20. Kim Taehyung

19 5 0
                                    

Biasanya selalu terjadi secara cepat, tapi kini Seol-A merasa waktu disekitarnya berjalan dengan sangat lambat. Apa ini efek dari Seol-A yang tidak ingin keluar dari dunia ini? Seol-A tidak ingin membuka matanya kembali hanya untuk menyelesaikan cerita terakhir. Perkataan Jungkook terus berputar dalam benaknya, tidak membiarkan Seol-A sedikit saja ruang untuk mengatur napas dan menjernihkan pikirannya. Seol-A kecewa dengan Jungkook, tapi dia ingin mengetahui kenapa Jungkook melakukan hal seperti itu. Setidaknya, sebuah alasan yang bisa membuat Seol-A membenci Jungkook dan melupakan semua memori manis mereka.

Begitu membuka mata, Seol-A menyadari dirinya kembali menapak pada dunia putih milik Mr. Bang. 

"Kau tidak bisa bersama dengan Jungkook."

Sebuah suara nyaring yang cenderung menuntut membuat Seol-A menoleh dan menemukan Mr. Bang berdiri jarak beberapa langkah dari tempatnya.

Seol-A bergeming, tidak berniat untuk menjawabi pernyataan sarkas Mr. Bang sebelum pria itu kembali melanjutkan kalimatnya.

"Mereka adalah budakku yang harus tetap bekerja untukku. Sadarlah akan posisi kalian masing-masing. "

Seol-A mengepalkan tangannya, sembari menatap tajam ke arah Mr. Bang ia berujar, " Kau jahat, kau membuatnya terluka."

Mr. Bang mengelus dagunya pelan, "Aku yang menciptakan dunia ini, mereka bertujuh dan skenario didalamnya. Aku penyebab kalian bisa saling menyukai."

Masih melemparkan tatapan penuh kebenciannya ke arah Mr. Bang, Seol-A menepis fakta itu dalam hati. Tidak mungkin, perasaan Seol-A kepada Jungkook adalah nyata. Seol-A bisa merasakannya.

"Kalau begitu jelaskan kepadaku perihal Min-Ji," pinta Seol-A dengan nada putus asanya sebelum Mr. Bang menghilang begitu saja tanpa berkata apa-apa, meninggalkan Seol-A dalam lingkaran kebingungan yang ia buat. Tidak ada jalan keluar, Seol-A hanya terus berputar didalamnya.

Seol-A mulai putus asa, tanpa ia sadari air matanya mulai merembes keluar, "Kenapa dia bisa meninggal dalam dunia yang kau buat? Kau yang membunuh Min-Ji, kau adalah pria yang jahat," Seol-A terus meracau ditengah keheningan yang menguap. Tidak ada tanda-tanda ia akan mendapat jawaban tapi Seol-A terus mengutarakan isi hatinya.

Dan hal terakhir yang ia ingin tahu dari Mr. Bang sebelum benar-benar meninggalkan dunia ini adalah tentang keadaan Jungkook.

Apa dia baik-baik saja?

Seol-A mengusap pipinya secara kasar sebelum menangkap bayangan tujuh pigura yang sangat ia kenali itu. Semuanya tampak gelap kecuali pigura ketiga yang bersinar terang seolah menggoda mata siapapun untuk mendekat dan menekan tombol merah didepannya.

Seol-A berjalan mendekat, walau tahu usahanya akan berakhir sia-sia tapi Seol-A sempat menekan tombol pada pigura Jungkook sebelum akhirnya menghembuskan napas kasar. Seol-A mengamati pigura disampingnya, menampakkan rupa seorang pria tampan. Tidak, mungkin sangat tampan.

Garis wajahnya sempurna dilengkapi dengan alis tebal, bibirmerah mudanya dan tatapannya yang seola memberi kesan mendalam sekali kita menatap kedua renanya itu. Wajah yang sulit untuk diabaikan dalam sekali toleh. 

Seol-A mengarahkan tangannya pada tombol merah dibawahnya sebelum menarik napas panjang dan menekannya. 

Dalam jeda yang terasa singkat, Seol-A kembali termenung. Ia berusaha melakukan kilas balik ke belakang untuk memastikan apa yang terjadi setiap kali dirinya berpindah. Pertama dengan Namjoon dan lesung pipinya, Seol-A merasa berdebar. Dengan Jin dan Seol-A berakhir menangis, rasa dongkolnya kepada Jim dan Jungkook, bahagia saat melihat Hoseok dan Chaeyeong, keterkejutannya dengan Suga dan bersama Jungkook yang tidak bisa Seol-A deskripsikan. Perasaan Seol-A yang berubah-ubah setiap kali mendapat perlakuan dari tokoh utama cerita.

Emosi dalam dirinya. 

Seol-A tersenyum pahit, setelah menemukan kuncinya, kini Seol-A malah disergap ketakutannya sendiri untuk melangkah keluar dari dunia yang Mr.Bang buat. 

Lebih tepatnya, Seol-A takut tidak bisa bertemu dengan Jungkook lagi.

Bahu Seol-A tersentak kaget saat mendapat tepukan dari arah belakang. Mulai terbiasa dengan perubahan acak disekitarnya, rena Seol-A segera mengamati sekelilingnya. Sebuah meja dengan secangkir minuman, meja kasir, interior design boneka teddy pink dan beberapa pengunjung kafe yang mengobrol di sudur ruangan.

Begitu Seol-A hendak berbalik untuk melihat si pelaku, ia disambut oleh sebuah senyuman lebar menyerupai kotak. Kesan pertama Seol-A pada pria itu adalah dia tipe yang ceria. 

"Hi, kau sudah menunggu lama?" tanyanya sebelum menarik kursi dan duduk di depan Seol-A.

Alis Seol-A menyatu bingung, melihat sekeliling sambil memainkan jari tangannya gelisah.

"Kita saling kenal?" tanya Seol-A dengan nada pelan, tamapk memastikan sesuatu.

Seol-A mendapati raut kaget pria itu, ia mengarahkan tatapan polosnya ke arah Seol-A, "Kita pacaran."

Seol-A terbatuk kecil membuat pria itu segera meraih gelas dan menyodorkannya kepada Seol-A.

"Hati-hati," ujarnya sembari menatap khawatir ke arah Seol-A.

"Kau melupakan fakta kalau kita itu berpacaran?" tanyanya lagi memastikan, senyum kotaknya luntur dan Seol-A merasa bersalah. Ia bertanggung jawab akan hilangnya senyum menawan pria itu.

Mr. Bang brengsek, peran macam apa lagi ini yang Seol-A dapatkan. Belum ada interaksi sama sekali dengan pria didepannya tapi tahu-tahu mereka sudah pacaran.

"Maaf, aku...sehabis tidur siang. Ya, tidur karena kepalaku sedikit pusing," ujar Seol-A kemudian memegangi kepalanya selagi otaknya berpikir cepat guna mencari alasan.

"Tidur?" pria didepannya itu mendekatkan wajahnya ke arah Seol-A.

Seol-A meringis dalam hati, raut kecewa Taehyung membuatnya bersalah.

"Iya, aku tidur sebentar tadi diatas meja sambil menunggumu," ujar Seol-A kemudian menggaruk tengkuk lehernya yang tidak terasa gatal.

"Kalau begitu kita pulang saja, mugkin homedate bukanlah ide yang buruk," ujarnya kemudian tersenyum lagi. Secepat itu moodnya kembali naik.

Seol-A tersenyum canggung, bagaimana ia akan berkencan dengan seseorang yang Seol-A bahkan tidak tahu namanya. Seol-A memutar otak sebelum sebuah ide muncul, Seol-A segera merogoh tas selempangnya kemudian mengeluarkan ponsel yang ia duga adalah miliknya. Seol-A mencari nama kotak panggilan dan menemukan tulisan 'Kim Taehyung' beserta emotikon love di akhir. Seol-A tersenyum puas akan hasil kerjanya.

"Tae..." panggil Seol-A dan pria itu sukses berbalik.

"Hm..." 

"Tidak apa-apa," jawab Seol-A kemudian tersenyum sebagai balasan.

Lagi-lagi Taehyung mengernyit bingung dengan tindakan Seol-A, tanpa aba-aba Taehyung meraih tangan Seol-A dan mengenggamnya pelan.

" Pegang tanganku saja, jaga-jaga kalau kau masih mengantuk," ujar pria itu kemudian tersenyum lagi, kalimat itu lebih tepat digunakan untuk menggoda Seol-A.

Seol-A ikut tertawa kecil sebelum bertanya, "Kita akan kemana?"

"Ke rumahku."


7 Days ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang