Namanya Lee Taeyong, seorang lelaki bertubuh kecil yang besar di panti asuhan, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan dan seseorang menitipkan Taeyong ke panti asuhan. Akan tetapi nasib buruk kembali menghampiri ketika sang pemilik panti itu suka memukul dan menyiksa anak-anak. Mereka jarang diberi makan, bahkan harus diam-diam untuk sekedar mengisi perut.
Ketika berumur 8 tahun Taeyong berhasil kabur dari sana, dia tak sengaja bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Wanita itu dengan senang hati merawat dan menyekolahkan Taeyong, dan laki-laki mungil itu berusaha melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan sang nenek.
Memiliki wajah yang dominan cantik membuat siswa laki-laki menyukai Taeyong, berbanding terbalik dengan siswa perempuan yang lebih sering melontarkan ucapan tajam beserta tatapan sinis mereka. Tak jarang pula mereka mengerjai Taeyong dengan cara meletakkan sampah di atas pintu ketika laki-laki itu akan masuk ke dalam kelas, ataupun mengunci Taeyong di kamar mandi.
Namun, semua itu terhenti ketika tahun terakhir. Mereka seakan menjauh dan mengabaikan Taeyong begitu saja membuat dia bertanya-tanya heran, tapi semua jawaban ia dapatkan ketika acara kelulusan, para siswa perempuan itu mempunyai satu rencana kotor yaitu memberikan obat perangsang pada Taeyong, mereka bahkan sudah mempersiapkan matang-matang sampai memesan kamar hotel tempat di mana acara diadakan.
Malam itu, dengan pandangan kabur ia melihat seorang laki-laki yang tampak baru saja membersihkan badan berjalan mendekat, membelai wajah cantiknya sensual kemudian perlahan pasti membawa diri mereka pada kenikmatan tiada tara.
Kecupan, lumatan, dan juga desahan menjadi backsound di ruangan itu. Taeyong berteriak kesakitan ketika lelaki itu mulai memasuki dirinya, dengan cekatan lelaki tersebut mencium Taeyong, mengalihkan rasa sakit yang dirasakan.
Desahan demi desahan terdengar, disertai suara decitan ranjang yang menubruk dinding hotel. Permainan pria itu benar-benar kasar dan brutal, tak hanya di ranjang mereka juga melakukannya di tepi ranjang, di sofa, sudut ruangan dan di atas meja.
Hingga klimaks terakhir menyelesaikan permainan, lelaki itu menyemburkan banyak cairan semen ke dalam lubang Taeyong, bahkan meleleh melewati paha bagian dalam lelaki mungil itu. Sedangkan Taeyong sudah terkulai lemas dengan napas ngos-ngosan.
Di pagi harinya Taeyong terbangun dengan rasa sakit yang mendera, tubuhnya terasa remuk apalagi di lubangnya. Sendirian dikasur hotel dengan uang berserakan di atas nakas membuat Taeyong terlihat seperti jalang, dia menangis histeris sambil menepuk-nepuk dadanya. Merasa puas melimpahkan air mata, Taeyong mengubah posisi menjadi duduk, dia mengelus punggung nya beserta pinggang yang serasa putus.
Berdiri dengan bantuan dinding, Taeyong memunguti pakaiannya dan mengabaikan uang di atas nakas begitu saja, persetan dengan wajah kusut, dan cara jalannya yang aneh. Taeyong tak lagi memikirkan itu, yang terpenting sekarang adalah ia sampai di rumah dan memeluk tubuh sang Nenek.
Tapi, lagi-lagi nasib buruk mendatangi dirinya. Hal pertama yang Taeyong lihat ketika sampai di rumah kecil mereka adalah sosok sang nenek yang sudah terbujur kaku di dalam peti yang dikelilingi oleh beberapa tetangga, tubuhnya ambruk seketika. Sang Nenek pergi meninggalkannya, sekarang Taeyong benar-benar sendiri di dunia kejam ini.
Tangisannya pecah kembali, setelah kehilangan harga diri yang berharga dia juga harus kehilangan seseorang yang menjadi alasan ia bertahan menjalani hidup. Dia benar-benar sendirian sekarang. Dua orang wanita mendekati Taeyong, menyuruh lelaki mungil itu untuk bersabar dan tabah.
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Dia khawatir karena kau tidak pulang Taeyong, nenekmu sempat bertanya padaku di mana acara kelulusan itu di lakukan dan aku tidak menyangka dia akan pergi ke sana untuk menjemput mu. Tapi yang aku dengar nenekmu adalah korban tabrak lagi, tubuhnya terpental beberapa meter jauh dari lokasi kejadian, bahkan ia harus merenggang nyawa di tempat."
Mendengar itu membuat Taeyong menangis lagi, ini semua karena dirinya yang tak pulang hingga sang nenek nekat untuk menjemput. Akan tetapi, Tuhan malah berkehendak lain, dia malah mengambil sang nenek dari kehidupan Taeyong.
Tak ada yang bisa ia lakukan selain meratapi hidupnya, menangisi kepergian sang nenek setiap hari. Bahkan ia tak peduli dengan rasa lapar yang menggerogoti, tapi masih ada beberapa tetangga yang mengantarkan makanan untuk Taeyong, mereka senantiasa menjenguk keadaan Taeyong dan memberikan kata-kata penyemangat.
Hingga lambat laun, semua mulai Taeyong lupakan. Dia menyemangati diri untuk bangkit dan mencari pekerjaan, tak melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena tak cukup biaya. Beberapa bulan sudah berlalu Taeyong yang bekerja di toko buku mulai merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya, nafsu makan yang bertambah dengan perut yang membuncit dan juga keras.
Takut bahwa itu adalah penyakit yang mematikan, akhirnya Taeyong memberanikan diri untuk pergi ke rumah sakit. Dan siapa sangka jika Dokter mengatakan kalau dia sedang mengandung seorang bayi, dirinya adalah seorang lelaki spesial yang memiliki rahim dan jalan lahir di tubuhnya, dengan kata lain dia adalah seorang male pregnant.
Terlalu banyak kejadian di dalam hidupnya, hingga Taeyong memilih untuk pasrah saja. Mengikuti alur yang sudah digariskan Tuhan pada takdirnya, ia memilih untuk mempertahankan bayi tersebut. Setidaknya Taeyong mempunyai alasan untuk tetap bertahan sekarang, bahkan alasan itu memperkuat dirinya.
Mengabaikan cibiran orang-orang yang mengatakan dia menjual diri pada om-om, mengandung tanpa suami atau apapun itu. Bahkan para tetangga yang dulunya mencemaskan diri Taeyong sekarang malah menjauh dan tak menyapa dia lagi.
"Aku akan bertahan demi mu, tumbuhlah dengan baik ya sayang. Walaupun aku tidak tahu siapa ayahmu tapi aku sangat berterima kasih karena dia kamu hadir untuk menemani diriku. Aku menyayangimu, aegi."
Itu adalah kalimat yang selalu ia katakan sebelum menutup mata, tangannya akan sibuk mengelus perut buncitnya. Setidaknya Taeyong bersyukur dirinya tidak mengalami morning sickness hanya nafsu makannya saja yang bertambah besar.
Bertambah usia bulanannya, maka bertambah pula berat yang Taeyong bawa diperutnya. Dia berhenti bekerja ketika usia kehamilannya memasuki 8 bulan, memanfaatkan uang yang ia dapatkan dari gaji ia bekerja di toko buku sebelumnya. Menghabiskan waktu dengan bergerak santai mengelilingi rumah atas saran dokter, hal ini bertujuan agar Taeyong mudah dalam melakukan persalinan nantinya.
"Semakin hari rasanya kamu semakin berat saja, sayang." Taeyong mengusap peluh di dahinya ketika dia baru saja selesai berjalan mengelilingi rumah. Namun, ketika merasakan tendangan dari dalam perutnya membuat senyuman tercipta di bibir tipis Taeyong, "Kau lucu sekali, marah karena aku mengatakan kamu berat ya?"
Begitulah kegiatan Taeyong selama masa kehamilan, hingga hari yang di tunggu pun datang, hari di mana ia akan melahirkan baya yang dikandung. Dokter membawa Taeyong menuju ruang persalinan ketika dia selesai memeriksa Taeyong, melahirkan secara normal dapat dilakukan.
Mengikuti aba-aba yang diberikan, Taeyong mulai merasa mulas diperutnya disusul oleh suara dokter yang menyuruh nya untuk mengejan, dengan sekuat tenaga lelaki itu mulai mengejan, mengambil napas, menghembuskan kemudian kembali mengejan. Waktu berlalu begitu cepat dan suara tangisan bayi yang melengking membuat perjuangan Taeyong tak sia-sia.
Dia menangis melihat sang anak yang lahir dengan selamat beserta alat tubuh yang lengkap. Selesai membersihkan sang bayi Dokter menyerahkan bayi tersebut pada Taeyong, membuat laki-laki mungil itu gemas dan menikmati setiap hisapan kecil di dadanya dari mulut sang bayi. Benar, selain bisa mengandung dan melahirkan Taeyong juga bisa menyusui bayinya.
"Selamat datang di dunia, Lee Minhyung."
******
Halo semuanya, terima kasih sudah membaca karya pertama saya. Mohon maaf apabila masih ada kekeliruan dalam penulisan, dan sesuatu yang mungkin tidak masuk akal.
Jangan sungkan untuk berkomentar, saya akan menjadikan itu sebagai acuan untuk belajar menulis lebih baik kedepannya. Dan juga, jangan lupa untuk memberikan vote, komentar serta follow akun macha. Terima kasih semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake [✓]
Fiksi PenggemarSebuah kesalahan yang membuat Taeyong menjadi single parent di usia yang masih muda. Alert : 17+ © Machayy0