OT : 13 [1]

738 77 1
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

"Kak Juna, Kak Jaden?" Haruto terkejut akibat kehadiran mereka berdua secara tiba tiba di hadapan kamar milik Travis

Sadar jika terdapat bekas air mata Haruto yang membekas di kedua pipinya, membuat Junathan yang segera mengetahui hal tersebut menatap Haruto dengan raut tak terbaca.

"Ruru kenapa menangis, hm?" Tanya Jaden pelan, seolah enggan untuk menyakiti makhluk kecil di hadapannya

Haruto tak menjawab. Ia memilih untuk memeluk kedua kakak sepupunya yang berada disana dengan erat, enggan untuk melepaskan barang sedetik pun.

Haruto, kembali menangis.

"Kakak tidak mau membunuh Ruru, hiks.. kenapa? Kenapa Kakak tidak mau, Kak Juna, Kak Jaden, Hiks.." menatap kedua Kakak sepupunya secara bergantian dengan mendongakan kepalanya

Mendengar hal itu, Junathan mengeraskan kepalan tangannya, lalu berjalan tegas menuju Travis yang masih saja terdiam disana dengan tatapan nyalang.

BUGH!!

BUGH!!

"KAU BERBICARA APA PADANYA, HAH?!" Ujar Junathan dengan amarah yang menggebu gebu pada Travis

"MENGAPA HARUTO SAMPAI MENANGIS SEPERTI ITU?! JAWAB TRAVIS!!"

"Saya tak mengatakan apapun padanya, dan jangan ikut campur urusanku dengannya!" Jawab Travis

"Jangan ikut campur? Justru jika tidak, Haruto akan depresi jika terus ia bersamamu, bajingan!!"

"Jika hanya datang dengan berhasil masuk kedalam mansion pribadiku, maka pergilah kalian dari sini jika hanya menganggapku yang tidak tidak tanpa mengetahui alasannya dengan jelas." Ujar Travis

"Saya datang kemari bersama dengan Jaden, karena saya akan mengambil Haruto darimu. Ingatkan saya jika tak harus menyiksa anda dihadapan adikmu saat ini!" Deru nafas Junathan naik turun, hampir seluruh raut wajahnya merah padam akibat amarah yang memuncak

"Jangan pernah kalian termasuk siapapun mengambil Haruto dariku. Karena dia adikku, adik satu satunya di kehidupanku." Ujar Travis

"Kau tak merelakan jika Haruto akan aman bersamaku, Travis? Jika dia terus menerus berada di dekatmu, semakin besar pula rasa benci Haruto terhadapmu!"

"Kalian tak tahu apa maksudku dari semua hal ini. Kalian hanya berfikir tentang hal buruk padaku, hanya karena saya pernah menyetubuhinya. Bahkan itu semua, saya tak pernah sekalipun menginginkannya." Ujar Travis yang mulai terduduk lemah dilantai lalu mengusap wajahnya kasar

"Silahkan kalian melakukan penyiksaan terhadapku. Tetapi sebelumnya, saya akan memberi tahu satu hal yang lebih penting dari ini semua."

"Lindungilah Haruto dari kedua bajingan yang tak lama lagi akan kembali dalam hidupnya. Jangan sampai terjadi hal buruk pada Haruto hanya karena kalian tidak bisa menjaganya."

Travis meluruhkan air matanya.

Junathan, Jaden termasuk Haruto, mematung bak batu yang diam ditempat. Tak pernah sekalipun mereka melihat Travis secara tiba tiba menangis lirih seperti saat ini.

Bahkan Travis tertawa lirih disela sela tangisannya.

"Faktanya kau lebih bajingan dari yang kita kira selama ini, sialan. Maka dari itu, lebih baik Haruto menjauh dari kehidupanmu!" Junathan terus mengeluarkan amarah kepada Travis yang enggah menjawab

Travis terdiam, memang benar adanya dengan ucapan yang dilontarkan oleh Junathan.

"Lebih bajingan mana yang meninggalkan Ayahku hanya karena bermain dengan pria yang tak lain adalah adik kembar nya?!" Amarah Travis mulai tersulut

Emmoniká Dídyma | TravisHarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang