Halo semuanya ... Selamat membaca ❤️
"Jayden Adnan!" Suara melengking milik Cyrilla terdengar di antara kondisi kelas yang nyaris seperti pasar tumpah.
"Apa lagi?"
Cyrilla memamerkan deretan giginya, dia lalu merogoh saku bajunya. "Pinjam tanganmu sebentar."
"Untuk apa?"
Tanpa disetujui oleh yang punya tangan, Cyrilla segera menarik tangan kanan Jayden. Dia menyimpan dua bungkus permen cokelat kepada laki-laki yang sedang menatapnya lekat-lekat dengan sorot mata menyelidik.
"Buat kamu," kata Cyrilla sembari melangkah mundur. "Terima kasih buat kemarin karena sudah menggendongku, dan terima kasih buat yang tadi. Kamu cowok pertama yang bersedia membelikan pem—" Telapak tangan Jayden mendarat tepat di mulut Cyrilla, membungkamnya sebelum dia menyelesaikan kalimatnya.
"Aku tahu, aku baik. Nggak usah berterima kasih." Buru-buru Jayden merendahkan kepalanya dan mencapai telinga Cyrilla. "Jangan ngelunjak karena aku membelikanmu itu," bisiknya lalu berlalu. Rona merah muda merayap dan memenuhi wajah tampan bahkan ujung telinganya.
Rasa geli yang timbul karena ulah Jayden membuat Cyrilla terkekeh sendiri. Palupi yang berada tidak jauh dari situ dibuat ternganga sambil lalu, sampai Kak Lifa datang ke mejanya dan menyerahkan selembar formulir untuk ekstrakulikuler yang harus diisi.
Cyrilla duduk di bangkunya. "Kamu mau masuk eskul apa, Pi?" tanyanya sambil melihat brosur estrakulikuler yang ada di meja mereka, yang ditanya menggeleng.
"Belum tahu Cy, aku pribadi nggak begitu suka dengan kegiatan eskul. Mungkin, aku hanya akan mengikuti eskul pramuka sebagai eskul yang wajib saja."
Cyrilla menebak kalau gadis yang menjadi teman pertama sekaligus teman sebangkunya itu adalah tipe orang yang lebih senang menghabiskan waktunya sendiri. Cyrilla mengulas senyum simpul dan mengangguk. Palupi ikut tersenyum simpul. Cyrilla tidak ingin situasi dengan Palupi berakhir hanya sebatas tanya jawab tentang estrakulikuler, akhirnya gadis itu mengeluarkan amplop merah jambu yang berisi surat pernyataan cinta yang harus diserahkan setelah jam istirahat.
Palupi segera teringat satu laki-laki tampan yang akan menjadi teman sekelasnya di kelas X-2, tanpa ragu dari mulutnya terlontar nama laki-laki yang sejak hari pertama mencuri perhatiannya karena begitu mencolok bersama dengan Cyrilla. "Jayden Adnan!" tebak gadis bertubuh mungil dengan pipi bakpau yang membuatnya terlihat imut, dengan bersemangat.
Cyrilla dibuat ternganga mendengar nama Jayden mencuat dari bibir Palupi. "Kok kamu bisa sih menebaknya ini untuk Jay, kenapa?" bisiknya tidak ingin orang yang duduk tepat di belakang, di depan dan di sampingnya jadi punya bahan gossip tentang dirinya dan Jayden.
Wajah bulat Palupi mengembang dengan garis bibir melengkung sempurna dan sangat cantik. "Karena kalian sangat dekat, bahkan sejak awal masuk. Benarkan?" tebaknya sekali lagi.
Cyrilla menepuk jidatnya, sembari menggeleng pelan, dia lalu tertawa dengan garingnya. "Mana ada surat cintaku buat dia, bukan dong," sergahnya cepat.
Wajah lawan bicara Cyrilla nampak berubah dari cerah ceria menjadi kecewa yang kentara. Melihatnya membuat Cyrilla merasa sedikit bersalah. Cepat-cepat dia menuliskan satu nama pada buku ospek yang menjadi buku tulis utama peserta ospek untuk mencatat segala hal yang berkaitan dengan kegiatan ospek.
"Gila!" pekik Palupi saat Cyrilla selesai menuliskan nama Heavy. Suaranya yang nyaring menyita perhatian dari siswa lain.
"Ada apa?" Lifa bertanya dari ujung kelas, segera yang menjadi pusat perhatian menggeleng. Beruntung bel jam istirahat berbunyi dan mengakhiri seluruh kegiatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story ✔️(TERBIT)
Novela Juvenil🚨 PEMESANAN NOVEL bisa melalui penulis dan penerbit prospecmedia ya teman 🙏🚨 🎖️ Katagori Editor's Choice pada Event Author Got Talent 2022 Cyrilla Meera Wijaya, Seorang gadis SMA yang tidak pernah menyangka kalau dalam kehidupan asmara di masa...