Part 5

2.6K 262 7
                                    


Kim Mingyu membantu Kim Taehyung berdiri, ia langsung memapah gadis itu ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan, membukakan pintu dan mendorong pelan bahu sang sahabat agar masuk ke dalam mobil. Pintu ditutup setelahnya.


Tak ada yang berniat memulai obrolan, gadis kuncir satu hanya diam, lebih memilih memilin tautan jari jemari. Dokter muda itupun sama, ia lebih memilih memfokuskan diri ke kemudi. Pemuda ini hanya sesekali melirik ke arah Kim Taehyung lewat ekor mata, tampak tak berani menatap lama.

"Mingyu, aku boleh minta obatku?"

Suara gadis memecahkan keheningan di dalam mobil Kim Mingyu, menoleh ke arah sang penanya lalu mengangguk dengan senyum manis. "Aku akan berikan setelah kita sampai di Cafe kakakmu."

Kim Taehyung mengangguk kemudian.

*

Dua puluh menit berlalu, mobil silver itu berhenti di sebuah Cafe di kawasan dekat perkantoran. Kim Taehyung melepas sabuk pengaman dari tubuhnya lalu membuka pintu dan turun dari mobil Kim Mingyu. Ia berjalan mendekat ke pintu di mana Dokter pribadinya berada. Mengetuk kaca pelan dengan ujung jari, saat itu pula pemuda Kim menurunkan kacanya.

"Obatku?" Tangan menjulur, menengada meminta apa yang dijanjikan oleh Dokter muda tadi.

"Akan kuberikan saat jam pulangku berakhir, oke?" Terkekeh saat melihat raut gadis Kim berubah.

"Kau curang, Mingyu," katanya.

Kim Mingyu mengangkat bahu acuh. "Suka-sukakulah." Lalu tertawa menyebalkan. "Sudah, ya, aku pergi. Sampai jumpa nanti, Kim Taehyung." Satu kedipan jenaka ia berikan pada Kim Taehyung yang langsung menatap jengkel dirinya.

"Menjijikan." Kim Taehyung berbalik dan pergi masuk ke Cafe setelah mobil sahabatnya berlalu.

Menetralkan ekspresi wajah menjadi ceria, tangan mendorong pintu masuk dan langsung menampilkan cengiran khas, menyapa pegawai lainnya dan melangkah ke kasir di mana Kim Seokjin berkutat.

"Selamat pagi, Oppa," sapanya hangat.

Yang disapa mengangkat wajah. "Selamat pagi juga, Nona Kim. Kau terlambat lagi dua menit dari waktu yang ditentukan!"

Kim Taehyung langsung memelas dengan beraegyo. "Hanya terlambat dua menit, Oppa. Tega sekali kau," kata gadis itu.

"Tidak ada toleransi! Bersihkan meja-meja di depan sekarang juga, Kim Taehyung."

Berdecak kemudian, lalu pergi ke belakang untuk berganti baju dan setelahnya menjalani perintah sang Pemilik Cafe.

Saat Kim Taehyung berada di luar, mata karamel itu menangkap Park Jimin yang sedang terduduk di bawah teduhnya pohon bersama satu cap es krim. Gadis Kim mendengkus.

"Woy, pemalas!" Semburnya membuat pemuda Park tersedak tidak elit. Menahan tawa terbahak melihat temannya tersedak, Kim Taehyung pun menghampiri.

"Apa-apaan kau ini?! Ingin membuatku mati, hah?!" Park Jimin mengelap bibirnya.

Gadis Kim menatap datar, lalu berujar, "Kau akan mati kalau kakakku tahu kau bermalas-malasan! Nah, pilih yang mana? Mati karena tersedak es krim atau mati dihajar oleh Kim Seokjin?"

"Bangsat!"

Tertawa lepas keluar dari Kim Taehyung. "Cepat berdiri atau kuadukan dengan kakakku!"

Maka pemuda Park berdiri dari duduk santainya dan langsung menatap Kim Taehyung sangsi. "Dasar pengadu."

Kim Taehyung tak mengubris perkataan Park Jimin. "Lakukan dengan baik pekerjaanmu, Pendek." Kim Taehyung berlari setelah mengatakannya.

*

Jam makan siang telah tiba, seorang pria dengan setelan mahalnya berjalan keluar dari perusahaan megah, memasuki sebuah mobil sport hitam dan membawa kendaraan itu melaju pergi.

Satu tangan menempelkan earphon kecil di telinga, menelpon seseorang.

"Aku segera sampai." Setelah berujar, earphon dilepaskan dari telinga.

Mata dengan onix kelam tersebut menatap lurus dengan kedua tangan di stir. Raut tegas tercetak di rahangnya serta dua gigi kelinci yang menyembul saat bibir sedikit terkuak. Wajah itu datar, tak memiliki ekspresi sama sekali.

Mobilnya berhenti di sebuah Cafe dengan papan nama yang lumayan mencolok, membuka pintu dan keluar. Kaca mata hitam bertengger di hidungnya yang lancip, kakinya melangkah memasuki Cafe tersebut.

Kim Taehyung sedang berada di dekat pintu, menolehkan kepala saat denting lonceng kecil berbunyi menandakan bahwa ada pengunjung yang datang.

Dengan senyum ramah gadis itu membungkuk hormat. "Selamat datang di Cafe Seokji. Silakan masuk, Tuan."

Pria itu seperti dejavu saat mendengar suara gadis ini. Maka tangannya segera melepaskan kaca mata dari hidungnya. Kim Taehyung mengangkat wajah, refleks membulatkan mata saat maniknya menatap pria tersebut.

"Kau!" Mereka berdua saling memandang dengan raut mengerikan di wajah masing-masing.

-
-
-

Tbc.

A/n: Aku up lgi. Ada yg nunggu?
Voment jngn lupa

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang