Part 14

2.3K 215 20
                                    

Mulutnya menggerutu sambil berjalan menggeret tiang infus di tangan kiri, susah payah menahan rasa sakit di bagian pantatnya yang tadi jatuh karena ulah si Ajhussi Tua, Jeon Jungkook.

Kim Taehyung sesekali berhenti dan mengelus titik di mana rasa nyeri itu berasal.

"Dasar, ajhussi tua tak punya perasaan! Tega sekali membuatku menderita seperti ini," ucapnya pelan.

Saat ingin melangkah kembali, ia tiba-tiba mengurung niatnya untuk berjalan. Mata Kim Taehyung menyipit dengan kepala yang menjulur sedikit ke depan, memperjelas apa yang ia lihat.

"Oh, astaga!"

Gadis itu buru-buru berjalan ke tiang lalu menyembunyikan dirinya di balik sana. Napasnya tertahan di dada, seolah ia akan mati detik berikutnya.

Kepalanya menengok ke samping, matanya mengintip sedikit menatap orang dengan kemeja biru dan berjas putih.

"Pasti dia utusan Seokjin oppa. Ah, sial!" gumamnya.

Pemuda itu berbalik dan pandangannya memencar ke mana-mana. Kim Taehyung tetap pada tempatnya. Ia menatap gerak-gerik orang tersebut.

"Tunggu, kenapa sepertinya aku mengenalinya ... ah, bangsat! Park Jihoon!"

Buru-buru ia menutup mulut saat suaranya memekik. Pemuda itu berbalik dan melihatnya.

"Nah, ketemu! Kim Taehyung, tunggu!"

Gadis itu buru-buru berlari dari tempatnya bersembunyi. Park Jihoon mengejarnya dari belakang. "Tunggu, Taehyung! Kembali, hei!"

Terus berlari dari kejaran Park Jihoon, gadis itu berhenti lalu berbelok ke koridor yang mengarah ke jalan utama rumah sakit, menuju keluar.

Infus di tangannya telah hilang dan meninggalkan darah yang mengucur dari punggung tangan. Kim Taehyung meringis sambil menahan tangannya yang perih. Gadis itu sampai pada parkiran mobil, ia buru-buru berlari ke sisi kanan mobil dan bersembunyi di sana.

Kim Taehyung berjongkok dan menahan laju darah di punggung tangannya. "Ck, kenapa Seokjin oppa seperti gangster begini?! Banyak sekali anak buahnya."

Gadis itu meringis. "Aw, sialan! Kenapa sakit sekali," lirih Kim Taehyung.

Park Jihoon berhenti, napas pemuda tersebut tersengal. Ia membungkuk dengan kedua tangan menyangga di lutut.

"Astaga, cepat sekali gadis itu berjalan. Tak tahu, kah, kondisinya seperti itu?!"

Wajah Kim Taehyung banjir keringat, ia mengusapnya lalu menyenderkan punggung sempit itu ke mobil —masih berjongkok.

"Kim Taehyung, ayolah, kembali ke ruanganmu. Kondisimu belum pulih!" Pemuda itu bersuara lantang, ia berdecak lalu menendang kerikil di bawah kakinya.

Gadis Kim masih bertahan pada bentengnya, ia diam tak menjawab. Perlahan maniknya mengintip dari cela tersembunyi, menatap Park Jihoon yang masih berdiri.

"Ayolah, jangan seperti patung yang tak bergerak dan tak bernyawa yang hanya diam di tempat, bodoh! Pergi sana!" Kim Taehyung berujar geram.

Tak berselang ia berkata seperti itu, Park Jihoon menghela napas dan melangkah pergi dari parkiran mobil. Gadis Kim langsung menyembunyikan wajahnya kembali.

Setelah di rasa pemuda Park tersebut hilang, gadis itu berdiri dari jongkoknya. Ia menghela napas lega. Kim Taehyung lupa bahwa tangannya berdarah, ia langsung meringis dan merunduk memegangi luka pada punggung tangan.

"Aih, tidak seru! Kenapa harus terluka dan berdarah begini!"

Kim Taehyung berbalik dan ia terkejut mendapati pria tinggi menyebalkan yang tadi membuat pantatnya sakit. Pria itu bersedekap, mata hitamnya memandang sepasang caramel milik Kim Taehyung datar.

"Bodoh."

Gadis itu meringis karena telah ketahuan bersembunyi di balik mobil hitam -yang sepertinya milik Jeon Jungkook- ini.

Kim Taehyung menyembunyikan tangannya yang terluka di belakang tubuh. Ia mendongak karena tinggi badan pria di depannya lumayan membuat gadis itu pegal.

"Kenapa kau berada di sini?" tanya Jeon Jungkook, mulai mengintrogasi seperti polisi.

Kim Taehyung menjawab dengan dahi mengerut, "Suka-suka diriku ingin di mana saja, itu bukan urusanmu."

"Jelas ini urusanku, karena kau di dekat mobilku. Ah, kau ingin membobol mobilku yang mewah ini?"

Gadis itu berdecih jijik. " 'Mobil mewah', katamu? Eleh, mobil begini saja sudah bangga! Heh, di rumahku ada sepuluh yang seperti ini! Sombong sekali kau, cih! Lagian pula, untuk apa aku memboboli mobilmu? Tidak elit sekali."

"Kau ...."

Jeon Jungkook ingin sekali membuat mulut yang suka berkata seenaknya saja itu bungkam. Ia geram, kesal, marah setiap kali melihat bibir kecil itu melontarkan kalimat-kalimat menyebalkan dan juga memancing kekesalannya hingga ke ubun-ubun.

"Apa?!"

Kim Taehyung melototi pria di depannya dengan ekspresi menggemaskan, tapi tidak berlaku di mata Jeon Jungkook. Pria itu melangkah maju dan Kim Taehyung tambah melototinya.

Diam-diam tangan yang ia sembunyikan di belakang tubuh mengepal.

-
-
-

Tbc.

Heheh, aku kambek~

Kangen, gk? :" gk ya? Yudah :""

Jangan lupa vote dan komen ya.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang