Gadis itu berjalan di lorong bersama tongkat infus di tangan kiri. Rambutnya yang panjang ia gerai, tak terkuncir seperti biasa. Kepalanya masih dibebat oleh kain putih yang mengelilingi kening. Hazelnya tertuju lurus ke depan, menatap jalan.
"Taehyung, kau mau ke mana, hei!"
Ia berhenti, mendengkus geram. Gadis itu melirik ke samping di mana Park Jimin dengan napas memburunya. "Kenapa kau mengikutiku, hah?" Mata memicing kesal pada pemuda yang sedang mengatur jalur pernapasannya.
Park Jimin menegakkan tubuh menghadap Kim Taehyung. "Kau mau ke mana?" tanya pemuda tersebut sekali lagi.
"Ayolah, Jimin, aku bosan! Kau harusnya mengerti itu."
"Tapi tidak harus berjalan sendiri begini, Tae. Kalau Kim Seokjin tahu kau keluar dari ruanganmu, aku yang binasa!"
Gadis bersurai hitam diam, malas menanggapi. "Terserah. Intinya, aku bosan, bye!"
Sebelum Kim Taehyung melangkahkan kakinya kembali, Park Jimin sudah terlebih dahulu mencekal lengannya. "Kembali, Tae."
"Tidak." Ia menggeleng.
"Kembali sekarang atau kugendong?"
Wajah itu langsung merengut menatap Park Jimin kesal. "Tidak mau, Jimin Oppa!" Merengek dengan raut memelas.
"Baiklah, kalau tidak mau menurut. Jangan harap aku akan memberi tahu siapa itu Park Seojoon padamu." Park Jimin tersenyum.
Kim Taehyung mendatarkan ekspresi wajah melihat kelicikkan pemuda pendek di depannya ini. Tahu saja apa yang gadis itu tidak suka. Ia mendengkus lalu dengan terpaksa mengangguk menurut.
"Tidak akan berbohong? Oke, baiklah."
Park Jimin mengangguk dan tersenyum kemudian. 'Ah, mudah sekali membujuk gadis ini.' Park Jimin tertawa dalam hati.
Selanjutnya yang dilakukan pemuda itu memapah Kim Taehyung menuju ruang inapnya, gadis Kim tidak menolak lagi.
"Jim, Park Seojoon itu siapa? Kenapa Seokjin oppa terlihat sangat-sangat kesal?" tanyanya sambil berjalan.
"Dia yang menyebabkan Kim Haira meninggal."
"Apa?!" Kim Taehyung membulatkan mata terkejut mendengar fakta yang bibir tebal itu jabarkan. "Jadi, dia yang membuat Haira eonni meninggal? Jangan katakan bahwa dia yang menabrakku?! Wah, pantas Seokjin oppa marah."
Park Jimin hanya mengangguk dengan perkataan gadis yang sedang ia papah. "Kuharap kau tidak perlu berurusan dengan Park Seojoon, Taehyung, selepas kejadian ini."
Alis mengernyit lalu kakinya berhenti melangkah dan otomatis membuat pemuda Park juga terhenti. "Wae-yo?"
"Kau ingin riwayat hidup pendek?"
"Yak!" Tangannya yang tak memegang tiang infus menggeplak kepala Park Jimin hingga pemuda tersebut mengadu sakit.
"Sakit, Tae!" Ringisnya mengusap titik di mana kepalanya digeplak oleh Kim Taehyung.
"Mampus! Siapa suruh berkata seperti itu," ucapnya, "sudah, lepaskan aku! Aku tidak mau denganmu." Gadis Kim menyingkirkan lengan Park Jimin darinya, langsung pergi dari sana tanpa mempedulikan Park Jimin yang berteriak seperti orang tidak waras.
"Dasar, orang gila," gumam Kim Taehyung sambil berjalan.
***
Jeon Jungkook sedang terduduk di kursi panjang di halaman rumah sakit, pandangan mata lurus ke depan dengan kedua tangan bertaut di atas paha. Sudah lima kali menghela napas, entah kenapa dadanya menyempit seperti tercekik.
Kim Taehyung kebetulan lewat, hazelnya tak sengaja menemukan pria yang tak asing baginya. Ia berhenti untuk menatap orang tersebut. "Tunggu, dulu! Sepertinya itu si ajhussi tua? Benar tidak, ya? Ah, ya, itu ajhussi tua! Kenapa dia di sini?"
Kim Taehyung dengan langkah pelan mendekatinya, gadis itu berdiri lima langkah dari Jeon Jungkook.
"Hei, Ajhussi Tua!" Tegur gadis Kim.
Jeon Jungkook menoleh, pupil hitamnya menyusut menatap Kim Taehyung sedang tersenyum lebar sambil menggerakkan tangan melambai padanya.
"Kau!"
"Ouh, kita bertemu lagi, Ajhussi Tua." Kim Taehyung tertawa menyebalkan.
Jeon Jungkook berdiri dari duduk lalu berdiri tegak. Ia memperhatikan gadis bodoh itu, ada yang aneh dengannya. "Kau kenapa?" Pertanyaan yang keluar pun spontan dari Jeon Jungkook saat matanya menangkap perban yang melilit kepala gadis menyebalkan ini.
"Aku? Memang aku kenapa?"
Wajah Jeon Jungkook langsung datar, ia mengantungkan tangannya masuk ke dalam kantung celananya. "Jangan sok polos."
"Hei, kau sendiri kenapa di sini? Menjenguk istrimu yang melahirankah?"
"Istri? Aku tidak punya istri."
"Oh, benarkah? Wah, sudah tua tapi mengaku masih bujangan? Dasar." Kim Taehyung mendengkus remeh.
"Kau ini kenapa hobi sekali membuatku kesal, heh?" Jeon Jungkook geram melihat tingkah gadis itu, ingin rasanya melemparnya ke jurang.
"Aku tidak membuatmu kesal. Kau saja yang sensian. Ah, sudahlah, tidak ada gunanya berbicara denganmu."
Saat ingin berbalik tangannya ditahan oleh Jeon Jungkook, refleks membuat ia terdiam di tempat.
-
-
-Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unable of Leave [KOOKV]
RomanceSummary: Aku tak mampu pergi dari orang yang telah merubah hidupku, aku akan hancur seperti kaca, apabila tak bersamanya. Karena dia hidupku berwarna. : : : : KookV GS. MinYoon GS. Start on Wattpad: 10 Juni 2019.