Part 20

1.4K 157 18
                                    

Kilas balik saat Kim Seokjin meminta Jeon Jungkook untuk menjadikan Kim Taehyung sebagai karyawan di perusahaan A.J Groups.

-
On.
-

Tungkai panjang berbalut celana jins putih melangkah ke dalam Cafe yang lumayan ramai petang itu. Mata bening mengedar mencari seseorang hingga akhirnya lengkungan puas muncul di bibir; menemukan seorang yang diajak janji temu.

"Apa sudah lama?"

Begitu sampai langsung bertanya, mendudukkan diri pada kursi di hadapan lelaki yang sedang memandang datar di tempatnya duduk.

"Tidak terlalu. Okay, aku tidak ingin banyak ini-itu, apa maumu?"

Jari tangan yang awalnya mengangkat cangkir berisi cokelat dingin terpaksa harus kembali melepaskan genggamannya, Seokjin membuang napas pelan; belum juga ia meneguk minumannya, sudah di-to the poin-kan saja oleh pria ini.

"Kau tidak lihat aku sedang lelah, ya? Setidaknya biarkan aku meminum minumanku terlebih dulu, baru kita masuk ke sesi selanjutnya, Tuan Jeon."

Baiklah, terdengar menggelikan bagi Jeon Jungkook. Apa-apaan lelaki Kim itu?! pikir Jungkook jengkel.

"Oh, ayolah, Bung! Tidak usah berekspresi menyedihkan begitu! Aku bercanda." Tertawa sendiri dengan ucapannya. "Ekhem, jadi, aku meminta bertemu denganmu di sini karena ...."

Alis Jungkook hampir-hampir menyatu mendengar permintaan dari Kim Seokjin, lelaki itu memandangnya serius serta memohon. "Maukah kau menerima adikku, Kim Taehyung, untuk bekerja denganmu? Terserah jadikan dia apa—asal jangan suruh mengangkang di bawahmu, kalau sampai terjadi, kutebas penismu sampai tak bersisa!—aku ingin melihatnya mandiri ... bisa 'kan, bantu aku, Jeon Jungkook?"

Jungkook diam, tak langsung menjawab. Ekspresi wajah lelaki itu masih kaku, tidak berubah sama sekali di mata Seokjin—membuat ia was-was.

Dehaman keluar mengagetkan Seokjin, lalu bibir dengan tahi lalat di bagian bawah bergerak—yang mana bisa membuat Kim Seokjin menahan napas di tempatnya, dan akhir dari ucapan orang di depan membuat Seokjin rasakan ledakan euphoria gembira di dada.

"Kau benar-benar serius dengan perkataanmu?! Oh, Tuhan, demi apa?! Ya ampun, aku senang sekali!"

"Kalau dia tidak mau, bagaimana? Aku tidak ingin memaksa."

"Ah, jangan khawatirkan itu! Bilang saja kau akan buat usahaku bangkrut, pasti dia akan luluh-asal tahu saja, adikku itu lemah kalau ada suatu hal terjadi padaku. Nah, sekarang mau, 'kan?"

Kepala bersurai arang mengangguk, Seokjin bertepuk tangan riang. Berakhirlah sore itu dengan kesepakatan yang mereka buat; tanpa tahu rencana sebenarnya di balik permohonan Kim Seokjin agar Kim Taehyung bisa bekerja dengan Jeon Jungkook.

-
Off.
-

Taehyung melempar tas kecil ke sampingnya, menekuk wajah kesal luar biasa. Tak habis pikir, kenapa manusia seperti Jeon Jungkook itu harus ada di dunia ini.

"Dari mana pula Seokjin oppa mengenal bajingan itu, sih?! Aku jadi curiga, jangan-jangan dia menjualku pada si Jeon-Jeon itu?! Dasar, kakak durhaka!"

Mengomel pelan di halte seberang gedung tinggi yang beberapa saat lalu ia pijaki.

Taehyung itu tidak suka dipaksa, apalagi diancam. Ia tidak mau ditekan oleh beban pikiran maupun memikirkan suatu hal yang akan membuatnya stress.

Kata gampangnya adalah; tidak mau susah, ingin ringkas, tidak perlu repot-repot menguras tenaga.

'Karena beban pikiran itu juga perlu tenaga, ya! Enak saja menyuruhku untuk berpikir kalau aku saja tidak mau melakukannya!' Prinsip seorang Kim Taehyung.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang