Part 11

2.1K 213 3
                                    

Jeon Jungkook memangku tangan di atas meja, mata sehitam jelaga menatap orang yang terduduk berhadapan dengannya. Sorot mata menggelap, penuh benci.

"Maafkan aku, Jungkook. Aku mohon maafkan aku," lirih orang tersebut dengan mata berair.

Lelaki Busan hanya diam, enggan untuk menjawab. Ia benci wanita ini.

"Aku mohon, Jungkook, tolong jangan seperti ini. Kau tahu itu bukan aku. Kau harus percaya padaku." Air mata lolos dari pelupuk yang bergetar.

Jeon Jungkook berdecih. Muak dengan tangis palsu wanita bermuka dua. Raut wajah Jeon Jungkook mendingin, ia tak percaya dengan perkataan yang lisan itu jabarkan.

"Sudahlah, aku muak." Tubuhnya berdiri dari duduk, membenarkan jas lalu menatap wanita yang masih terseduh-seduh penuh intimidasi.

"Jangan lagi menampakkan wajahmu di hadapanku. Aku benar-benar akan membuat hidupmu hancur kalau sampai kau menunjukkan batang hidungmu lagi. Kita selesai."

Wanita itu membolakan mata, ia menggeleng. "Tidak, Jungkook! Aku mohon dengarkan aku dulu, aku—" Tangannya ditepis oleh Jeon Jungkook saat ingin menjangkaunya.

Lelaki itu dengan tenang melangkah pergi meninggalkan wanita yang menatap punggungnya tajam. Jarinya yang lentik langsung mengusap air mata dengan raut dingin, wanita tersebut menghela napas.

"Cih, lihat saja nanti, Tuan Jeon. Akan kubuat kau membayar semua perlakuanmu tadi padaku. Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja. Kau harus jadi milikku, apapun yang terjadi." Seringai tipis terbit di bibir yang terpoles warna merah jambu.

Jeon Jungkook masuk ke mobil, melajukan kendaraan beroda empat tersebut di jalanan yang padat. Ekspresi wajah tampan itu tidak berubah masih sedingin batu es, mungkin lebih dari batu es.

Ponsel di dashboard berdering nyaring, matanya melirik lalu memakai benda kecil yang ia tempelkan di telinga kiri.

"Ya?" jawabnya setelah nada tersambung.

"Kau di mana Jeon?!" Dari nada yang ia tangkap, seseorang di seberang telpon panik.

"Ada apa?"

"Cepat datang ke rumah sakit sekarang juga! Adikmu jatuh pingsan tadi pagi. Aku mohon, Jeon."

"Baiklah, aku segera ke sana. Kirimkan alamatnya setelah ini padaku." Sambungan terputus sesudahnya.

Tak lama kemudian ponsel putih tersebut menampilkan pesan di mana alamat rumah sakit tertera. Langsung saja pedal gas ia injak dengan kecepatan kilat.

***

Tungkai yang beralas pantofel hitam tersebut menghentak di penjuru lorong berbau antiseptik. Raut yang ia tampilkan sedikit cemas, takut adiknya kenapa-napa.

Saat mata jelaganya menangkap seorang yang ia kenal baru saja menutup pintu salah satu ruang rawat pasien.

"Kim Yohan, bagaimana adikku?" Ia sampai di depan pemuda tampan tersebut. Menatap ekspresi Kim Yohan.

Kim Yohan menghadap Jeon Jungkook, pemuda itu memandangnya dengan datar. "Kau ini kakak macam apa, heh, adiknya jatuh pingsan saja tidak tahu?"

"Aku sibuk, Yohan. Jadi tolong jangan berdebat untuk saat ini," ujar Jeon Jungkook.

Kim Yohan menghela napas. "Jieun baik-baik saja. Dia hanya dehidrasi kata dokter."

"Lalu, kau mau ke mana?"

"Cari makan, aku lapar. Sekarang kau masuk ke dalam dan temui adikmu yang manja itu." Kim Yohan pergi setelah berkata demikian.

Jeon Jungkook langsung masuk ke dalam menemui Jeon Jieun yang terbaring di ranjang. Gadis itu sedang memainkan ponsel. Matanya menangkap sosok sang kakak yang berjalan mendekat, langsung melepaskan benda persegi tersebut dari tangan yang terinfus.

"Oppa! Aih, kau ke mana saja?!" Jeon Jieun mempoutkan bibir saat Jeon Jungkook berdiri di sampingnya.

Lelaki itu tersenyum lembut. "Maaf, baru bisa datang. Aku tadi ada urusan. Kau baik-baik saja, hn?" tanya Jeon Jungkook sambil mengusap kepala adiknya.

Jeon Jieun mengangguk. "Aku hanya dehidrasi saja. Hehe."

Lelaki itu terkekeh kecil.

"Oppa, kau tidak datang bersama Taeyeon eonni?"

Jeon Jungkook diam. "Kenapa kau menanyakan wanita itu?"

"Aku rindu eonni, Oppa. Kau tahu sendiri aku dekat dengannya seperti apa, 'kan?"

"Aku sudah selesai dengannya."

Jeon Jieun melebarkan mata. "Apa?! Kau bicara apa, Oppa? Kenapa kau mengakhiri hubunganmu dengan Taeyeon eonni?!"

Lelaki Jeon tak langsung menjawab. Ia sedikit mengubah ekspresi di wajah. "Dia yang memulai dan aku muak dengan kepalsuannya."

Jeon Jieun bungkam, menatap kakaknya lekat-lekat. "Jangan katakan, bahwa kau tidak lagi mencintainya?"

"Dia yang membuatku muak. Dia yang membuatku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Aku tahu dia busuk di dalam. Jadi aku mohon padamu, berhenti mendekatiku dengannya."

Jeon Junkook balas menatap gadis yang terbaring di ranjang. "Biarkan aku bebas dari Lee Taeyeon." Ia berbalik dan melangkah pergi dari hadapanan Jeon Jieun yang menatap punggungnya diam.

-
-
-

Tbc.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang