki.
"Ganteng dari sananya, si!" jawab sang kekasih. Tyas tersipu lantas menyandarkan kepala di bahu lelaki tampan itu. Mereka berdua terdiam menatap purnama."Kamu yakin dengan keputusanmu?" tanya Vino pelan. Tyas mengangguk cepat.
"Aku bahkan nggak sabar untuk menjadi abadi sepertimu. Lakukanlah!" Tyas menarik lengan Vino agar lebih mendekat.
"Sabar! Aku ingin menghabiskan waktu terakhirmu sebagai manusia." Mata kemerahan itu menatap mata bening Tyas. Jemari runcing dan dingin perlahan membelai pipi chubby gadis 20 tahun itu.
"I love you," bisik Tyas membuat Vino tersenyum.
Hubungan percintaan dua manusia berbeda alam itu sudah dua bulan berjalan. Tyas sangat ingin menjadi makhluk abadi seperti kekasihnya. Lelaki tampan dari belahan dunia lain itu sedang dalam misi mencari darah suci manusia.
Tyas yang selalu terobsesi dengan dunia vampir, sangat ingin memiliki kisah cinta seromantis Bellek dan Eduar.
"Aku akan melakukannya ... sekarang." Vino semakin mendekatkan wajahnya. Tyas pasrah membiarkan Vino mengusap lehernya pelan dan menempelkan taringnya.
"Aku mencintaimu, Tyas." Kalimat Vino tak lagi terdengar jelas. Gadis itu terpejam dengan tubuh yang menegang. Rasa sakit dan seolah terbakar membuat Tyas tak lagi menikmati keromantisan itu.
Vino mengerang. Cairan kehidupan Tyas disedot habis. Perlahan matanya semakin memerah dengan suhu tubuh yang semakin panas. Lolongan serigala nun jauh di sana mendadak riuh bersahutan. Angin malam pun semakin dingin dan kencang menerbangkan dedaunan.
Purnama yang bersembunyi di balik awan hitam menjadi saksi kelamnya cinta dengan dimensi dunia yang berbeda.
*****"Bangun, woy, anak baru!"
Tyas gelagapan ketika wajahnya disiram air dingin. Gadis itu melihat sekeliling dan terkejut.
"Di mana aku? Siapa kalian?" tanyanya bingung. Bukannya jawaban yang diterima, tapi justru tawa melengking yang mengerikan.
"Anak baru sok amnesia, haha ...."
Tyas memerhatikan dengan seksama. Ada tiga wanita dengan wajah menyeramkan berdiri di depannya. Tidak, mereka melayang. Pakaian serba putih dengan noda darah dan lumpur membuat Tyas bergidik.
"Jangan takut, sini!" Seorang wanita dengan rambut pendek berhias cacing tanah mengulurkan tangan. Tyas muntah. Geliat belatung di tangan kurus itu membuatnya mual.
"Apa ini?" Tyas bingung. Matanya melotot menatap kedua tangannya yang juga dipenuhi belatung. Gadis itu meraba wajahnya. Kulitnya mengelupas mengeluarkan cairan merah kehitaman.
"Tidak! Apa yang terjadi padaku?"
****"Jadi, aku bukan vampir?" tanya Tyas memastikan. Wanita yang dipanggil Nek Kunti mengangguk.
"Kamu kan dulunya manusia seperti kita, ya jadi kuntilanak, lah. Kok bisa-bisanya mimpi mau jadi vampirwati!" ejek wanita dengan daster motif bunga bangkai, Kunti yang terkenal galak dan sadis pada member baru.
"Tidak! Aku nggak mau jadi kunti, aku mau jadi vampir!" Tyas menjerit dan berguling-guling di atas makam. Puluhan kunti yang menyaksikannya hanya cekikikan. Gadis itu meraung-raung mengingat semua janji manis sang pacar. Menjadi abadi, menjalani hidup romantis, kekuatan super hingga keajaiban lainnya mendadak menjadi bom yang meledakkan hidupnya.
"Vampir pembohong! Akan kubalas kau!"
Ya, nyatanya janji manis memang senjata ampuh dari kaum berjakun, tak peduli dari dimensi manapun.
🌹🌹🌹
Tamat