𝟒𝟖. 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐮𝐦𝐚𝐧

242 20 106
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Kelulusan murid kelas XII akan diumumkan saat ini juga di lapangan SMA Antariksa. Setelah melakukan upacara, kepala sekolah naik ke atas podium. Hal itu membuat para murid gugup sekaligus tegang.

"Setelah melakukan ujian nasional selama empat hari dengan persiapan yang begitu matang. Kini Bapak akan mengumumkan hasil dari kerja keras kalian selama tiga tahun bersekolah di sini. Apapun hasilnya, Bapak hanya ingin bilang bahwa kalian sudah bekerja keras dan melakukan yang terbaik. Apa kalian sudah tidak sabar?" tanya beliau.

Sontak saja para murid berteriak keras menjawab pertanyaan beliau. "IYA, PAK!"

Beliau tertawa kecil, "Baiklah, Bapak akan mengumumkannya sekarang."

"Mohon maaf sekali, mulai saat ini kalian sudah tidak diterima di sekolah ini lagi," ucap beliau.

Sunyi. Para murid hanya bisa mengerutkan dahinya bingung karena tidak paham dengan ucapan beliau. Bahkan Dinda melirik Arlena untuk meminta penjelasan.

"Maksudnya gimana, sih, Len?" tanyanya.

Arlena terdiam, "Mulai saat ini kalian sudah tidak diterima di sekolah ini lagi," gumamnya sambil mengulang perkataan beliau.

Matanya sontak melebar. Arlena membekap mulutnya, "Kalo gak diterima di sekolah ini lagi, berarti kita ... "

"SELAMAT, KALIAN SEMUA DINYATAKAN LULUS SERATUS PERSEN!" seru beliau lantang.

"WOAH!" teriak para murid.

Semua siswa dan siswi meloncat kegirangan. Ada yang menangis terharu, ada yang melemparkan topi mereka ke udara, dan ada juga yang berpelukan seperti yang dilakukan oleh Arlena dan Dinda saat ini.

"Kita lulus, Len!" seru Dinda.

Arlena tertawa, "Iya, akhirnya lulus juga."

Keduanya melonggarkan pelukan dengan senyum yang merekah lebar. "Pokoknya harus dirayain," ucap Dinda mantap.

"Boleh."

"Pulang sekolah nanti kita harus jalan-jalan. Gimana?"

Arlena mengangguk, "Oke."

Tak lama setelah itu, tiga sekawan berjalan ke barisan paling belakang untuk menghampiri Arlena dan juga Dinda. Arlena yang melihat Shaka lantas berlari kecil dan memeluknya erat. Untung saja tubuh Shaka kuat sehingga dia tidak limbung saat Arlena tiba-tiba memeluknya.

"Kita lulus, Ar!" pekik Arlena senang.

"Iya, kita lulus."

Arlena menjauhkan dirinya, "Aku seneng banget."

"Sama. Kalo kamu seneng, aku juga ikutan seneng," balas Shaka sambil merapikan anak rambut Arlena.

"Ar, pulang sekolah nanti aku mau keluar sama Dinda," ujarnya.

"Ke mana? Mau ngapain?"

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang