Part 10

2.2K 216 6
                                    


Setengah jam mereka menunggu dengan harap-harap cemas. Kim Seokjin sedari tadi duduk dengan rasa was-was memikirkan adiknya yang berjuang sendiri di dalam sana. Tangan itu berkeringat dingin, wajah yang khawatir tidak dapat dielak dari Kim Seokjin.

Pintu terbuka bersama satu orang berjas khas dokter, jari-jarinya melepas sarung tangan lalu mengantunginya ke dalam jas. Tiga orang yang terduduk pun akhirnya berdiri, mendekat ke Kim Mingyu —yang kebetulan menangani Kim Taehyung di dalam sana—.

"Bagaimana keadaan Taehyung, Mingyu?" Kim Seokjin yang bersuara lebih dulu.

Dengan senyum tenang Kim Mingyu menjawab, "Taehyung baik-baik saja, Seokjin-shi, hanya mendapat jahitan dua puluh di bagian pelipis kiri."

Park Jimin meringis mendengarnya. Ia tidak tahan membayangkan kalau-kalau hal itu terjadi pada dirinya. Pasti sangat-sangat tidak elit.

"Kau tidak main-main, 'kan? Tae baik-baik saja?"

Kim Mingyu mengangguk sekali lagi.

Park Seojoon diam, tapi dalam hati lega karena gadis itu baik-baik saja dan tidak mengalami cedera fatal di kepalanya.

"Tapi Dokter, telinganya tadi sempat mengeluarkan darah ... apa itu tidak apa-apa?" tanya Park Seojoon.

"Daun telinganya sedikit sobek. Tetapi sudah tidak apa-apa," jawab Kim Mingyu.

Park Seojoon mengangguk mengerti.

"Apa boleh aku melihatnya, Mingyu?" Kim Seokjin tidak mau repot-repot menoleh ke Park Seojoon, karena tidak penting juga ia menatap wajah yang ia benci.

"Ya, tentu saja. Kebetulan pasien sudah sadar."

Kim Seokjin langsung bergegas masuk, sebelum itu matanya menangkap siluet wajah Park Seojoon yang menatap dirinya lalu lebih memilih mengabaikan dan pergi masuk ke ruangan di mana adiknya berada. Tak lupa Park Jimin mengekor di belakang tubuh tegap Kim Seokjin.

"Sampai kapan kau membenciku, Seokjin ...." Bergumam yang bisa Park Seojoon lakukan setelah pria itu lenyap di balik pintu yang tertutup.

*

Kim Taehyung terbaring di ranjang, ia sudah memakai pakaian rumah sakit saat ini. Gadis itu masih tidur karena obat yang membuat dirinya mengantuk.

Tadi saat Kim Mingyu menjahit pelipis kirinya, ia sudah sadar tapi pas ingin menjerit, tiba-tiba gadis ini merasa terkena suntikan di bagian lengan kanan dan membuat dirinya hilang kesadaran kembali.

Kim Seokjin berdiri di samping kanan, menatap adik satu-satunya itu sendu. "Dasar, ceroboh. Kau hampir membuatku mati, Kim Taehyung," ujar pria Kim.

Park Jimin yang berdiri di sebelah Kim Seokjin hanya diam. Ia juga menatap gadis yang terlihat menyedihkan dengan perban melilit keningnya. "Aku tidak pernah melihat dia selemah ini," gumam Park Jimin.

Jari-jemari gadis bersurai hitam bergerak pelan, setelahnya ia mulai membuka mata dengan berat. Kedua orang di sana tersadar dan langsung berujar, "Tae? Hei?"

Kim Taehyung menggerakkan bola matanya ke kanan, menatap Kim Seokjin dan Park Jimin bergantian. "Aku di mana, Oppa?" lirih gadis tersebut.

"Kau di rumah sakit. Kecelakaan. Kau tak ingat?"

Kim Taehyung mengerutkan alis sejenak. Ia mencoba mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, kemudian merasakan denyutan di kepalanya, gadis itu meringis.

"Sudah jangan diingat. Kau baru siuman, Tae." Kim Seokjin mengelus kepala adiknya lembut.

Mengangguk pelan, ia menurut.

"Siapa yang membawaku ke sini, Oppa?" tanya Kim Taehyung pada Kim Seokjin.

"Park Seojoon," sahut Park Jimin tiba-tiba yang mendapati jelitan tajam dari Kim Seokjin. Membuat pemuda itu langsung mengatupkan bibir.

"Siapa dia?" Kim Taehyung menatap Kim Seokjin menuntut penjelasan.

"Jangan sebut nama orang yang paling kubenci, Taehyung." Nada suara Kim Seokjin mendingin, sukses membuat bulu kuduk Park Jimin meremang.

Gadis Kim bungkam, tidak mau melanjutkan karena kakaknya ini telah mengeluarkan nada sedingin barusan.

"Baiklah aku tidak menanyakannya lagi. Baik," ucap Kim Taehyung pelan.

Ia menatap Park Jimin, seperti berbicara lewat tatapan dan pemuda itu mengangguk mengerti. Park Jimin mendekat ke Kim Taehyung lalu memberikan gadis itu minum.

Kim Seokjin berbalik arah, kakinya berjalan ke sofa dan terduduk di sana. Mata almontnya menatap lurus, masih tersirat tatapan berapi di dalamnya. Bibir pria Kim berkedut, rahangnya mengeras.

Itu tidak lepas dari pandangan Kim Taehyung, gadis bersurai hitam mendelik ke Park Jimin yang berada di sampingnya. "Siapa Park Seojoon, Jim?"

"Nanti saja kuberi tahu, oke? Kau tidak mau kakakmu mengamuk, 'kan?" Suara Park Jimin sengaja ia kecilkan agar tidak terdengar oleh Kim Seokjin.

"Baiklah. Tapi janji, kau akan beri tahu aku saat Seokjin oppa tidak berada di sini?"

Park Jimin mengangguk. Kim Taehyung menghela napas setelah itu.

-
-
-

Tbc.

A/n: Boleh minta komennya yg panjang gk?'-' Jngn cuma next doang, sayang:)

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang