12. Mobil

26 13 0
                                    

Jimin menghembuskan napas kasar sembari memejamkan kedua matanya rapat. Selesai pemotretan, pria itu langsung masuk ke dalam mobil van hitam-yang ia gunakan setiap hari untuk memenuhi jadwal padatnya-Jim memutuskan untum tidur sejenak.

Menurunkan sandaran kursi, menyetel ac, menarik selimut, Jim sudah siap terjun ke dalam mimpinya sebelum sekelibat memori menampar alam bawah sadarnya. Hidung Jimin berkerut tak suka, berakhir dengan pria itu yang membuka kedua matanya sembari mengacak rambutnya frustasi.

Raut terluka Hye Jin tadi mulai menggerogoti pikiran Jim. Sebagian sari dirinya merasa bersalah, namun Jim juga kesal. Sebenarnya Jim tahu, makan malam Hye Jin dengan Jungkook sabtu malam adalah sesuatu yang biasa saja. Jim tidak akan marah jika Hye Jin meminta ijin kepadanya, jika Hye Jin tidak menyembunyikan fakta itu dan jika Hye Jin lebih peka sedikit saja terhadap sekitarnya.

Larut dalam lamunan membuat Jim tidak sadar akan ektukan pada jendela mobilnya, semakin lama semakin keras, menyentak fokus Jim dan membuatnya menoleh.

Jim menaikkan alis kanannya saat mendapati rupa Seol A, buru-buru ia membuka pintu dan membiarkan gadis itu masuk ke dalam mobil.

"Jika orang melihatmu maka ini akan menjadi..."

Seol A mengangkat tangannya ke atas, mengisyaratkan Jim untuk berhenti bicara.

"Aku tahu, makanya aku diam-diam kesini," ujar Seol A dengan renanya yang masih menatap sekitar, Seol A mengingat pesan Hani akan pentingnya menjaga privasi artis dari media.

"Ada apa?" tanya Jim, menegakkan jok kursinya sebelum menatap ke arah Seol A.

Seol A menoleh ke arah Jim, terbesit keraguan saat pria itu menatapnya lekat menunggu kalimat yang akan dilontarkan Seol A selanjutnya.

"Kau kenal dengan Mr. Bang?" tanya Seol A pada akhirnya, mengutarakan tujuannya menghampiri Jim.

Kedua alis Jim menyatu bingung, "Siapa? Bang?" Jim menyemburkan tawanya disusul dengan raut Seol A yang bingung sebagai reaksi.

"Namanya lucu," komentar Jim setelah melihat raut kebingungan Seol A.

Di sisi lain, Seol A tertegun. Apa tidak semua tokoh dalam pigura itu tahu identitas Mr. Bang? Sepertinya Jim tidak tahu apa-apa, dia bahkan tampak menjalankan skenario Mr. Bang dengan realistis, selayaknya hal ini bukan sebuah mimpi. Di awal epetemuan, Jim bahkan tidak mengenali Seol A. Jim tahu Seol A sebatas pasangan modelnya hari ini, tidak lebih.

"Kau melamun?" Jim menjentikkan jarinya di depan wajah Seol A membuat gadis itu mengerjap beberapa kali.

Seol A tidak tahu Jim sedang berbohong kepadanya atau tidak, semua kemungkinan bisa terjadi. Entah apa yang Mr. Bang rencanakan kini.

Seol A tersenyum kecil kemudian menggeleng.

Jim yang tadinya ingin bertanya lebih, terhenti sebab pandangannya tak sengaja jatuh ke depan. Dimana tepat di depan mobil Jim, Seol A melijat Jungkook dan Hye Jin sedang berbicara. Seol A meringis sejenak, sepertinya ia tahu betul perasaan Jim sekarang. Menoleh ke arah Jim, seprrti yang Seol A duga, raut terluka dan menyedihkan pria itu terlukis jelas. Jim tampak mengeratkan peganggannya pada penyangga kursi, amarah menguasai dirinya tapi ia memilih untuk diam dan mengamati.

"Kau ingin membantuku?" Jim tiba-tiba bertanya yang disambut helaan napas Seol A.

"Tidak jik dengan cara yang sedang kau pikirkan sekarang," jawab Seol A langsung. Seol A memang berniat untuk membantu hubungan mereka agar pulih kembali tapi tidak dengan saling melempar minyak, membakar api cemburu mereka berdua bukanlah solusi yang baik.

"Bicaralah empat mata, terbuka dalam hal-hal kecil bisa menjadi kunci sukses untuk hubungan kalian," akhirnya Seol A mengutarakan opininya.

"Tidak dengan membuatnya cemburu Jim," ujar Seol A.

"Kau lihat itu? Hye Jin tidak memperdulikan hubungan kita," suara Jim melemah, tampak putus asa.

"Hye Jin..." jeda sejenak sebab terbesit keraguan dalam diri Seol A untuk mengutarakan pertanyaan ini. "Berselingkuh dengan Jungkook?" tanya Seol A pelan.

Jim langsung menoleh ke arahnya, mata sipitnya membulat terkejut, "Kau kenal dengan Jungkook?"

Tanpa sengaja Seol A memperoleh satu fakta baru lagi. Jungkook masuk ke dalam dua dunia yang diciptakan oleh Mr. Bang. Namanya bahkan sama, tidak diubah. Aneh.

"Jawab pertanyaanku, aku yang bertanya duluan," ujar Seol A tidak sabaran.

Jim melempar badan ke jok kursi, kedua matanya sia terpejam lagi.

"Mereka bisa dibilang sahabat sejak kecil. Jungkook sangat suka dengan Hye Jin, hinggs di sekolah menengah pertama aku baru masuk ke dalam lingkungan mereka. Kita bertiga bersahabat..." ujar Jim yang kemudian berhenti, mengecek raut Seol A yang tampaknya paham kemana arah cerita itu akan berlabuh.

"Seperti yang kau duga, si brengsek itu menyukai Hye Jin. Tapi tidak seperti imagenya yang gatang, Jungkook lemah dalam hal percintaan. Dia tidak mau menyatakan perasannya hanya karena hubungan persahabatan mereka. Pria itu kebih memilih untuk memendam perasannya," lanjut Jim sembari terus menancapkan fokus ke depan. Sebgaian dari dirinya benar-benar penasaran akan apa yang dibicarakan Hye Jin dan Jungkook di depan sana.

Tapi jauh di lubuk hatinya ia percaya dengan Hye Jin dan...Jungkook. Pria itu brengsek, tapi Jim tahu Jungkook tidak akan merebut Hye Jin darinya. Hye Jin menyukai Jim dan Jungkook tidak ingin membuat Hye Jin terluka.

"Kalian berdua memperebutkan satu gadis?" ujar Seol A kemudian tertawa pelan. Cerita klise ini terasa menggelitik perutnya.

Sedikitnya Seol A dapat menangkap gelagat Jim dari ceritanya barusan. Mengingat ego pria di depannya ini lumayan tinggi untuk meminta maaf duluan atau bahkan sekedar mengakui keresahan hatinya. Seol A tahu, dari tatapan Jim pria itu benar-benar menyukai, ralat mencintai Hye Jin. Melihat mereka berdua sering berhubungan di belakangnya seperti ini, mungkin Jim butuh sedikit kejujuran dari Hye Jin.

"Mungkin Hye Jin tidak memberitahumu karena sikapmu yang seperti ini."

"Maksudnya?"

Seol A menatap Jim dengan serius, "Karena kau pencemburu."

Setelah Seol A berujsr seperti itu Jim terdiam, meresapi perkataannya tanpa berniat mengeluarkan balasan. Seol A harap pria itu bisa mencari letak kesalahan dalam hubungan mereka dan memerbaikinya. Hingga pandangan Seol A tak sengaja terarah ke depan, napasnya tercekat saat mendapat manik hitam milik Jungkook tertuju kepadanya.

Untuk beberapa detik yang terasa lambat, Seol A merasa takut dan rasa waspasa dalam dirinya muncul. Ia lupa kalau Seol A dan Jim bisa melihat ke depan sekalipun mereka berdua. Seol A melupakan fakta itu.

Jungkook masih tidak berniat memindahkan tatapan intensnya sebelum Seol A yang menyerah dan msmilih untuk membuang oandangan ke samping.

Hanya dengan sebuah tatapan, nyawa Seol A serasa terancam.

---

"Mereka pacaran? Dia mengkhianatimu?" tanya Jungkook beruntun dengan Hye Jin yang berdiri tepat di depannya sebelum memutuskan tatapannya ke arah mobil.

Hye Jin memijat pelipisnya, "Bukan begitu Jung, Jim hanya salah paham," ujarnya kemudian mendesah frustasi.

"Salah paham?" tanya Jungkook dan saat Hye Jin ingin menoleh ke samping, buru-buru Jungkook menggeser posisi berdirinya agar membelakangi mobil.

"Dia salah paham dengan hubungan kita," jelas Hye Jin akhirnya.

"Kumohon jelaskan kepada Jim," lanjut Hye Jin lagi.

"Tidak mau," jawab Jungkook spontan membuat Hye Jin mendongak menatapnya.

"Jung please, aku tidak bisa hidup tanpanya. Kau tahu itu. Aku mencintainya," ujar Hye Jin akhirnya, maniknya berubah sembab, hendak menangis.

Kepalan tangan Jungkook terlepas, buru-buru meraih pipi Hye Jin dan mengusapnya pelan.

"Jangan menangis," ujar Jungkook namun yangis Hye Jin pecah dan semakin keras.

Jungkook mendongak ke sekitar, beruntung tidak ada siapa-siapa. Ia segera menarik Hye Jin pergi dari area parkiran.

▪️▪️▪️

-ThIsGiRlAw

7 Days ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang