• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...···
Bel pulang sekolah berdering yang menandakan bahwa pelajaran sekolah telah selesai dan akan dilanjutkan pada keesokan hari nya.
Seluruh siswa siswi tengah berkemas memasuki beberapa peralatan belajar yang sempat di keluarkan saat jam pelajaran, kemudia dimasukan kembali kedalam tas masing-masing.
Begitu pula dengan, Haruto, ia tengah berkemas untuk kembali kerumah setelah setengah hari bersekolah.
Sesudahnya, Haruto keluar dari kelas dan kedua kakinya melangkah menuju gerbang. Karena, setiap Haruto keluar dari kelasnya, ia sudah lebih dulu di tunggu oleh bodyguard atau kawahan Watanabe.
Haruto terus berjalan hingga tangan seseorang mencekal lengan miliknya yang membuat Haruto terkejut ditempat.
"Ruru pulang bareng sama Cio, ya? please..." ajak sosok yang mencekal lengannya
"Tapi, Ruru sudah dijemput, Cio..."
"Tidak apa Ruru, lagi pula yang menjemput Cio itu, Kak Jaden"
"Kak Jaden? Kalau begitu, Ruru mau ikut!" Haruto berucap sambil melompat-lompat kecil.
Siapapun disana yang melihat tingkah Haruto, mungkin mereka akan merasa gemas oleh tingkah lakunya, termasuk sosok yang berada dihadapannya saat ini, Mashiho.
Keduanya langsung saja menumpangi mobil milik Jaden, lalu mereka berdua duduk di kursi bagian tengah sembari melihat pemandangan kota dengan gedung-gedung menjulang tinggi berjejeran disana.
"Ruru, Cio? Bagaimana jika kita berkeliling kota dulu atau menuju suatu tempat, tidak apa?" Tanya Jaden
"Heung... Tapi nanti Kakak mencari Ruru karena belum pulang." bibir Haruto melengkung kebawah
"Tidak, Ruru. Tadi Kakak sudah berbicara padanya dan Travis mengizinkannya. Jadi, Ruru mau ikut?"
Ucapan Jaden dibalas keceriaan oleh Haruto, yang membuat kedua sosok disana ikut tersenyum melihatnya.
•••
Kini, mereka bertiga tiba di salah satu Mall terbesar yang berada ditengah kota.
Haruto dengan semangat memasuki bangunan megah tersebut hingga Jaden dan Mashiho sedikit kewalahan melihatnya.
"Jangan berlari-larian, Ruru!" larang Mashiho
"Maaf, Ruru tidak akan mengulanginya lagi." Ujarnya
Saat melihat Haruto murung, Jaden segera mengalihkan perhatian agar adik sepupunya itu tak murung kembali.
"Sudah, lebih baik kita mencari ice cream. Kalian menginginkan nya, bukan?" Ajak Jaden
"Lets go!!" Sorak Haruto dan Mashiho bersamaan
Jaden membawa kedua remaja itu menuju salah satu toko ice cream langganan mereka ketika mengunjungi Mall.
Disini, Jaden sepertinya kewalahan mengurus dua remaja itu, ia seperti tengah mengurus dua bayi sekaligus. Tapi tenang saja, bahkan itu yang Jaden sendiri inginkan, yaitu dengan melihat tingkah kegemasan dari mereka berdua.
"Ruru, Cio... Yang benar makan nya, jangan berantakan seperti ini." Jaden mengelap lelehan ice cream dengan tisu yang berada di sudut bibir Haruto dan Mashiho bergantian
KAMU SEDANG MEMBACA
Emmoniká Dídyma | TravisHaruto
General FictionSosok pemimpin yang memiliki keinginan besar untuk melindungi keluarga yang tersisa. Namun apa daya dengan gangguan psikologis yang di deritanya sejak usianya masihlah terbilang kecil, hingga hal tersebut akhirnya menciptakan kesalahan fatal yang mu...