Part 18

2K 200 17
                                    


Jeon Jungkook bersedekap dengan punggung menyender di mobil. Matanya menatap Kim Taehyung di depannya; mengenakan helm. Gadis itu tampak kesal luar biasa.

Taehyung yang mendapati tatapan dari Jungkook merasa dongkol, lalu ia maju selangkah hingga berjarak sedikit.

"Kau ini ada masalah hidup apa denganku? Ingin mencelakaiku bersama temanku yang cebol ini?"

Jimin mendelik tajam, menatapnya jengkel. Dirinya lagi yang diolok. Dasar, bedebah!

Jungkook menegapkan tubuh, tersenyum kecil. "Heran denganmu. Selalu saja tarik urat bila berhadapan denganku. Padahal aku ini menyenangkan."

Taehyung tersenyum mengejek. "Menyenangkan dari mana? Yang ada membuat jengkel, iya."

Jimin berdiri di samping Taehyung, matanya memandangi lelaki Jeon. Dalam hati bergumam apakah si Jeon Jungkook mengenalnya atau tidak. Pemuda sedikit pendek itu bersuara, "Sepertinya aku mengenalmu. Tapi ... aku lupa." Lalu terkekeh bodoh.

Satu-satunya gadis di antara mereka menginjak kaki Jimin, membuat pemuda tersebut terpekik. "Diam saja bisa tidak?"

"Kau ini jahat sekali!"

Taehyung mengibaskan tangan tak peduli. Gadis itu kembali mengalihkan atensi pada Jeon Jungkook. "Dan kau. Berhentilah mengangguku!"

Keduanya bertatapan; yang satu sengit dan satunya lagi memandang malas.

"Tidak ingin kuganggu? Nah, aku punya penawaran. Bagaimana kalau kau menjadi asistenku, Nona? Maka aku tak menganggumu. Ah, aku tidak menerima penolakan."

Memasang wajah masam, ia menjawab ketus. "Aku tidak mau! Memangnya kau siapa, huh? Kau pikir, kau bisa mengendalikanku? Oh, tidak semudah itu, Tuan Tua!"

Jungkook mengangkat bahu acuh. Menampilkan senyum arogan yang membuat Taehyung ingin sekali menamparnya dengan keras. Jungkook mencodongkan badannya sedikit ke Taehyung, membuat gadis itu memundurkan kepala agar tidak terjadi tabrakan antar wajah.

"Aku bisa membuatmu tidak akan menolak. Lihat saja nanti." Mengerling dan menarik seringai. Sukses membuat Taehyung diam menahan kepalan tangan geram.

Jimin yang melihatnya cepat-cepat menenangkan gadis tersebut. Buru-buru menyingkirkan tubuh Kim Taehyung dan membawanya pergi dari sana sebelum gadis senyum kotak meledak lalu membuat kekacauan. Jimin tidak mau mengambil risiko. Oh, pemuda itu masih sayang dirinya.

Jeon Jungkook menyembunyikan tangannya di dalam saku celana. Memandang kepergian gadis manis tersebut dengan senyum. Merasa tak sabar menantikan hari-harinya kelak bersama Kim Taehyung yang dipenuhi kekesalan gadis itu.

***

Taehyung membaringkan tubuhnya di atas sofa setelah mandi. Tangannya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja kaca—ngomong-ngomong, ia sendirian di rumah. Jangan tanya ke mana kakak lelakinya itu, Kim Taehyung malas mempedulikannya. Palingan ia ada perkerjaan di luar sana.

Sedang asyik menyetel lagu, ia diganggu oleh suara ketukan di pintu utama. Pura-pura tidak dengar saja yang gadis itu lakukan—sungguh, ia malas berjalan ke depan—tetapi lama-lama pintu itu semakin keras saja digedor. Akhirnya mau tidak mau tungkainya berdiri dan berjalan menghampiri pintu depan.

Sudah siap dengan sumpah-serapah berserta makian, Taehyung akan menyerepet seperti rapper di grup yang sekarang sedang naik daun—Suga BTS—terpaksa ia urungkan karena yang berdiri di hadapannya adalah orang asing.

Taehyung mengernyit. Dengan jaket hitam berserta topi dan masker, lelaki itu berdiri tegap di hadapannya.

"Maaf, ada keperluan apa, ya?"

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang