BAB 17 | Mau Bertaruh denganku?

67 23 8
                                    

Halo ... TERIMA KASIH yang sudah membaca cerita Our Story sampai dengan BAB ini. Semoga kalian terhibur ya. Jangan lupa terus beri dukungan dengan terus membaca kelanjutan cerita Cyrilla dan teman-temannya ya. SELAMAT MEMBACA. 

🌸

"Mereka berpacaran Cyrilla, jadi bukannya itu wajar?" Suara Heavy berhasil mengembalikan Cyrilla pada kenyataan.

"Kakak benar," lirih Cyrilla memalingkan pandangannya dari kedua sejoli yang sedang mesra di depan pintu sanggar teater.

"Menurut Kak Heavy, kalau teman kita sudah punya pacar, nasib Cyrilla bagaimana? Maksudnya, apa kami masih bisa tetap berteman seperti dulu?" Cyrilla menatap nanar ke arah Heavy, laki-laki itu tersenyum.

"Kamu akan tetap jadi temannya, kok, Cyrilla." Heavy mengusap kepala Cyrilla. "Jangan sedih, ya," tambahnya, Cyrilla mengiakan dengan anggukan.

"Apa yang seharusnya aku lakukan sekarang, Kak?"

Sekali lagi Heavy tersenyum, menyugar rambut gadis itu, dia lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna marun. "Aku sudah lama mau ngasih ini buat kamu, semoga kamu suka."

Cyrilla mengambil kotak pemberian Heavy, ada dua buah jepit rambut cantik berwarna perak. "A—aku nggak pernah pakai jepit rambut, Kak, aku nggak percaya diri," kata Cyrilla menyayangkan hadiah pemberian Heavy.

"Kamu nolak hadiahku?"

"Bu—bukan gitu maksudnya, Kak. Aku hanya nggak pernah pakai, biasanya aku hanya mengikat rambutku. Sepertinya akan aneh kalau aku pakai jepit rambut," sesalnya, melihat ke arah aksesoris penghias kepala yang cukup simpel dan cantik.

"Mau ku pasangkan?"

"Hah?"

Heavy tertawa, melihat Cyrilla tidak fokus setiap kali ia tanya. Laki-laki itu meraih jepit rambut dari dalam kotak, memasangkan satu persatu jepit itu di kepala Cyrilla, kiri dan kanan, menata poni gadis itu menjuntai di keningnya. "Aku baru lihat kamu pakai poni, cantik," tutur Heavy setelah selesai memakaikan jepit rambut kepada Cyrilla.

Rona merah muda bersemi di pipinya, malu, karena kata cantik yang keluar dari mulut Heavy. "Terima kasih, aku anggap itu pujian," kata Cyrilla.

"Loh memang itu pujian, kok. Ralat, itu kenyataan, kamu cantik."

Cyrilla mengangguk, kenapa terus-terusan bilang cantik, sih. Aku kan malu, batinnya. "Oh ... berarti selama ini aku jelek ya, Kak?" tanya Cyrilla, merasa geli dengan ucapannya dia terkekeh.

"Setiap hari kamu cantik, Cyrilla. Hanya saja hari ini kamu lebih cantik." Heavy mengaku.

"Maaf kalau apa yang aku katakan terdengar seperti rayuan," tambahnya sembari memalingkan pandangan dari gadis yang selalu berhasil membuat degupnya tak menentu. Kalimat Heavy membuat Cyrilla kehilangan kata-kata.

"Mau coba bertaruh denganku, Cyrilla?" tanya Heavy sambil menatap lawan bicaranya dengan serius.

"Taruhan apa? Apa hadiahnya?"

"Bertaruh kalau kamu akan berpaling dari Jayden padaku," ujar Heavy. "Hadiahnya--" Heavy menghentikan kalimatnya. Dalam hati dia berjanji, kalau sampai Cyrilla mengatakan tidak, maka dia akan mundur.

"Aku akan membantumu melupakan rasa sakit setiap kali melihat Jayden bersama dengan pacarnya. Kamu mau?"

"Ka—Kak Heavy bercanda ya? Aku nggak mau Kakak kasihan padaku karena patah hati," ucap Cyrilla.

"Apa menurutmu aku sedang bercanda sekarang?" Heavy masih menatap Cyrilla lekat, berharap gadis itu dapat mengerti keseriusan dalam tatapnya.

"Aku minta maaf kalau kesannya aku memaksakan kehendak, tapi aku sungguh ingin kamu menjadi milikku, Cyrilla."

Our Story ✔️(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang