Part 26

1K 85 14
                                    

Esoknya tepat pukul delapan pagi, dengan stelan kemeja lengan panjang, dipadu dengan rok merah selutut, Taehyung benar-benar datang dan pijaki kedua kaki depan gedung besar milik laki-laki yang amat ia benci setengah mampus.

Sempat ingin naik lagi ke motor Jimin—kali ini Park Jimin yang antar Kim Taehyung ke tempat kerja barunya, gadis itu tidak mau diantar sang kakak karena masih marah pada si bahu lebar—tapi pemuda pendek mendorongnya lagi. "Sana masuk!" kata Jimin, pagi itu.

"Jim, jangan seperti ini! Aku tidak mau."

"Jangan seperti ini apa maksudmu, Bodoh? Berhenti bertingkah layaknya anak kecil, ya, Taehyung. Cepat, sana! Aku bisa terlambat bekerja jika kau tidak masuk-masuk."

Taehyung mendesis jengkel, tak habis pikir mengapa hidupnya sebagai Kim Taehyung yang indah juga tenang jadi sengsara begini karena perbuatan kakak biadabnya itu? Taehyung amat kesal, maka kaki kanannya menendang ban motor belakang Jimin dua kali dengan emosi, buat Jimin hampir oleng karena ulah gadis ini. "Mampus saja kau sana. Dasar, menyebalkan!"

"Hei, hati-hati dengan kakimu itu, Cantik! Mulutmu–"

"Apa?!" Taehyung balas dengan nada menyolot.

Seorang security yang sedang berjaga di sana tampaknya sudah geram lihat dua anak muda itu adu mulut; saling lempar umpatan kasar satu sama lain. Lelaki bertubuh besar benar-benar tidak tahan, akhirnya menegur sembari menunjuk-nunjuk Jimin dan Taehyung. "Ya Tuhan, bisakah kalian berdua berhenti?! Kalau ingin bertengkar lihat-lihat dulu ini di mana! Berisik seka–"

"Diam!" Dua orang sontak menjawab serentak sembari melotot sewot.

Si Petugas Keamanan mendesis. "Apa-apaan? Dasar, Bocah-bocah sialan." Ia bergumam dongkol, coba masabodoh pada mereka yang masih berdebat.

"Sudahlah, terserah kau mau bagaimana, Tae. Yang terpenting aku sudah mengantarmu–aku harus pergi. Baik-baik, ya, Macan! Fighting~"

"Hei, apa–" Dengan buru-buru, Park Jimin langsung gas motornya pergi dari sana. Tinggalkan Kim Taehyung yang berteriak-teriak memanggil pemuda kurang tinggi dengan raut depresi. "Park Jimin biadab!"

***

Decak malas terdengar dari mulut berbentuk hati milik perempuan cerewet yang sekarang tengah berdiri di seberang meja ResepsionisTaehyung sempat baca nametag yang tertera di dada kiri wanita dengan rambut ikalnya, namanya Kim Jennie, kalau tidak salah baca—itu yang sekarang sibuk mengecek sesuatu di layar komputer. Taehyung benar-benar bosan.

"Maaf, Nona, Anda diminta sajang-nim langsung pergi ke ruangan beliau di lantai dua." Berikan senyum ramah, si Resepsionis Cantik mempersilakan Taehyung pergi tuju ruangan Jeon Jungkook sendiri.

"Ah, begitu? Kenapa tidak dari tadi saja kaubilang? Aku tidak perlu berdiri di sini terlalu lama."

"Maaf, Nona, tapi memang–"

"Sudah-sudah, aku tidak mau mendengar. Annyeong!" Ternyata Taehyung benar-benar tidak ingin mendengarkan lagi.

Sedangkan reaksi dari wanita Resepsionis hanya berkedip, mendengkus tidak suka atas sikap Taehyung barusan.

Sehabis membungkuk sebentar, Taehyung langkahkan tungkainya masuk lift. Jari panjang nan lentik itu menekan tombol angka dua setelah pintu sudah sepenuhnya tertutup.

Selama di dalam lift, Taehyung pasang wajah judes, benar-benar sama sekali tidak senang. Untungnya di dalam tidak ada orang, jadi, orang-orang tidak akan tersinggung lihat wajah tak bersahabatnya. Tak lama kemudian, bunyi denting pintu lift terdengar, tanpa menunggu lagi anak itu keluar dan berjalan tuju ruangan lelaki sialan yang buat ia menginjakkan kakinya di tempat ini lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang