Part 9

2.1K 229 5
                                    


Kim Seokjin bergegas mencari kendaraan untuk mengejar mobil yang membawa adiknya. Telinga tajamnya tadi sempat mendengar kalau yang menabrak Kim Taehyung adalah seorang Presdir Park yang terkenal. 

Ia sedikit takut kalau-kalau dugaannya memang benar.Pria dengan bahu lebar tersebut masuk ke sebuah taksi, menepuk bahu supir beberapa kali agar cepat berjalan mengikuti mobil putih dengan plat mewah yang di dalamnya terdapat Kim Taehyung. 

 Perasaannya kalut, terduduk di kursi penumpang dengan gelisah dan juga tangan yang mengepal gemetar. Ia sama sekali tidak tenang. Bibir bawah ia kulum, padangan mata berkeliaran tak tentu arah, panik itu tak bisa ia redam. 

 "Aku mohon, Tuhan, tolong jaga adikku." Ia bergumam.Mobil yang ia tumpangi berhenti di halaman rumah sakit, pria itu buru-buru keluar dari dalam taxi, ia berlari masuk ke dalam saat matanya menangkap sang adik yang berdarah-darah dibawa di atas brankar menuju ruangan Instansi Gawat Darurat. 

 Seseorang yang ikut di samping brankar pun juga terlihat pucat, ia terus memandangi wajah korbannya dengan raut cemas.Sampai di pintu IGD ia dimohon untuk berhenti agar tidak ikut masuk ke dalam. "Tolong selamatkan dia, apapun yang terjadi.""Kami usahakan."Setelahnya pria tersangka menunggu di depan pintu dangan wajah penuh keringat di pelipis. 

 Kim Seokjin menghampiri lelaki itu, ia berjalan tergesah-gesah. Saat sudah sampai di depan lelaki tersebut matanya membola terkejut."Kau ...," ucapnya.Kepala yang tertunduk bergerak mendongak, menampilkan wajah Park Seojoon yang Kim Seokjin benci. 

 "Kim Seokjin."Kim Seokjin mengepalkan buku-buku tangan sampai urat-urat menonjol di area punggungnya, memperlihatkan betapa besar rasa amarah pria Kim terhadap orang di hadapannya ini.Maka Kim Seokjin maju dan menarik kerah baju Park Seojoon hingga membuat lelaki itu tercekik. 

 "Dasar, Brengsek! Dulu kau membunuh calon istriku, dan sekarang kau menabrak adikku?! Kenapa kau selalu membuat hidupku hancur, hah!"Satu bogem mentah ia berikan pada rahang Park Seojoon, membuat lelaki tampan tersebut tersungkur ke samping. Ia meringis lalu mencoba berdiri kembali, Kim Seokjin ingin menariknya lagi, tapi sebuah teriakan menghentikan aksi pria Kim. 

 "Cukup, Hyung! Jangan main hakim sendiri. Ini di rumah sakit, tolong tahan emosimu." Park Jimin melerai.Pemuda Park berdiri di tengah-tengah keduanya. Yang satu memegang rahang yang sakit dan juga terdapat bercak darah di sudut bibir lalu yang satunya lagi masih mengunduskan tatapan benci ke Park Seojoon. 

 Park Jimin menenangkan amarah yang berkobar di ekspresi wajah tampan milik pria Kim. Ia mengajak Kim Seokjin untuk duduk sedangkan Park Seojoon duduk di seberang. Meludahkan darah dari gusinya yang perih."Kalau sampai terjadi apa-apa dengan adikku, kau kukirim ke neraka, Park Seojoon!" Nada itu tidak tinggi tapi mampu membius seluruh sendi di dalam tubuh Park Seojoon, membuat bibirnya bungkam bagai dijahit. 

Tak bisa bergerak.Park Jimin hanya diam, ia cukup mengerti situasi saat ini. Ia mengerti seberapa bencinya Kim Seokjin pada Park Seojoon yang beberapa tahun silam memang menjadi penyebab mengapa calon istri pria Kim meninggal.Ya karena Park Seojoon-lah yang pada waktu itu membawa sang pengantin wanita untuk menuju gereja, tapi saat itu sebuah kecelakaan menimpa mobil yang dikemudikan oleh Park Seojoon hingga mengalami rem blong. 

Menewaskan Kim Haira dan membuat Kim Seokjin membenci sosok yang selamat dalam tragedi mengenaskan dalam hidup Kim Seokjin yang tak akan ia lupakan selamanya.Park Jimin tahu betul karena dulu ia sudah mengenal pria Kim. Saat itu Kim Taehyung sedang di luar negeri, bersekolah di sana. 

Ia tidak datang saat pernikahan kakaknya, ia bahagia bahwa kakaknya itu akan menikah, tapi saat ia menerima telpon dari sanak saudaranya di Seoul gadis itu terkejut dan lagi. ia tak juga datang ke pemakaman Kim Haira.Pemuda Park berdiri dan berjalan ke kaca tembus pandang, melihat tubuh Kim Taehyung bersama para medis. 

Ia meringis ngeri menatap luka di pelipis yang dijahit, Park Jimin tak kuat melihatnya pun membuang muka."Pasti sakit sekali. Oh, Tuhan, jangan dulu kau ambil Kim Taehyung. Aku belum siap melihat kakaknya menggila lagi seperti lima tahun lalu," lirih Park Jimin dengan wajah cemas. 

 Park Jimin akhirnya memilih kembali ke tempat duduknya lagi. Oh, sebelum ke sini ia telah menutup Cafe. Jangan tanya kenapa pemuda itu tahu rumah sakit ini dari siapa, karena ia tadi melihat GPS milik Kim Seokjin lewat ponsel pintarnya. Ah, ternyata kau tidak sebodoh yang kukira Jim. Bagus. 

 -

 -

 -

 Tbc.

Unable of Leave [KOOKV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang