Part 8

2.1K 239 6
                                    

Kim Seokjin masuk ke ruangan pribadinya, mengabaikan teriakan protes dari adik manisnya yang menatap pintu bercat coklat tajam.

"Kalau sampai dia melakukan itu, lihat saja apa yang akan terjadi pada panci-panci mahalnya." Menghentak kesal, ia keluar dari Cafe Kim Seokjin dan itu tidak luput dari mata Park Jimin.

Pemuda itu hanya menghela napas, ia berbalik kembali ke pekerjaannya.

Kim Taehyung berjalan di trotoar lengkap dengan masih memakai pakaian Cafe. Bibir mungil berceloteh kesal, kaki menendang krikil yang menganggu jalan. Ia terus saja mengutuki kakak lelakinya, mengomel tidak jelas dengan suara berbisik agar tidak dianggap gila oleh orang-orang sekitar.

Gadis Kim berhenti dan berdiri, kedua tangan di pinggang lalu mendengkus. "Aku benci ahjussi tua itu."

Kedua lengan ia turunkan lagi dari kedua sisi tubuh. Ia berbalik ingin menyeberangi jalan dan tidak lagi melihat ke arah lampu pejalan kaki yang berubah warna peringatan —bahwa ia tidak boleh menyeberang dulu— tapi kakinya sudah melangkah santai tanpa tahu ada sebuah mobil yang ingin melintas.

Orang-orang di sana menjerit memperingatkan gadis manis itu untuk mundur. Kim Taehyung yang terkejut akan teriakan menoleh ke arah mobil putih yang hampir sampai di dekatnya.

Ia ingin pergi, ingin berlari tapi sialnya kedua tungkainya lagi-lagi kram, mati rasa dan itu sukses membuatnya panik.

"Oh, tidak! Aaaa!" teriaknya saat mobil putih itu melaju dan menabrak tubuhnya.

Gadis itu terpelanting sejauh dua puluh kaki, membentur aspal yang membuat baju putih dengan garis biru di kerah menjadi kotor. Orang-orang berbondong-bondong mendekati sang korban yang kini dipenuhi darah yang mengalir di pelipis dan juga telinga.

Kim Taehyung merasakan badannya remuk sebelum benar-benar hilang kesadaran.

Pemilik mobil yang menabrak Kim Taehyung tersebut dengan gemetar keluar dari dalam, berjalan cepat menuju korbannya. Ia berjongkok dan mengangkat kepala gadis bersurai hitam, melihat wajah gadis tersebut.

"Astaga, Tuhan! Tolong, bawa dia ke mobilku," kata orang itu lalu beberapa manusia di sana langsung bergerak membopong tubuh Kim Taehyung yang sekarang sudah benar-benar tidak sadarkan diri.

***

"Park, di mana Taehyung?"

Park Jimin menoleh ke Kim Seokjin. "Aku tadi melihat dia pergi, Hyung."

"Ke mana?" Kim Seokjin mengernyit.

Park Jimin menggeleng tidak tahu. "Aku rasa dia marah padamu? Mungkin ...."

Kim Seokjin menghela napas. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu tadi pada Kim Taehyung. Tahu sendiri bagaimana sifat gadis itu kalau sedang marah. "Aish." Kim Seokjin mengutuk dirinya sendiri.

Lonceng pintu Cafe berdenting pelan, menginterupsi kedua pemuda di dalamnya. Ada seorang gadis kecil berlari masuk, ia seperti panik.

"Oppa, oppa!" teriaknya cempreng.

Gadis kecil itu hampir tersandung kaki mungilnya apabila tangan Kim Seokjin tidak menangkap tubuh yang hampir tersungkur ke lantai.

"Hara, tolong jangan berlari, Sayang." Kim Seokjin menatap gadis kecil tersebut. "Ada apa, hm? Kenapa kau lari-lari seperti ini?"

Hara mengatur napasnya yang memburu akibat berlari, setelah dirasa agak melegakan, ia berujar, "Oppa, Tae-tae eonni, Oppa!"

Alis saling menukik di kedua wajah pemuda itu. "Ada apa dengan Tae-tae eonni?" tanya Park Jimin. Hati pemuda Park merasakan debaran tak mengenakkan.

Hara menangis panik yang malah membuat Kim Seokjin mengangkat tubuh kecilnya dan membawanya ke kursi.

"Hara, ada apa? Katakan, ada apa? Kenapa kau menangis? Oppa tidak mengerti kalau kau tidak menjelaskannya. Ayo, ceritakan," kata Kim Seokjin.

Bibir mungil yang tipis itu bergetar, hidung yang memerah serta lendir menjijikkan turun dari sana dan juga mata yang memerah. Park Jimin yang melihatnya buru-buru mengambil tissue lalu mengelap wajah penuh ingus serta air mata bocah berumur lima tahun tersebut.

Setelah merasa mendingan, Park Jimin kembali bersuara. "Sekarang katakan, apa yang terjadi dengan Taehyung eonni?"

"Tae-tae eonni ... hiks, di-dia tertabrak mobil di sana! Tubuhnya penuh darah saat Hara melihatnya digendong masuk ke mobil, Oppa. Maka dari itu, Hara berlari dari tokoh eomma ke sini."

Seperti petir yang menyambar jantungnya, detik itu juga Kim Seokjin berlari keluar Cafe tanpa melihat lagi Park Jimin yang berteriak memanggil-manggil namanya.

Yang sekarang ada di otaknya adalah Kim Taehyung, bagaimana gadis itu dan juga ia harus memastikan bahwa adik semata wayangnya akan baik-baik saja. Ia tidak mau hal buruk menimpa Kim Taehyung, ia tidak mau adiknya kenapa-kenapa.

Kakinya ia paksakan berlari menuju tempat kejadian dan setibanya di sana ia menemukan mobil yang membawa adiknya telah pergi.

"Kim Taehyung!"

-
-
-

Tbc.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang