OT : 11 [1] [warn+]

1.6K 78 4
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

"Bagaimana?" Ujar seorang yang saat ini tengah berada diruang tengah

"Saya sudah menemukan tempat tinggal untuk ditempati saat kita tiba di Korea nanti." Jawabnya

"Lakukanlah dan jangan gegabah, ingat. Yang terpenting, bawa Haruto secepatnya pergi jauh dari lingkungan dari anak bajingan seperti Garenzalo Hanbin." Perintahnya

"Tentunya. Dan pastinya, Haruto akan menjadi milikku sepenuhnya hingga nanti. Wait for me baby, I'll be back.." Seseorang itu tersenyum miring

Ya, mereka berdua tak lain ialah Girenzilo Kazige Watanabe (adik kembar dari Garenzalo Hanbin (ayah Travis) dan sang putra, Yeonjun [Choi] Watanabe.

Mereka membicarakan tentang suatu hal penting yang akan mereka berdua lakukan hingga tiba di negara Ginseng, nantinya.



Dengan merebut hak paksa Haruto dari kehidupan seorang Garenzalo Travis.



"Jaden, kita harus secepatnya menggambil Haruto dari Travis. Ingat, tak butuh waktu lama, Yeonjun akan kembali dan pastinya Haruto berada dalam mara bahaya." Ujar Junathan

"Pikirkan baik baik, Haruto selalu ditahan oleh kawahan Garenzalo termasuk Travis sendiri. Jadi, kita harus mencari celah agar segera mendapatkan Haruto dari jeratan Travis saat ini." Jawab Jaden

Setelah memakan satu bulan lamanya guna mereka mencoba mengambil Haruto dari lingkungan Travis, naasnya selalu gagal. Namun, Junathan dan Jaden tak pernah berhenti untuk merebut Haruto dari lingkungan amat kejam itu.

Mereka berdua harus segera membawa Haruto untuk dilindungi lebih ketat olehnya, sebelum keluarga Kazige kembali ke negara ginseng ini.

Karena Junathan maupun Jaden sangat tau akan muslihat Travis yang selalu keras kepala, mereka takut jika salah memberi perlindungan pada Haruto pada sosok Travis, walaupun Travis ialah kakak kembar dari Haruto sendiri.

Apalagi suatu alasan dimana Travis melakukan hal yang mana kala bisa membuat Haruto trauma akibat perlakuannya.

Junathan dengan Jaden, jelas tak bisa membiarkan hal tersebut seluruhnya terjadi.



Saat ini, Haruto tengah berada ditaman belakang mansion.

Haruto mencoba menghilangkan beban pikiran yang selalu ada dalam benaknya, tentunya dengan saran Dokter yang selalu merawatnya.

Lagipula, jika dipaksakan akan membuat Haruto kembali stres dan bisa berpengaruh buruk pada kandungan nya.

Haruto duduk pada kursi panjang disekitar area taman dan menyandarkan tubuhnya sembari mengelus perut miliknya yang sedikit membuncit itu dengan pelan.

Haruto memandang kosong pada pemandangan indah dari taman yang berada dihadapannya, tak ada yang menarik saat ini.





Di kantor, Travis tengah melakukan meeting dengan beberapa para petinggi perusahaan yang datang guna berkerja sama dengannya.

Hingga memakan waktu sekitar dua jam lebih untuk menyelesaikan meeting tersebut.

"Sekian dari saya, terimakasih." Ujarnya

Seluruh para petinggi itu keluar, hingga menyisahkan satu sosok yang enggan berdiri dari tempat duduknya dan membuat atensi Travis teralihkan.

"Kau, tidak pulang?" Tanyanya

Seseorang itu terkekeh pelan.

"Travis, berhenti memberi penjagaan ketat pada Haruto di mansion. Apakah kau tak merasa kasihan dengannya? Haruto butuh ketenangan, tidak kah kau tahu bahwa setiap harinya ia selalu murung? Tidak pula terlihat lagi senyuman yang terlihat teduh itu."

Emmoniká Dídyma | TravisHarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang