𝟓𝟏. 𝐇𝐚𝐧𝐜𝐮𝐫

544 31 81
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca




















































ETS, UDAH PENCET BINTANG BELUM?
KALO BELUM, DITEKAN DULU YA.




















































YAKIN UDAH DIPENCET, NIH?













































OKE, I TRUST U, BESTIE



















SILAHKAN SCROLL KE BAWAH⬇️⬇️⬇️


































☆☆☆

Hampir satu bulan berlalu sejak Arlena pergi meninggalkan Shaka. Laki-laki itu menjadi lebih pendiam daripada biasanya. Dia hanya akan mengangguk dan menggeleng jika dilontarkan pertanyaan.

"Ka," panggil Ari pelan.

Shaka tidak menoleh. Dia malah asik menuangkan minuman keras ke dalam gelasnya. Ya, laki-laki itu kembali lagi ke tempat haram. Bedanya, jika dulu Shaka ke sini sambil menggandeng perempuan, maka kali ini tidak.

Shaka tidak melakukannya tanpa alasan. Saat Aaron bertanya kenapa dia kembali ke tempat ini lagi, dia terdiam seraya berkata, "Arlena gak suka kalo gue ke sini. Siapa tau kalo gue ada di sini, Arlena bakalan muncul buat marahin gue."

Ari dan Aaron tidak tega melihat keadaan Shaka yang seperti ini. Sudah beberapa kali keduanya mencoba untuk mencari Arlena, namun selalu gagal. Arlena benar-benar misterius sampai Aaron tidak bisa mencari tau seluk-beluk kehidupan ataupun keluarga Arlena.

"Ron, kita harus lakuin sesuatu," ujar Ari.

"Kita harus lakuin apa lagi, Ri? Semua cara udah kita coba, tapi nihil. Gak ada yang berhasil," balas Aaron frustasi.

"Arlena gak gampang buat ditemuin, Ri. Shaka juga gak cerita ke kita apa alasan Arlena ninggalin dia."

Ari mendesah pelan. Dia melirik Shaka yang terus-menerus meneguk alkohol tanpa ampun. "Jangan kebanyakan minum, Ka," peringatnya.

Shaka menulikan pendengarannya dan tidak menghiraukan peringatan dari Ari. Kedua sahabatnya tidak bisa berbuat lebih karena dulu, Ari pernah merampas paksa gelas Shaka dan berakhir dengan tonjokan di wajahnya.

"Arlena," lirih Shaka sambil menundukkan kepalanya.

Ari beranjak dari duduknya lalu menepuk bahu Aaron. "Kita gak bisa diem aja kayak gini. Ayo coba cari Arlena lagi," ujarnya.

"Tapㅡ"

"Lo tega lihat sahabat lo kayak gini?"

Aaron menarik nafasnya pelan, "Yaudah, ayo."

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang