𝟑𝟕. 𝐌𝐞𝐧𝐞𝐩𝐚𝐭𝐢 𝐉𝐚𝐧𝐣𝐢

276 29 140
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Sesuai permintaan Shaka waktu itu, Arlena benar-benar menyisakan dua hari liburannya untuk bersama dengan Shaka. Dia baru sampai ke apartment sejak tadi malam. Sendirian.

Ya, memang Arvin masih ingin berlama-lama dengan orang tuanya di rumah. Selain itu, jatah liburan Arvin lebih banyak daripada Arlena. Sebenarnya mamanya menentang kepergian Arlena, namun berkat bujukan dan pengertian dari papanya, akhirnya mamanya mengizinkannya untuk kembali ke apartment seorang diri.

TING

Bunyi bel dari pintu apartment mengusik tidur nyenyak Arlena. Bukannya bangun, Arlena justru menelusupkan kepalanya di bawah bantal.

TING

"Ck, berisik," gumamnya.

TING

Arlena menyingkirkan bantal dari kepalanya. "Kak Arvin, tolong bukain pintu. Ada tamu!" teriaknya dengan mata terpejam.

Kedua mata Arlena langsung terbuka ketika mengingat hanya ada dirinya di apartment. Dia terduduk dan melihat jam di atas nakas. "Masih pagi udah ada tamu," gerutunya.

Dengan langkah gontai, Arlena berjalan keluar kamar menuju pintu utama. Karena Arlena masih mengantuk dan juga nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, gadis itu sampai lupa tidak melihat siapa yang bertamu lewat layar monitor yang tertempel di dinding.

KLIK

Arlena menyembulkan kepalanya keluar. "Cari siapa?" tanya Arlena to the point dengan mata tertutup.

Tidak ada jawaban dari tamu tersebut. Justru suara kekehan kecil yang terdengar. Arlena lantas membuka matanya karena pertanyaannya tak kunjung di jawab.

"Hai," sapa Shaka.

Gadis itu melotot dan membanting pintu dengan keras.

BLAM

Arlena berlari menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya serta penampilannya yang berantakan. Terlebih lagi rambutnya yang kusut. Untuk masalah pakaian, Arlena masih aman karena dia menggunakan piyama panjang dengan motif kotak-kotak.

"Kenapa tiba-tiba dateng, sih?" dumelnya seraya mengusap wajahnya dengan handuk. Arlena memang tidak sikat gigi karena hal itu bisa dilakukannya nanti.

Setelah penampilannya dirasa cukup, Arlena keluar dari kamar mandi menuju pintu utama kembali.

KLIK

"Hai lagi," sapa Shaka.

Arlena melipat tangannya di depan dada. "Kenapa gak ngabarin aku dulu kalo mau ke sini?"

"Udah. Tapi gak dibales sama kamu," balas Shaka sembari menunjukkan room chat dengan Arlena.

"Gak kedengeran tapi," sahutnya.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang