Part 7

2.3K 247 4
                                    


Kim Taehyung membanting note berserta bolpen ke atas meja, sukses mendapati pelototan kaget dari teman seprofesinya, Park Jimin. Pemuda itu meletakan cangkir berisi Caramel Latte di samping benda yang dibanting oleh gadis Kim, ia melihat raut wajah manisnya merengut. "Kau kenapa?" Tangan pemuda Park mengambil catatan kecil berisi pesanan, lalu membaca sebentar dan mengangguk mengerti.


"Aku tidak mau melayani si ajhussi tua itu! Apa-apaan dia? Seenaknya menyuruhku menyatat ini-itu padahal hanya dua tiga pesanan yang dia pesan?! Sumpah, ingin kutenggelamkan saja dia!" gerutu Kim Taehyung kesal luar biasa dengan ajhussi tua yang ia sebut. Park Jimin menoleh.


"Memangnya siapa yang kau maksud 'ajhussi tua'?" "Itu! Lelaki berwajah kaku yang duduk di meja tujuh belas." Mata pemuda Park berkeliaran mencari sosok yang dimaksud di meja bernomor tujuh belas. Sedikit merengutkan alis. "Astaga, kenapa dia di sini?" Park Jimin memelankan volume suaranya menjadi bergumam agar Kim Taehyung tak mendengarnya. "Sudah sok keren, menyebalkan dan tidak berperasaan lagi!" ucap Kim Taehyung. Gadis itu menoleh ke Park Jimin, alis kiri dinaikan.


"Ayolah, Park, jangan bilang kau mengenalnya?" Park Jimin langsung menggeleng. "Tidak." "Tampangmu mencurigakan," katanya. Pemuda barista pun berdecak dan setelahnya memilih untuk menghiraukan gadis berkuncir satu. Dalam hati bertanya, mengapa pemuda Jeon ada di sini? Apakah ia sedang ingin bertemu dengan kliennya? Entahlah. Selesai meracik minuman yang Jeon Jungkook pesankan, Park Jimin meletakan secangkir kopi dan juga americano mocca di atas meja, menggeser dua cangkir tersebut ke Kim Taehyung.


"Sudah?" Park Jimin menggangguk mengiyakan. Kim Taehyung menarik dua cangkir dari hadapan, meletakannya di atas nampan serta menaruh sepiring cake coklat, tapi sebelum ia mengantarinya ke meja tujuh belas gadis itu menyeringai. Park Jimin yang melihatnya agak merinding. "Kuharap kau tidak berbuat macam-macam, Tae." Matanya ia pandangkan ke manik abu-abu Park Jimin. "Ah, tidak. Hanya saja aku ingin bermain-main sedikit. Haha." Pemuda Park menghela napas.


"Terserah." Kim Taehyung mengangkat nampan dan berjalan ke meja Jeon Jungkook dengan senyum manis. Jeon Jungkook mengalihkan matanya ke gadis pelayan yang sedang berjalan mendekat, mendadak senyum sombong ia sematkan di bibir melihat gadis berkuncir satu telah sampai di sampingnya. "Maaf sedikit lama, Tuan." Ia tersenyum ramah dan Jeon Jungkook tak menyadari arti dari senyuman yang diberikan oleh Kim Taehyung tersebut.


"Ya, tidak masalah." Gadis itu meletakan satu per satu pesanan yang ada di nampan, saat ia ingin meletakan satu cangkir berisi cairan kental berwarna hitam ke samping tangan Jeon Jungkook yang terdapat jam tangan mahal, ia menyeringai lalu berpura-pura tak sengaja menumpahkan cairan pekat dan masih panas ke tangan pria Jeon.


"Oh, maafkan aku, Tuan! Ya ampun," katanya berlagak syok. Jeon Jungkook langsung mengibas-ngibas tangannya yang terasa terbakar karena kopi itu. "Akh! Kau harusnya hati-hati! Ck, sial." "Maaf, Tuan. Aku tidak sengaja, sumpah! Sini kubersihkan—" "Tidak perlu! Jauhkan tanganmu dariku."


Gadis itu diam, wajahnya menunjukkan raut merasa bersalah. "Maafkan aku, Tuan," lirihnya. Jeon Jungkook berdiri dari duduknya dengan kasar, hampir merobohkan kursi ke belakang. Pria itu menatap Kim Taehyung tajam, membius mata karamel gadis tersebut yang nampak polos. "Urusan kita belum selesai, kau tahu? Akan kubuat kau membayar apa yang telah kau lakukan padaku."


Jeon Jungkook mengambil kunci mobil berserta ponselnya, tanpa babibu lagi ia melangkah pergi dari sana meninggalkan Kim Taehyung yang masih pada posisinya berdiri. Setelah memastikan pria itu keluar dari Cafe, Kim Taehyung meledakkan tawa.


"Hahaha, lucu sekali wajahnya yang memerah mengerikan itu! Astaga, perutku, Tuhan! Hahaha." Tangannya memukul-mukul dasar meja dengan suara tawa membahana. Kim Seokjin melihat itu, ia berdiri di belakang punggung gadis yang sedang tertawa terpingkal-pingkal.


"Bagus, ya, bagus! Selalu saja membuat kegaduhan yang tidak pernah habisnya kau, Kim Taehyung." Seketika tawa Kim Taehyung berhenti, tubuhnya mendadak beku. Ia menoleh terpatah-patah ke arah belakang dan menemukan Kim Seokjin sedang mengunduskan tatapan mematikan ke dirinya.


"Bersihkan semua kekacauan yang telah kau buat dan jangan harap kau mendapatkan gajimu bulan ini!" "Apa?! Oppa, jangan begitu! Kalau aku tidak mendapat gajiku bulan ini, bagaimana aku bisa membayar barang-barang onlineku?!" "Aku tidak peduli pada barang-barang sampahmu itu. Yang jelas tidak ada gaji bulan ini untukmu. Selesai!" "Oppa!"

.

.

.

Tbc

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang