🚨 PEMESANAN NOVEL bisa melalui penulis dan penerbit prospecmedia ya teman 🙏🚨
🎖️ Katagori Editor's Choice pada Event Author Got Talent 2022
Cyrilla Meera Wijaya,
Seorang gadis SMA yang tidak pernah menyangka kalau dalam kehidupan asmara di masa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bingung sebetulnya mau masukin lagu apa yang cocok dengan BAB 2 ini, dipikir-pikir lagi Cantik cocok juga, dari Heavy untuk Cyrilla.
Lagu di atas adalah lagu dari Kahitna dengan judul "CANTIK" yang dicover oleh ECLAT
🍀🍀🍀 Selamat membaca 🤗🤗🤗
Cyrilla baru saja tiba di UKS di sana ada Dokter jaga UKS yang membantu Cyrilla mendapatkan pengobatan. Setelah melihat pergelangan kaki Cyrilla, dokter jaga UKS menyiapkan kantung kompres untuk kaki Cyrilla yang terkilir dan mulai mengompres kaki gadis itu.
"Lakukan hal ini selama lima belas sampai dua puluh menit," ucap dokter jaga memberikan penjelasan kepada Cyrilla sambil meletakan kantung kompres air dingin pada pergelangan kakinya.
"Nanti, hentikan kompresnya kalau area yang bengkak berubah menjadi putih, itu menandakan terjadinya radang dingin. Kamu bisa melakukannya sendiri sementara Ibu akan menyiapkan obat pereda nyeri dan perban untuk membalut bagian kaki yang terkilir?"
Cyrilla mengangguk, dia lalu melakukan apa yang diarahkan oleh dokter jaga kepadanya. Tidak lama dia kembali lagi sudah membawa obat dan perban. Perban yang ia buat sengaja tidak terlalu ketat, untuk menjaga sirkulasi darah gadis itu.
"Istirahatlah dulu," tutur dokter jaga setelah memastikan Cyrilla meminum obat ibuprofen yang termasuk golongan non-steroidal anti inflammatory drugs, obat pereda rasa nyeri dari nyeri otot pada kaki gadis itu.
Cyrilla mengiakan dengan anggukan. "Terima kasih banyak, Bu."
Perlahan-lahan mata Cyrilla terasa begitu berat, dan akhirnya dia ketiduran di ruang UKS.
"Mau sampai kapan kamu berdiri di luar, Jay ...?" Bu Winda, dokter jaga UKS nongol dari balik pintu.
Empunya nama menengok. "Dia sepertinya nggak ingin melihat wajahku, tadi aku diusir untuk ke aula." Jayden menanggapi dengan santai. Dia terkekeh setelah mengingat wajah cemberut Cyrilla.
Bu Winda berdecak sambil menggeleng pelan. "Dia sedang tidur sekarang. Kamu bantu Ibu mengompres kakinya," ucap Bu Winda sambil meminta Jayden bergabung dengannya.
***
"Cyrilla masih belum sadar?"
"Dia sedang tidur, bukannya pingsan." Nada Jayden terdengar tidak bersahabat. Dia menyimpan kantung kompres yang sudah tidak dingin untuk menggantinya dengan yang baru.
"Mau sampai kapan kamu menunggunya?"
"Kakak berisik sekali," desis Jayden menyerahkan kantung kompres baru kepada lawan bicaranya. "Aku sudah mau pergi, Ok? Jadi nggak usah banyak bicara atau banyak tanya," tandas laki-laki itu, mengambil tas dan melenggang ke arah pintu ke luar.
"Dasar murid baru sombong!" celetuk laki-laki yang memandangi punggung Jayden yang perlahan menjauh. "Apa sih susahnya bicara baik-baik, lagipula aku hanya bertanya," tambahnya sembari melepas emblem MPK dan memasukannya ke dalam tas.