OT : 18 [1] [warn+]

1.4K 61 5
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

"BADEBAH!"

"Kalian sudah ku perintahkan untuk mencari keberadaan Haruto, tetapi apa? Sama sekali tak membuahkan hasil. Sia sia jika saya memperkerjakan kalian menjadi anggota Zonarldo." Junathan tersulut amarah ketika para kawahan Zonarldo tak membawa kabar baik

"Kini, bagaimana jika dia dalam bahaya, apakah kalian ingin bertanggung jawab karenanya? Dan apakah kalian menginginkan Haruto mati di tangan Kazige?!"

Seluruh kawahan Zonarldo menunduk, tak ada yang berani mengangkat kepala dari salah satu diantara mereka dan tak ada yang berani menjawab ucapan demi ucapan dari sang Tuan.

"Junathan, hilangkan amarahmu. Jika kau masih terus berfikiran konyol seperti ini, Haruto tak akan bisa di temukan dengan pemikiranmu yang egois pada kawahanmu." Ujar Jaden yang sejak tadi berdiri disana memperhatikan para kawahan sang kakak

"Berfikir konyol, katamu? Yang benar saja. Jangan bilang, kau yang menyuruh mereka berhenti guna mencari keberadaan Haruto?!" Tuduhnya pada Jaden

Mengusak kasar raut wajahnya, Jaden mengeram kala dirinya tertuduh oleh Junathan tanpa alasan yang jelas. Bahkan, Jaden saja tak mengetahui jika Haruto dibawa oleh komplotan mereka.

"Anda menuduhku? Selama ini, detik ini, saya yang sudah menjaganya dengan baik disaat kau meluapkan amarah padanya tanpa sengaja. Dan apakah kau segera meminta maaf padanya atas kesalahan yang kau perbuat? Tidak. Terlihat jika kau tak perduli dengan Haruto yang menangis karenamu, sampai dia memendam semuanya sendirian. Kau tak berfikir seperti itu, Junathan!"

"Dengan bujukan Hyunsuk, pun. Itu tak berpengaruh padamu. Kau selalu membual hanya alasan yang tidak penting bagimu."

"Apakah saya tidak lelah jika terus menerus seperti ini?! Dan benar adanya, Haruto lebih baik bersama Travis jika hal ini akan terjadi. Dengan Haruto bersama kita, itu akan membuatnya semakin menderita. Ingat, Junathan! Haruto, adik sepupumu, sosok adik yang paling kau sayangi selama ini. Senyum cerianya, kini seluruhnya sirna." Tanpa sadar Jaden meneteskan air matanya

Jaden tak tahu harus apa, dia sudah meminta seluruh kawahan Vliore termasuk Zonarldo sekalipun untuk mencari Haruto, yang kini tak dapat membuahkan hasil.

Merasa dirinya telah egois karena telah memisahkan Haruto dengan sang kakak, Travis, jika seperti ini.

Walaupun dirinya membenci sosok Travis hanya karena ia telah melakukan hal yang tak pantas pada adiknya. Akan tetapi, dia tetaplah kakak dari Haruto.

Junathan. Ia sama halnya dengan Jaden, rasa emosional itu kembali membuncah. Dengan meluruhnya air mata yang jatuh membasahi pipinya.

"Seluruhnya, pergilah kembali. Cari keberadaan Haruto hingga ditemukan jejaknya. Biarkan saya berbicara pada Junathan." Perintah tegas Jaden pada kawahan dari keduanya





"Hiks.. lepasin Ruru! Ruru tidak mau ditempat ini! Bawa Ruru pulang! Hiks.. tolong!" Berontaknya

"Tidak, dan tak akan pernah, Baby." Jawabnya

"Ruru mohon, bawa Ruru pulang, hiks.. Ruru tidak mau ditempat gelap ini, hiks.. Ruru akan menuruti kalian, asalkan kalian membawa Ruru kembali pulang, hiks.."

Yeonjun dengan sifat iblisnya, tak pernah sekalipun menghiraukan ucapan Haruto saat ini. Ia hanya duduk dengan menyesap puntung rokok yang diapit oleh kedua jari miliknya.

Namun, beberapa saat setelahnya. Terdengar langkah kaki entah milik siapa yang berjalan mendekat kearah kamar Yeonjun. Seolah mengerti, Yeonjun mendekat ke arah pintu lalu membukanya.

Emmoniká Dídyma | TravisHarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang