13. Kiss

27 14 1
                                    

"Daebak! Kerja bagus untuk kalian berdua," Tae Ho-nim, pria yang bertanggung jawab penuh atas pemotretan hari ini menghampiri Seol A sembari bertepuk tangan.

Seol A tersenyum ramah sembari membungkuk singkat, menyambut kehadiran pria itu.

Setelah pemotretan selesai, Tae Ho mengajak seluruh kru dan staff termasuk artis yang terlibat dalam pemotretan hari ini untuk ikut bergabung dalam acara makan malam mereka. Di sebuah kedai daging khusus lengkap dengan alat pemanggang disusul segelas soju, ini adalah bentuk perayaan mereka agar projek kali ini dapat berhasil.

Seol A sebenarnya lumayan capek, ia ingin segera istirahat tapi sebagai anggota baru disana Seol A merasa tak enak hati untuk mrnolak. Ia sendiri bahkan tidak tahu kapan dirinya bisa pergi dari dunia ini.

Satu persatu staff dan kru mulai masuk ke dalam restoran, masing-masing langsung mencari tempat kemudian memesan makanan. Sayangnya Hani ijin memiliki urusan mendadak, jadinya Seol A sendirian. Jim juga ikut termasuk Hye Jin, jika kalian bertanya apa kaiyannya Hye Jin dengan pemotretan hari ini? Bisa dibilang gadis itu sebagai cadangan. Sebenarnya tidak perlu, tapi gadis itu bersikeras kepada Tae Ho, katanya untuk berjaga-jaga jika model hari ini tidak melakukan tugasnya dengan baik.

Walau kesal karena seperti diremehkan, Seol A tahu maksud Hye Jin melakukan itu. Gadis itu hanya cemburu dan ingin selalu berada di dekat Jim, sayangnya pria itu tidak peka dan malahan duduk di...

Seol A menoleh cepat ke samping, "Apa yang kau lakukan?" tanya Seol A ketika Jim menarik kursi dan duduk disampingnya.

"Duduk," jawab pria itu singkat.

Seol A memutar bola matanya malas, "Seharusnya kau duduk di samling Hye..." kalimat Seol A lagi-lagi terpotong saat Jim dengan tiba-tiba menyumpalkan sayur selada ke dalam mulutnya.

"Hari ini kau adalah pusat perhatiannya, dia cadangan. Bagaimana mungkin aku duduk dengannya?" ujar Jim kelewat santai kemudian menaruh beberapa potong daging ke atas pangganggan.

Pria itu berbisik kecil, tentu saja sebab pembiacaraan mereka bersifat privasi tapi Seol A masih tidak menyangka Jim berujar seperti itu. Seol A baru ingin menyela sebelum terhenti akan kalimat Jim, pria itu berujar dengan tatapannya yang serius ke depan, tepat ke arah Hye Jin yang duduk ditemani manajernya.

"Aku duduk disini sebagai Jim si model papan atas, bukan sebagai Jim milik Hye Jin."

Seol A akhirnya mengerti.

"Kau melakukan dua peran maksudnya?"

Jim mengedikkan bahu kemudian tersenyum kecil, "Bisa jadi, aku kan serba bisa."

"Kalian sangat cocok sebagai pasangan, hasil fotonya keluar dengan bagus," ujar Tae Ho sembari menatapi layar ponslenya dimana terdapat hasil jepretan pemotretan Seol A dan Jim hari ini.

Seol A tersenyum menanggapi sedangkan Jim hanya melanjutkan kegiatan makannya. Seol A meluruskan pandangan ke depan, Seol A menggigit bibir bawahnya resah saat melihat Hye Jin menunduk. Suara Tae Ho terlalu melengking dan Seol A merasa tidak enak. 

"Jim melakukannya dengan baik, ini juga berkat bantuan para staff dan kru, pemotretan hari ini bisa berjalan dengan lancar," ujar Seol A yang langsung mendapat sorakan dari berbagai arah.

"Fighting!" Seol A mengeoalkan tangannya sebagai bentuk semangat diikuti instruksi Tae Ho untuk bersulang.

Kemeriahan makan malam mereka tumpah, obrolan antar meja saling berbaur dan menimpa, canda tawa mereka berkumandang menyambut hari esok yang penuh dengan setumpuk akticitas lagi.

"Kau lumayan pro dalam hal mencairkan suasana, kupikir kau hanya calon model gadungan yang malu-malu," ujar Jim dengan raut kelewat santainya membuat Seol A naik pita. Seol A tahu, Jim suka menyentil kepercayaan diri orang dengan kalimatnya.

7 Days ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang