𝟑𝟑. 𝐆𝐨𝐥𝐟

285 27 158
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Setelah menaiki buggy car bersama dengan Shaka, akhirnya mereka sampai di lapangan yang akan menjadi tempat bermain bagi mereka. Arlena turun dan menghampiri Amara.

"Akhirnya kamu sampe," ucap Amara.

"Iya," kekeh Arlena.

Gadis itu mengedarkan pandangannya, biasanya ada pegawai yang akan mendampingi mereka. Namun kali ini tidak ada, Arlena tidak melihat siapa pun kecuali mereka berenam.

"Emang biasanya sepi gini?" tanya Arlena.

"Iya, kita gak suka kalo ada orang lain. Butuh privasi," tutur Ari.

"Lagian Shaka kenal sama pemiliknya. Makanya gampang aturnya," sahut Aaron.

Arlena hanya membulatkan mulutnya sebagai respon.

"Len, sini dulu," titah Shaka

Gadis itu menoleh ke belakang, "Apa?"

"Ke sini bentar. Buruan!" serunya.

Arlena menghentakkan kakinya kesal. Dia terpaksa kembali lagi ke Shaka. "Apa?" tanyanya malas.

"Lupa. Lo belum pake sarung tangan," ucap Shaka. Laki-laki itu menyerahkan sarung tangan kepada Arlena. "Mau pake sendiri atau gue yang pakein?"

"Gue bisa sendiri."

Shaka terkekeh geli. Dia mengambil tongkat golf yang agak panjang untuknya dan yang pendek untuk Arlena. "Nih, pegang."

Arlena mengambil tongkat tersebut. "Terus?"

"Main sekarang," jawab Shaka.

"Ayo mulai sekarang!" seru Shaka.

Shaka dan Arlena berjalan menghampiri yang lain. Tangan Shaka terulur, "Suit. Yang menang mulai duluan."

Arlena melongo di tempat, "Udah gede mainnya suit."

"Harus itu, Len. Suit gak boleh sampe ketinggalan," sahut Aaron.

"Terserah, deh. Buruan."

"Gunting, batu, kertas!" seru ketiga laki-laki itu.

"WOAH, TUMBEN GUE MENANG?!" pekik Aaron kesenangan.

Shaka dan Ari saling melempar tatapan sengit. "Gunting, batu, kertas!"

"Anjir gue menang!" seru Ari tidak percaya.

Shaka berdecak. Dia melirik Arlena, "Terakhir gak papa, kan, Len?"

Arlena mengangguk, "Gak papa."

Sembari menunggu giliran, mereka mengamati Aaron menaruh bola golf di atas tees. Laki-laki itu mulai mengambil kuda-kuda dan langsung memukul bola cukup jauh. Arlena menganga, "Hebat juga," gumamnya yang didengar oleh Shaka.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang