22. Pilihan

15 7 0
                                    

Seol-A dapat merasakan ketegagan dalam raut Taehyung yang pria itu bungkus dengan sikap tenangnya. 

"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas itu," ujar Taehyung sembari tersenyum sebelum melirik ke arah Jungkook. Seol-A mengerti, Taehyung tidak ingin mendiskusikan hal ini dengan Jungkook. Aneh, mereka tampaknya berteman di dunia ini tapi sekarang keduanya sama-sama mengeluarkan ekspresi tidak nyamannya. 

Seol-A menangguk, mungkin Taehyung tidak suka jika Seol-A membahas pria lain dalam dunia pria itu. 

"Kalau begitu aku ingin bertanya tentang bagaimana kita bertemu pertama kali?" tanya Seol-A.

Taehyung tidak mampu menyembunyikan senyumnya, selagi memainkan jemarinya, Taehyung melakukan kilas balik pada pikirannya.

Taehyung menceritakannya secara singkat tapi Seol-A bisa membayangkan cerita itu dan mempraktekkannya dalam bayangan benaknya. Skenario itu terdengar klasik, seperti kisah cinta pada pandangan pertama pada umumnya. Taehung bertemu dengan Seool-A saat dirinya magang di salah satu perusahaan tempat Taehyung bekerja. Mereka berkenalan kemudian Taehyung mengantarnya ke kantor dengan alasan rute jalan mereka searah berlanjut ke Taehyung yang mengungkapkan perasaannya dan mereka berpacaran hingga sekarang.

Seol-A benar-benar kagum dengan Mr. Bang, bagaimana pria dengan perut buncit itu menyabotase pemikiran mereka semua, Seol-A tahu itu semua hanya sebatas ilusi dalam benak tapi setelah Taehyung menceritakannya kembali kini terasa sangat nyata.

Kalau begini Seol-A lebih memilih masuk sebagai pemain figuran daripada tokoh utama, seperti dunia Hoseok dan Jimin.

Taehyung beralih menatap lurus kedua rena Seol-A, "Entahlah, aku selalu berdebar setiap kali melihat wajahmu," ucapnya terkesan jujur.

Seol-A mengusap belakang lehernya gugup, ia tidak memberikan respon dan memilih untuk mencuri pandang ke arah Jungkook. Banyak yang ingin Seol-A tanyakan, tapi dilihat dari raut Jungkook yang terkesan tenang, luka disekujur tubuhnya juga kenyap bagai sihir. Apa Jungkook benar-benar hilang ingatan setelah masuk ke dunia Taehyung? Berdasarkan pengalaman Seol-A dengan Seokjin yang memasuki dunia Hoseok, sepertinya pria itu ingat akan semuanya. 

Kalau begitu, Jungkook perlu diacungi jempol karena berhasil menyembunyikan emosinya.

Saat membuka pintu tadi dan menampakkan rupa Jungkook, Seol-A benar-benar ingin memeluknya, menyalurkan kerinduannya dengan merasakan kehangatan Jungkook dalam dirinya.

Taehyung tidaklah bodoh, dia menyadari semua gelagat yang Seol-A berikan kepada Jungkook. Taehyung tahu ia kembali terlambat dalam mengambil langkah dan entah kenapa fakta itu membuatnya sakit hati. Terlihat dari bagaimana Jungkook mempertahankan kontak mata padahal Taehyung dengan jelas melempar tatapan tajamnya ke arah Jungkook.

Sejujurnya Seol-A bingung dengan keputusan Mr. Bang dalam memasukkan Jungkook ke dalam dunia Taheyung. Apa Mr. Bang sedang menguji fokus Seol-A? Begitu Jungkook datang, perhatian Seol-A sepenuhnya akan terpusat pada Jungkook dan Taehyung terabaikan. Dia tidak akan bisa menyelesaikan skenario terakhirnya dengan Taehyung. 

Kalau memang itu yang diinginkan oleh Mr. Bang, maka Seol-A harus melakukan sesuatu sebagai keterbalikan dari rencana itu. Seol-A harus merasakan sebuah emosi terhadap Taehyung dan keluar dari dunianya. Semua skenario selesai dan Seol-A kembali ke dunia nyata, tapi apa benar itu yang dia benar-benar inginkan sekarang?

Seol-A tidak akan pernah bertemu dengan Jungkook lagi.

Kalimat itu seolah teror yang terus menghantui pikiran Seol-A hingga bahunya tersentak dengan suara Taehyung yang memanggilnya.

"Sayang, ternyata stok soda kita habus. AKu akan pergi membeli sebentar," ujar Taehyung, menghapus keheningan beberapa waktu lalu.

Seol-A tertegun untuk sejenak, Taehyung pergi meninggalkan dirinya dengan Jungkook disini? Seol-A tidak bisa mengatasi kecanggungan yang akan menguap nantinya dan Seol-A belum siap bertemu Jungkook.

"Kenapa tidak menyuruh temanmu saja? A...aku masih ingin berduaan denganmu," usul Seol-A sembari menunjuk ke arah Jungkook.

