OT : 10 [1]

762 79 0
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

Satu bulan berlalu.

Dan hingga saat ini Haruto masih tetap berada dalam jeratan Travis.

Bahkan perut milik Haruto yang tadinya rata, kini kiam membuncit walaupun masih terbilang kecil.

Jika kalian bertanya bagaimana dengan keadaan Haruto saat ini? Keadaannya dibilang baik juga tidak, dibilang buruk juga tidak. Hanya saja, Haruto hidup di tengah tengah keduanya.

Apakah Haruto telah berdamai dengan masa traumanya? Jawabannya, sedikit, bahkan bisa dibilang belum sama sekali. Bagaimana bisa ia memulihkan masa traumanya, jika dirinya saja masih berada di lingkungan sang kakak.

Bahkan Haruto sudah tahu jika kedua kakak sepupunya itu tengah mencarinya. Akan tetapi, itu semua dibatalkan oleh kawahan Garenzalo dan salah satu Tuan mereka, Travis.

Saat itu, Haruto ingin marah serta meluapkan seluruh emosi pada sang kakak.

Namun, ia tak bisa.

Haruto tak mau jika kandungannya merasa terganggu akibat ulahnya. Tidak, ia sangat tak menginginkan jika hal itu benar akan terjadi.

Sungguh, Haruto sangat melindungi sosok kecil yang masih berada di dalam kandungannya.

Berbeda dengan Travis, ia bahkan tak pernah menganggap sosok itu ada. Ia hanya ingin Haruto berada disampingnya dan memuaskan hasrat kepuasannya.



Malam ini, seluruh kawahan Garenzalo termasuk kedua Tuan mereka, Travis dan Haruto, kini seluruhnya tengah makan malam bersama di halaman belakang secara outdoor.

Seluruh hal tersebut ialah keinginan dari Haruto pada Travis. Walaupun Travis tak menghiraukan ucapannya, tetap saja ia mengabulkan nya, aneh.

Entah mengapa Haruto sangat ingin makan malam bersama dengan seluruh kawahan Garenzalo, mungkin saja karena ia tak pernah melihat mereka makan atau semacamnya? Entahlah.

Di meja, tertera banyak nya berbagai jenis hidangan dari yang ringan hingga hidangan berat, seluruhnya ada.

Haruto sendiri dibuat bingung, padahal ia tak meminta jenis makanan sebanyak ini.

Hingga dilanjutkan pada seluruh kawahan beserta sang Tuan, makan dengan hikmat dibawah cahaya rembulan dan bintang di malam hari. Bahkan tak ada yang berani membuka suara dari salah satu mereka.



Setelah kegiatan makan bersama selesai, kini seluruhnya kembali menjalankan tugas masing masing.

Faktanya, itu cukup singkat untuk acara makan malam bersama bagi Haruto, karena ia merasa setitik tak kepuasan di hatinya.

Seluruh kawahan Garenzalo diperintah guna kembali berkerja, lalu Haruto berjalan menuju kamar milik Travis.

Mengapa ia tak memilih tidur di kamar pribadi? Haruto memilih tak ingin mendapatkan siksaan dari Travis akibat melawan ucapannya, hingga nanti kandungannya terganggu.

Sejak saat itu, Haruto hanya bisa menuruti berbagai macam perintah dari Travis hingga dirinya melahirkan sang buah hati, walaupun Haruto harus menunggu waktu yang lama.

Haruto tak tahu harus melakukan hal apa selain menuruti perintah bodoh dari Travis.

Haruto lelah, bahkan sangat. Dirinya hanya menjadi pemuas nafsu bagi Travis lalu dijadikan seperti budak hingga dirinya merasa ingin mati seketika jika tak ingat akah hal, yaitu dengan nyawa yang berada dalam kandungannya.



Emmoniká Dídyma | TravisHarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang