VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasihㅡ Selamat Membaca ㅡ
☆☆☆
Mulai hari Senin besok, kelas dua belas disibukkan dengan yang namanya ujian, termasuk Arlena. Gadis ini belajar di perpustakaan kota. Selain karena suasananya hening meskipun banyak orang, buku-buku yang Arlena butuhkan juga tersedia di sini.
Arlena duduk di meja panjang dekat dengan kaca besar. Dia bisa melihat pemandangan luar perpustakaan dari sini. Dengan bertemankan sekaleng kopi dingin, Arlena belajar dengan serius.
Sesekali keningnya mengerut saat tidak paham ataupun tidak menemukan jawaban dari contoh soal. Sesekali juga senyumnya muncul ketika berhasil menyelesaikan soal. Sudah hampir dua jam Arlena belajar di sini. Dia meregangkan otot tubuhnya yang mulai kaku.
"Ah, capek," gumamnya. Dia meneguk kopinya hingga tinggal separuh. Arlena menatap sekeliling perpustakaan yang masih ramai dengan orang-orang. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar, sama sepertinya.
DRRT DRRT DRRT
Getar ponsel Arlena membuat perhatiannya teralih. Dia meraih ponselnya yang ada di atas buku.
Arshakazav
Selamat pagi menjelang siang Arlena
Hari ini ngapain aja?
Mau jalan-jalan ga?"Ini juga ngapain, sih?" lirihnya.
Arlena R.
G
SibukSetelah membalas pesan Shaka, Arlena kembali meletakkan ponselnya di atas meja.
DRRT DRRT DRRT
"Bener-bener, ya."
Arlena meraih kembali ponselnya yang bergetar.
Arshakazav
Sibuk apa?
Butuh bantuan?
Sekarang lo di mana?Arlena R.
Belajarlah anjir
G
Perpus kotaArshakazav
Oh gitu
Gue otw ke situ
Tungguin yaArlena R.
GArlena lantas menaruh ponselnya ke dalam tas. Kedua alisnya terangkat saat tangannya tidak sengaja meraba benda kecil nan tipis. Dia langsung menarik benda itu keluar dan ternyata itu adalah gelang Shaka.
"Kirain apaan."
Gadis itu mengangkat gelang Shaka ke atas. Tangannya memutar-mutar gelang itu untuk mencari keistimewaan sampai-sampai Shaka memperingatinya agar berhati-hati. Namun Arlena tidak menemukannya.
"Biasa aja."
Arlena menaruh gelang itu di atas meja lalu kembali bergelut dengan buku-buku yang ada di depannya. Tarikan kursi di sebelahnya membuat perhatian Arlena teralih.
"Hai," sapa Shaka saat sudah duduk di kursi.
"Kok lo di sini, sih?" tanya Arlena heran.
"Kan gue udah bilang kalo mau ke sini," balas Shaka berbisik.
Arlena memutar bola matanya, "Ck, maksud gue kok lo tau gue ada di lantai tiga."
"Kelihatan dari luar, Arlena."
Ah, Arlena baru ingat jika dia memilih duduk di dekat jendela kaca. Wajar saja Shaka mengetahui posisinya.
"Belajar apa, sih? Serius banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )
Короткий рассказ[ 𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀 ] ❝𝐈 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭, 𝐀𝐫𝐬𝐡𝐚𝐤𝐚.❞ ㅡ 𝐑 𝐀 𝐂 𝐇 𝐄 𝐇𝐢𝐠𝐡𝐞𝐬𝐭 𝐑𝐚𝐧𝐤 : #𝟏 - 𝐚𝐫𝐥𝐞𝐧𝐚 [ 𝟎𝟏/𝟎𝟒/𝟐𝟎𝟐𝟐 ] #𝟏 - 𝐭𝐢...