Taehyung tersenyum kecil, menikmati reaksi gugup Seol-A adalah hal kesukaannya sekarang.

"Tapi kaki Jungkook sedang sakit, dia sehabis jatuh dari motor kemarin," ujar Taehyung melirik ke arah pergelangan Jungkook yang dibalut perban.

Baru ingin membuka mulut, Taehyung lebih dulu memotongnya dengan mencium dahinya cepat. 

"Aku akan pergi sebentar saja," dengan begitu Taehyung sukses meninggalkan Seol-A dengan Jungkook.

Seol-A masih duduk dengan tatapannya yang terarah ke depan, kalimat Taehyung kembali berputar dalam benaknya. Taehyung mengucapkannya tepat sebelum mencium dahi Seol-A.

Dengan nada setengah berbisik dia berujar, "Aku tidak tahu bagaimana hubunganmu dengan Jungkook di dunia pria itu, tapi yang terpenting bagiku, kau tidak melupakan semua kenangan di dunia kau berpijak sekarang."

Taehyung seolah berkata, ini duniaku, kenangan dengan Jungkook harus kau lupakan. Kau harus menikmati setiap momen di sini bersamaku. Begitu yang Seol-A tangkap.

Jungkook berdehem singkat sebelum melirik ke arah Seol-A dan mata mereka kembali bertemu, "Bisa tolong ambilkan air putih untukku?"

Tanpa menjawa, Seol-A bangkit dari duduinya dan berjalan ke arah dapur. Belum genap empat langkah, kaki Seol-A tersandung kaki kursi dan dirinya berakhir jatuh. Mendengar rintihan kesakitan Seol-A, Jungkook bergegas menghampirinya, berjongkok dan meraih kedua bahu Seol-A untuk menghadap ke arahnya.

"Kursi itu tidak bersalah, jangan marah kepadanya."

Seol-A membulatkan matanya saat menyaksikan Jungkook dengan gesit melangkah ke arahnya, tidak berjalan pincang seperti di depan Taehyung lagi. Seol-A sengaja menjatuhkan dirinya untuk memancing pria itu, saat di depan pintu kakinya baik-baik saja tapi begitu bertemu Taehyung, Jungkook tiba-tiba berjalan pincang dan terseok-seok. Bahkan erangan kesakitan beberapa kali ia keluarkan.

"Iya, seharusnya aku marah kepadamu kaena kau berbohong mengenai kaki pincangmu itu," sindir Seol-A sembari mendongak ke atas dan tatapannya bertemu dengan Jungkook.

Jungkook terkekeh singkat dan hal sekecil itu mampu memancing hati Seol-A untuk berpacu cepat. Seol-A benar-benar terlihat lemah di depan pria itu.

"Dan kau juga berbohong mengenai aksi jatuhmu ini, aktingmu sangat buruk Seol-A ya," ujar Jungkook sembari tersenyum miring.

Seol-A mengedipkan matanya secara cepat, sebab tertangkap basah berbohong, Seol-A segera bangkit dan mengambil posisi duduk kembali di sofa.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Seol-A begitu Jungkook mendudukkan dirinya di sofa.

"Kau sudah tahu jawabannya," jawab Jungkook santai.

Mr. Bang yang memasukkannya, jawab Seol-A dalam hati.

"Kau masih ingat denganku?" tanya Seol-A kembali.

"Namamu Seol-A dan kau adalah pacar pria yang baru saja pergi untuk beli soda itu," jawab Jungkook dengan nada yang terkesan malas.

"Kau berbohong lagi," balas Seol-A cepat.

"Jelaskan hubungan antara kau, Minji dan Taehyung," Seol-A kembali menuntut hal lain pada Jungkook. 

"Aku tidak mau, kenapa aku harus menjelaskannya kepadamu?" tanya Jungkook sembari mengeluarkan senyum penuh kemenangannya setelah melihat raut putus asa Seol-A sekarang.

"Sebagai pacar Taehyung aku ingin tahu masa lalu kalian," Seol-A mengutarakan kalimatnya setelah menarik napas panjang.

"Bukan jawaban seperti itu yang kumau."

Jungkook menuntut jawaban lain. Seol-A mengigit bibir bawahnya saat keraguan menyergapnya selagi dirinya mempersiapkan diri untuk mengutarakan jawaban awalnya.

"Aku cemburu denganmu dan Minji."

Mr. Bang memasukkan Jungkook agar tidak terjadi perubahan emosi antara Seol-A dan Taehyung, tokoh utama dalam skenario kali ini. Tapi apakah begini lebih baik? Menghindari Taehyung agar bisa terus bersama Jungkook, tapi pada akhirnya Taehyung pasti akan terluka karena tidak menjalankan tugasnya dengan baik.

Kini Seol-A tahu, apapun pilihannya, baik terus di dunia Taehyung dengan Jungkook maupun mengakhiri dunia Taehyung, pada akhirnya Seol-A harus berpisah dengan Jungkook.

7 Days ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang