• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...···
Hari menjelang malam.
Dilihat nya pada saat ini, jika Travis dan Haruto tengah menonton tv diruang tengah.
Ralat, dengan Haruto tengah menikmati satu kotak cake yang dia beli saat mereka pulang dari kantor, lalu Travis yang bertaut kembali pada laptop nya.
Sepertinya, pekerjaan Travis memang belumlah selesai. Faktanya, sosok itu masih terus mengetik sesuatu hal yang tengah ia kerjakan sekarang.
Hal itu semua tak luput dari pandangan Haruto yang sedari tadi tak berhenti memandangi sang kakak.
"Kakak tidak lelah? Dari tadi Ruru lihat Kakak sangat sibuk sekali."
Travis mengalihkan sejenak tatapan nya pada Haruto, lalu kembali pada laptop milik nya.
"Apa apa kau menanyakan hal itu?"
"Ishh! Padahal Ruru ingin melihat kartun. Tapi karena Kakak sedang berkerja, jadi Ruru tidak jadi melihat nya, takut mengganggu konsentrasi kakak yang sedang berkerja.." Haruto menggerutu sendiri, namun itu semua terdengar jelas oleh pemuda disamping nya
Travis langsung menutup rapat laptop nya saat mendengar ucapan Haruto sejak tadi, mungkin adiknya tak sabar guna melihat sebuah kartun di tv.
"Kenapa ditutup laptop nya? Apa sudah selesai?" Tanya Haruto dengan keluguan nya
"Lanjutkan kartun mu itu, saya kembali ke kamar."
Saat Travis bangkit dari duduk nya, ia terhenti kala tangan miliknya dicekal oleh tangan mungil milik sang adik. Lalu ia menoleh kebelakang dan melihat Haruto yang tengah menunduk.
"Eughh, Ruru tidak mau sendirian. Takut.." lirihnya
"Disini ada maid dan kawahan saya, dan disini tak ada monster seram seperti apa yang kau bayangkan, Haruto." Jawab Travis
"Tidak tahu. Ruru tidak mau sendiri, kakak."
"Haruto, saya belum selesai berkerja. Banyak berkas tertunda yang belum saya selesaikan. Jadi, saya mohon anda mengerti."
Baru saja Travis berjalan selangkah, ia sudah mendengar isakan dari belakang. Karena ia tak mau membuang waktu, Travis tetap meninggalkan Haruto sendirian diruang tengah.
Beberapa jam kemudian, malam semakin larut.
Diruang kerja pribadi, Travis telah selesai mengerjakan seluruh berkas berkas tersebut dan ia juga merasa rasa kantuk nya mulai datang. Akhirnya, Travis memutuskan keluar dari ruang kerja lalu menuju kamar miliknya.
Baru saja Travis memegang knop pintu kamar, tiba tiba salah satu maid datang mendekati nya.
"Tuan, apakah Tuan Haruto belum saja mengantuk? Ia masih berada diruang tengah. Sepertinya, ia tengah menunggumu, Tuan."
"Biarkan saya yang mengurus nya. Kau istirahat lah, sampaikan juga pada yang lain." Perintah nya
Travis kembali berjalan menuju ruang tengah.
Setelah sampai, ia melihat Haruto yang sudah tertidur di sofa dengan bekas tetes air mata yang masih tergenang dipipi nya.
Tanpa memikirkan hal apapun, Travis membawa Haruto ala koala dengan pelan agar sang adik tak terusik dalam tidurnya.
"Eughh.." firasatnya salah, Haruto terganggu akibat sedikit pergerakan yang diberikan Travis, namun setelahnya ia kembali tertidur dalam gendongan Travis
KAMU SEDANG MEMBACA
Emmoniká Dídyma | TravisHaruto
General FictionSosok pemimpin yang memiliki keinginan besar untuk melindungi keluarga yang tersisa. Namun apa daya dengan gangguan psikologis yang di deritanya sejak usianya masihlah terbilang kecil, hingga hal tersebut akhirnya menciptakan kesalahan fatal yang mu...