𝟒𝟏. 𝐁𝐞𝐫𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚

270 27 121
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Masuk ke semester dua ini membuat para murid kelas dua belas dilanda kesibukan. Padahal baru saja masuk sekolah, namun mereka sudah dihadapkan oleh ulangan harian, persiapan ujian tengah semester, ujian sekolah, pembagian kelompok praktikum, dan juga jadwal tambahan pelajaran tiap pulang sekolah.

Entah keberuntungan atau kesialan, guru fisika mereka berhalangan untuk hadir. Sebagian murid senang karena jam kosong dan sebagian lagi sedih karena tertinggal materi pelajaran. Arlena termasuk orang yang senang jika jamkos karena dia bisa mengistirahatkan mata, pikiran, dan mentalnya tiap kali melihat rumus fisika yang rumitnya tiada tara.

"Ah, seneng banget bisa jamkos di tengah-tengah kesibukan kayak gini," ucap Dinda lega.

Arlena tertawa dan mengangguki ucapannya. "Bener. Padahal dulu kalo jamkos biasa aja, tapi kalo sekarang jamkos bener-bener kayak keajaiban," sahut Arlena dengan mata terpejam.

Saat ketua kelas mengumumkan bahwa guru mereka tidak bisa hadir, Dinda langsung mengajak Arlena ke taman. Untuk Shaka sendiri sudah memboloskan diri ke rooftop bersama Ari dan Aaron. Tentu saja ada tujuan mengapa mereka ke sana. Ya, untuk merokok. Jika Arlena mengetahui Shaka ke rooftop untuk merokok, mungkin laki-laki itu sudah ditonjok olehnya.

Arlena menyandarkan tubuhnya di bangku taman dan diikuti oleh Dinda. Terdengar suara decakan di sebelahnya.

"Kenapa?" tanya Arlena.

"Gue iri sama lo," ungkapnya.

Gadis itu mengernyitkan dahinya, "Iri kenapa?"

"Kelompok praktikum lo sama anak pinter-pinter anjir. Gimana gak iri coba?" kesalnya.

"Oh, itu. Soalnya guru-guru gak mau ribet, makanya disuruh buat kelompok sama bangku di belakangnya. Berhubung gue sama Shaka duduk di belakang Ari sama Aaron, yaudah kelompokan sama mereka."

Dinda mendengus, "Udah pada pinter, dapet bonus ganteng lagi. Lumayan gak, tuh?"

"Udah punya pacar semua. Cuman Aaron yang pacarnya gak nentu, kalo Ari sama Shaka udah fix," sahut Arlena dengan nada pamer.

"Ck, iya-iya yang pacarnya Shaka."

"Sama Aaron mau gak, Din?"

Dinda langsung mengusap-usap dadanya. "OGAH. JANGAN SAMPE YA AMPUN!" serunya tidak santai.

"Iya, gue juga gak bakal restuin lo sama Aaron," bela Arlena.

"Kalo gitu kenapa lo malah nanya kayak tadi anjir?!"

Arlena terkikik geli, "Bercanda doang, Din. Gak serius."

"Hm, gue jadi penasaran gimana ceritanya lo bisa jadian sama Shaka. Secara kan lo dulu kayak gak suka gitu sama dia, ditambah Shaka juga playboy," ujar Dinda.

"Kan gue udah pernah bilang kalo gue jadian sama Shaka itu gara-gara tantangan."

"Iya, tau. Tapi aneh aja gitu menurut gue. Mana sekarang kalian makin bucin lagi," cibir Dinda.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang