Part 21

1.4K 144 18
                                    

Jeon Jieun terduduk bersebelahan bersama seorang perempuan, wajah basahnya membuat hati adik Jeon Jungkook mencelos. Berusaha meredakan emosi, tangan halus mengelus bahu bergetar simpati; tidak tahu lagi bagaimana cara menenangkan agar berhenti menangis.

"Sudah, Eonni, aku tidak tega kau begini."

Mengusap air mata, mengontrol isak menyakitkan.

"Aku tidak mengerti bagaimana isi kepalanya bekerja. Dia menghubungiku, mengajak untuk bertemu, lalu tiba-tiba mengakhiri dengan sepihak-apa salahku?! Katakan, Jieun, di mana letak kesalahannya?" Lee Taeyeon menatap sosok bersurai hitam, meminta setidaknya penjelasan tentang apa yang ia alami sekarang.

"Oppa mungkin butuh waktu untuk sendiri. Aku yakin dia pasti akan kembali lagi denganmu."

Tangis pecah kembali, Jieun segera memeluk tubuh kecil Taeyeon, mengusap bahunya berulang.

"Aku benar-benar mencintai Jungkook, tetapi mengapa dia malah menuduhku berselingkuh dengan orang lain?" Suara melemah, berujar lirih-mampu mengiris hati siapa saja yang mendengar; Jieun tercekat, tidak tahu harus berkata apa.

Kemudian gadis lebih muda melepas dekapan hangatnya dari perempuan dua puluh tiga tahun, tersenyum tipis lalu berkata, "Biar kucoba bicara pada Jungkook oppa, siapa tahu dia mau mendengar, bukan? Eonni tenang, ya, aku pasti membantu."

Ucapan lugu dari Jieun membuat Taeyeon memandang matanya, bibir melengkung tak percaya, maka ia menarik tangan adik dari Jeon Jungkook untuk digenggam dengan harap di dalamnya. "Kau serius dengan yang kau katakan? Oh, terima kasih!" Langsung memeluk erat, dibalas kekehan serta anggukan kepala bersurai hitam panjang milik Jeon Jieun.

Ujung mata ia usap menggunakan ibu jari, menyisakan satu seringai di baliknya. Tak sia-sia melakukan rencana bertemu gadis bodoh ini dan menceritakan kebenaran yang telah direkayasa. Sudah dikatakan bahwa Lee Taeyeon tidak akan pernah melepas Jeon Jungkook begitu saja, tidak akan pernah; sebelum lelaki itu tunduk padanya

***

Kim Taehyung sampai ke rumah dengan keadaan lebih baik pasca penyakit sialan kambuh. Tadi sempat sedikit dipapah oleh Bo-Gum sampai teras-jam segini Seokjin masih di Cafe-inginnya membantu gadis itu masuk, tetapi ditolak, berakhir diusir karena urusan lelaki itu sudah selesai; kata Taehyung.

Taehyung berada di kamar sekarang, telah mengganti pakaian dengan baju rumahan; sweeter ungu dan celana pendek selutut, tidak menyusahkan diri sewaktu ia memakai pakaian tadi pagi. Terlalu bertele-tele juga lama dikenakan, sudahlah, ia benci mengingatnya!

Membaringkan tubuh di ranjang, membuka ponsel, mengecek akitivitas sosial media, barangkali ada hal menarik, tetapi tidak ada satupun yang bisa membuat wajah itu terlihat terhibur.

"Ah, membosankan!" Lempar benda mati ke sebelah, Taehyung merubah diri menjadi miring; menghadap kiri, termenung memikirkan tentang penyakitnya.

Jujur, ia takut. Takut apabila benar-benar lumpuh dan berakhir menjadi tak berguna untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Bagaimana kalau dirinya menyusahkan nantinya?

"Cih, itu sudah pasti, Tae! Kau akan membuat banyak pasang mata kasihan padamu! Tck, menjijikkan melihat mereka memandangku seperti itu," gumamnya dalam sunyi.

Menghela napas panjang, memilih bangun dari rebahan, bibir bergerak meringis saat dirasa kaki mulai kram lagi. "Kau jangan menyebalkan seperti ahjussi tua itu, bisa tidak, huh?! Aish, mengapa dia yang terlintas di pikiranku? Menggelikan!"

Bergidik, Taehyung menepis jauh-jauh tentang lelaki pongah, cukup sadar bahwa ia tidak boleh menaruh apa pun pada Jeon Jungkook.

Terlalu berisiko.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang