19.

1.5K 41 0
                                    

dimarkas besar Dranix mereka sekarang berada, bahkan inti Wolves juga ada disitu. mereka sedang melakukan rapat besar dua geng ini.

"Kenzo punya musuh gak sih selama ini? atau Wolves punya musuh ga?" tanya bara

"Kenzo punya musuh dari dia kelas 8 SMP, namanya Dirga dia anggota Black Cobra. mereka musuhan karna cewek yang didemenin sama Dirga suka sama Kenzo bahkan cewek itu ngejar ngejar Kenzo. tapi Kenzo gak ngerespon cewek itu sama sekali, sama kayak Chindy sama Atlanta tapi bedanya cewek itu tidak membuly murid disana. bahkan cewek itu adalah salah satu murid berprestasi di sekolah masa itu. karena cintanya yang tak pernah di balas oleh Kenzo, cewek itu mutusin buat loncat dari lantai 2 sekolahan dan keesokan hari nya manyatnya ditemuin tukang kebung sekolah. Dirga marah besar ke Kenzo, dia juga nuduh Kenzo yang buat cewek itu bunuh diri padahal Kenzo gak tau apapun tentang dia. dari waktu itu Dirga jadi musuh bebuyutan Kenzo" Starla menerawang kejadian beberapa tahun lalu.

"apa mungkin mereka juga ikut campur dalam tabrak lari itu?" tanya bara

"bisa jadi, tapi jangan terlalu cepat ngambil keputusan. kita selidiki dulu semuanya....

... dan kalo bener yang di pikiran Starla tadi benar anggota kita ada yang berkhianat gua bakalan bunuh dia pake tangan gua sendiri" lanjut Atlanta. di pojok ruangan seseorang telah mengeluarkan keringat dingin karena ucapan leadernya itu.

"ta, gua titip Starla ya. gua gak satu sekolah sama dia, gua takut di kenapa-kenapa " William menitipkan Starla yang di respon anggukan oleh Atlanta.

"bang Mondy kemana star?" tanya Bima

Starla menggelengkan kepalanya, "udah 3 hari hp nya ga bisa di hubungin. bahkan nyokap bokap gua juga ga tau, terakhir dia bilang mo nyusul bokap nyokap karena ada masalah di kantor, tapi waktu gua tanya mereka jawabannya gada. bahkan bang Mondy gada hubungin mereka" lirih Starla, tubuh gadis itu sangat lemas bahkan suhu badannya mulai naik.

Wiliam menempelkan punggung tangannya ke jidat Starla, hangat yang laki-laki itu rasakan. "pulang ya star? gua anter ayo" William berdiri menggandeng Starla.

"gua anter Starla balik ya, kita lanjutin nanti lagi. lu tenang star kita bakal selesain semuanya, okey?" Starla mengangguk, lalu gadis itu mengikuti William yang berjalan didepannya.

hari ini gadis itu merasa bahwa badannya sangat amat lelah, ia menahan lama emosinya dan meluapnya ke Chindy saja tidak cukup dan akhirnya gadis itu pergi ke Bandung, menemui makam Kenzo untuk mengadu semua yang terjadi.

•••

"menurut lu kematian Kenzo hubungannya ga sih sama Black Cobra" tanya Ian

"gada yang tau, karna kita juga belum nemu bukti kan" ucap Kevin lalu ia berdiri "gua cabut dulu ya"

"mau kemana lu?masih jam 11 tumben amat" bara heran karena Kevin pulang jam segini, pasalnya laki-laki itu biasanya sangat susah untuk diajak pulang dari markas.

"ada urusan" Kevin melangkahkan kakinya lalu berhenti ketika tubuhnya dihadang oleh Atlanta.

"ada urusan apa yang lebih penting dari rapat kita malem ini?bahkan gua belum bubarin rapat ini, Kevin" Atlanta menatap tajam Mata Kevin.

"gua harus cabut ta, nyokap gua tadi bilang gua malem ini jangan balik lebih jam 12 "

tatapan Atlanta semakin menusuk ke arah Kevin, beberapa hari ini laki-laki didepannya ini bersifat aneh kepada Atlanta. entah apa yang ada di pikiran Atlanta, tapi ia merasa curiga kepada Kevin.

"lu curiga kalo gua boong?yaudah ikut aja gua pulang " jawab Kevin lalu pergi meninggalkan Atlanta yang masih berdiri.

"tuh bocah pms apa ya?sensi amat" ucap Ian sembari mengupas kacang dimeja depannya itu.

"udah biarin aja" jawab Airlangga

"bosss" panggil Gavin salah satu anggota Dranix dari pintu masuk, kondisi laki-laki itu tidak baik-baik saja, bahkan wajahnya sudah banyak lebam dan baju yang ia gunakan sudah ada beberapa bercak darah.

"kenapa?" tanya bara

"di-diluar ada a-anak-anak Trithon" Gavin menunjuk kearah luar, Atlanta berlari keluar dari markas dan benar disana ada banyak anggota Trithon yang sudah berbaris rapi dan membawa berbagai jenis senjata tajam yang menatap nyalang ke arah Atlanta.

"keluar juga bos pengecut kalian ini" ucap Adellio

"mau apa lu kesini?" tanya Atlanta dengan nada dinginnya

"gak ngapa ngapain sih, gua cuman mau silahturahmi aja" ucap Adellio dengan santai.

"silahturahmi macam apa ngerusuh di rumah orang?" Ian terpancing emosi

"calm bro, kita kesini cuman mau ngasih tau kalo leader lu bakalan jadi yang kedua" ucap Adellio dengan smirk yang tidak ketinggalan.

"maksud lu apaan?" bara berteriak

"wah ini geng isinya orang ngegas semua ya ternyata " Adellio tertawa

"seenggaknya kita ga letoy kayak kalian" akhirnya Airlangga membuka suara

"seenggaknya juga kita ga kemasukan penyusup yang berkedok jadi sahabat" ucap Adellio berjalan mendekati Atlanta.

"siapa maksud lu hah?" tanya Atlanta

"Atlanta Atlanta ternyata lu ga secerdik yang orang orang bilang ya....

... lu tau kenapa kalian sampe sekarang belum bisa hancurin kita?karna lu ga sepintar itu Atlanta " Adellio berbicara didepan Atlanta dengan muak sedikit mengejek.

"dan sekarang, waktunya gua yang hancurin geng sampah lu ini. SERANG!!!" Teriak Adellio yang membuat anggota Black Cobra maju menyerang Dranix.

Atlanta dihajar 3 orang sekaligus, ia tidak merasa kewalahan dengan mereka jika mereka tidak membawa senjata tajam.

Srett

celurit yang dipegang Adellio mengarah ke perut Atlanta namun sangat disayangkan, celurit tersebut hanya mengenai baju Atlanta.

"tangan kosong kalo berani anjing" teriak bintang dari belakang berlari membantu Atlanta.

saat ini sudah banyak dari mereka yang terkapar tidak berdaya, dan tidak sedikit pula yang mendapatkan luka senjata tajam yang dibawa oleh Black Cobra.

jauh dari tempat pertempuran tersebut ada seseorang yang mengawasi mereka dari tadi dengan senyum penuh kemenangan diwajahnya.

"sorry ta gua bakal lakuin apapun demi nyokap gua" ucapnya lalu pergi meninggalkan pertempuran itu.

ATLANTA || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang