BAB 5 | Please, Jay!

131 39 32
                                    

Halo ... terima kasih yang sudah membaca sampai sini ....

Semoga kalian suka ya dengan ceritanya ... jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ya ... Terima kasih banyak-banyak. 

Selamat membaca ....



"Kakimu sudah nggak apa-apa, Cy?" Air wajah pria paruh baya di samping Cyrilla terlihat khawatir.

"Aku nggak apa kok, Pah." Senyum Cyrilla terbit menanggapi ucapan papanya.

"Kamu mau Papa bantu sampai ke dalam, Cy?"

Cyrilla menggeleng pelan dengan senyum yang tidak luntur di wajahnya. Telapak tangan sang Papa mengusap-usap kepala putrinya dan membuat rambut yang sudah susah payah dikepang oleh Sesy menjadi sepuluh bagian dengan pita warna-warni itu nampak berantakan bagian atasnya. Cyrilla mengecup punggung tangan papanya lalu dia berpamitan.

"Ya sudah kalau gitu, Papa pergi dulu ya." Sebelum beliau melajukan kuda hitam berlapis baja dengan dua rodanya.

Sambil berjalan dengan sangat hati-hati, Cyrilla menyeberang menuju gerbang sekolah. Kali ini dia tidak kesiangan karena bantuan Heavy yang meneleponnya saat pertama kali ayam berkokok sementara awan gelap masih menyelimuti di luar sana.

Gadis itu terkejut bukan main saat mendengar suara nyaring yang bersumber dari ponselnya, belum lagi kedua matanya membulat sempurna saat melihat nama Kak Heavy yang tertera di sana. Rasa kagetnya belum selesai sampai di situ, Heavy meminta Cyrilla untuk segera bersiap supaya dia tidak lagi kesiangan, dan Heavy juga bilang kalau sekitar lima belas menit lagi dirinya akan meluncur ke rumah gadis itu. Buru-buru Cyrilla menolak dan menegaskan kalau dirinya akan diantar oleh papanya. Sementara Mama dan kakaknya terlihat kecewa, tetapi Cyrilla sungguh tidak peduli, dia tidak ingin menyusahkan Heavy lagi dan lagi.

Kedua mata biji kopi gadis itu bergerak gelisah, saat mendapati sosok Heavy sudah berada di tengah lapangan bersama dengan Lifa. Mereka sedang mengecek daftar kehadiran siswa baru, sementara anggota OSIS yang berbeda di sebelah anggota MPK yang diketuai oleh Heavy, mereka mendata kehadiran siswa lain di luar siswa baru. OSIS dan MPK SMA Impian Nusantara terlihat kompak dan saling melengkapi satu sama lain. Mereka bergerak bersama guru piket dan guru BK yang akan memberikan bimbingan kepada para siswa yang terlambat.

"Cyrilla?" Suara penuh keraguan terdengar dari arah belakang.

Mata Cyrilla berbinar saat melihat Palupi berjalan dengan langkah riang menghampiri dirinya. Keduanya saling melempar senyum dan melambaikan tangan.

"Kaki kamu sudah nggak apa-apa, Cy?" lontar Palupi setelah melirik sekilas ke arah kaki Cyrilla yang masih dibalut, gadis itu bahkan menggunakan sandal.

Cyrilla sang gadis kesiangan yang kakinya terkilir adalah topik hangat kemarin, terutama di kelas X-2. Lifa memberikan info kepada kelas X-2 bahwa Cyrilla dan Jayden terlambat, dan karena kaki Cyrilla terkilir, Jayden harus menemani gadis itu di UKS, sehingga mereka tidak dapat mengikuti kegiatan sosialisasi ospek kemarin.

Setiap siswa baru diwajibkan saling menyimpan nomor teman satu kelas mereka setelah berkenalan satu sama lain. Saat sampai di rumah Cyrilla menerima pesan dari Palupi, Kak Heavy, Kak Lifa, dan Jayden. Semuanya menanyakan tentang kakinya yang terkilir. Hanya pesan dari Jayden saja yang tidak sempat ia balas karena baru diberi tahu saat sarapan oleh Sesy. Memikirkan raut wajah dingin sedingin kutub milik Jayden membuat Cyrilla mengusap tengkuk lehernya yang tiba-tiba merinding.

"Kamu nggak apa-apa Cyrilla?" Palupi melempar tanya sekali lagi saat melihat wajah gadis cantik di sebelahnya mendadak pucat.

"Sebenarnya sudah mendingan, Pi. Hanya saja takut bengkak lagi, jadi Mama bilang untuk berjaga-jaga kakiku lebih baik diperban saja."

Our Story ✔️(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang