Bab 26 - Di Pantai Itu ... Denganmu

8 1 0
                                    

Hati Jovano mulai merasakan getaran indah yang dia sukai. Sekali lagi muncul pertanyaan di hatinya, inikah waktunya? Inikah saatnya Ervina akan membuka pintu lebih lebar dan mengizinkan Jovano masuk ke ruang relung terdalam di hati gadis cantik itu?

"Jika kamu tidak menolongku di pantai sore itu ..." Ervina menghentikan kalimatnya.

Jovano menunggu. Dengan debaran di dada makin melaju.

"... aku tidak akan pernah tahu ada badut yang juga pintar melukis dan mahir bermain gitar." Ervina melanjutkan.

Ervina melangkah maju dua tapak kaki. Jovano masih menatap padanya tanpa berkedip. "Terima kasih, Jojo." Ervina sedikit berjinjit, dia mendaratkan kecupan di pipi Jovano. Lalu dengan cepat Ervina berbalik dan melangkah ke arah pintu depan.

Jovano terbelalak. Ervina mengecup pipinya? Apakah ini ...? Jovano melompat girang, dan segera dia mengejar Ervina. Dia menarik tangan Ervina, memaksa adis itu memutar badannya, lalu Jovano memeluk Ervina erat.

Ervina tersenyum. Ada rasa hangat menyapa di dadanya. Getaran yang dulu dia rasakan buat Gama, mulai mengalir, makin kuat setiap dia bersama Jovano. Nyaman, tenang, dan membuat dia gembira.

"Vina ...," bisik Jovano.

Tangan Jovano makin erat memeluk Ervina. Ervina menempelkan kepala di dada Jovano. Perlahan tangannya melingkar di pinggang pria itu. Jovano telah merebut hatinya, dan memberikan cinta baru yang tak pernah Ervina bayangkan.

"Vina ...." Jovano sedikit menunduk, kembali berbisik. Dekat di telinga Ervina. "Boleh aku perjelas? Kamu mau menerimaku?"

Ervina mengangkat kepalanya. Dua bola bulat dan indah itu terarah pada mata tajam milik Jovano. Ada senyum manis muncul di bibir Ervina. Tidak ada satu katapun yang Ervina ucapkan, tetapi cara dia memandang ... Jovano mengerti ...

*****

"Aku Ervina Prameswari Putria, menerima engkau, Jovano Elang Perkasa, sebagai suamiku yang sah, satu-satunya. Aku akan mengasihimu seumur hidupku. Aku akan memelihara engkau dalam suka maupun duka, sehat maupun sakit, kelimpahan maupun kekurangan, hingga maut memisahkan kita. Di hadapan Tuhan dan jemaat-Nya, aku berjanji."

Dua bola mata itu dengan tatapan berbinar sedang menatap Jovano. Sementara tangan Ervina ada dalam genggaman Jovano. Cantik, sangat cantik Ervina hari itu. Dengan balutan gaun putih panjang dia tampak begitu anggun. Wajahnya tertutup kerudung transaparan, tapi Jovano masih bisa melihat aura bahagia dari wajahnya.

"Baiklah ... Dengan janji yang sudah diucapkan oleh kedua mempelai, maka, aku menyatakan Jovano Elang Perkasa dan Ervina Prameswari Putria, sah menjadi sepasang suami istri. Di dalan nama Tuhan aku nyatakan. Apa yang disatukan oleh Tuhan tidak bisa diceraikan oleh manusia."

Tepuk tangan bergemuruh seketika. Ervina dan Jovano saling memandang, dengan tangan menyatu, senyum begitu manis, paling manis yang mereka milik, sedangkan hati mereka berdetak begitu kuat.

Sementara deburan ombak terus terdengar. Suaranya datang dan pergi. Langit biru cerah, dengan awan berarak indah, diiringi angin yang tak lelah juga bergelora di sekeliing mereka memberikan kesejukan.

"Selamat untuk kalian berdua. Selamat menempuh hidup baru, bahagialah selalu ...." Ucapan itu mengakhiri acara paling istimewa yang setiap sepasang kekasih nantikan. Menjadi suami istri, berjalan bersama mengarungi bahterra kehidupan sebagai kekasih.

Jovano membuka kerudung yang menutupi wajah Ervina. Kecantikannya semakin jelas di hadapan Jovano. Dengan hati membuncah, Jovano memberikan kecupan di kening Ervina.

"Istriku ...." Jovano berkata pelan. Ah, rasanya seperti tidak mungkin. Ervina telah bisa dia sebut sebagai istri!

"Ervina memeluk erat Jovano dengan senyum yang tidak juga pergi dari wajahnya yang cantik sebagai mempelai.

Berlabuh di Pantai HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang