OT : 16 [1]

655 62 2
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

Bagaimana jika kau meninggalkan seseorang yang bahkan telah kau segani selama di hidupnya?

Apakah kau akan melakukannya? Pasti tidak, dan tak akan pernah.

Bagaimana jika sosok yang meninggalkan tersebut adalah Travis?

Bahkan Travis meninggalkan seseorang yang telah ia segani selama ini demi membuatnya tersadar, bahwa benar jika memang dirinya bersalah.

Travis menyesal setelah apa yang ia perbuat? Benar. Dia bahkan kecewa dengan dirinya sendiri, terlebih dengan menyakiti sang adik, Haruto, hingga berakibat fatal.

Dirinya tak tahu menahu jika sosok yang ia tinggalkan itu selalu mencari keberadaannya.



Seperti saat ini.

Sosok yang selama beberapa minggu ini menghilang entah kemana, kini tengah pergi untuk menuju suatu tempat yang di tuju.

Beberapa menit berlalu, hingga akhirnya ia sudah tiba di tempat tersebut, dengan membawa sesuatu yang berada ditangan kanannya, entah benda apa itu.

Travis melangkahkan kedua jenjang kakinya guna mencari tempat yang mana saat ini ia tengah cari.

Bahkan, terlalu banyak kelopak bunga yang bertebaran mengenai tubuhnya dan Travis tak menghiraukan hal tersebut.

Hingga ia tak sadar jika dirinya sudah tiba pada suatu gundukan tanah yang lebih dari satu, melainkan dua gundukan berbentuk persegi panjang tak lupa dengan rumput hijau yang menyelimutinya.

Travis, mendatangi tempat dimana kedua sosok mediang orang tuanya di makamkan.

Berjalan mendekati kedua makam tersebut, lalu segera meletakkan dua buket bunga mawar berwarna merah yang sejak tadi ia bawa di tangan kanannya.

Setelahnya, ia kembali berdiri lalu memandangi kedua nisan di hadapannya.

"Saya kembali." Ujarnya

Kerongkongannya terasa dicekat sesuatu saat hendak berbicara. Namun, Travis akan tetap melanjutkan perkataannya.

"Saya tak tahu harus bagaimana, saat ini. Jika saya meluapkan dengan amarah pun, tak akan pernah ada gunanya."

"Selama ini, saya tak tahu jika Haruto bukanlah adikku. Namun, karena saya tak ingin menyerah begitu saja, hingga akhirnya saya mencari tahu semuanya karena hal tersebut terasa janggal bagiku."

"Dan berakhir, saya telah mengetahui seluruh informasi termasuk rahasia yang kalian berdua simpan selama kalian berdua hidup. Mengapa kalian menyembunyikan hal ini padaku?" Tanya nya pada kedua nisan mediang kedua orang tuanya

"Saya merasa jika saya seperti manusia bodoh yang tak mengetahui hal apapun. Saat itu, amarah yang berada ditubuh saya memuncak, namun saya segera sadar, memang benar bahwa tak ada gunanya jika saya meluapkannya sekalipun."

"Namun, setelah membaca informasi tersebut, saya tak percaya hanya karena sebuah deretan tulisan yang tertera disana."

"Mengapa kalian melakukannya? Mengapa? Apakah kalian senang jika kalian melihatku seperti manusia bodoh yang bahkan hanya bisa berdiam diri? Dan mengapa hal seperti ini kalian rahasiakan?" Travis berucap dengan lirih

"Saya tahu, memang selama ini saya telah membuat kesalahan yang amat fatal. Bahkan dengan jiwa tak sadar, saya telah melakukan hal bejat padanya tanpa keinginan dari saya sendiri. Saya hanya terhasut olehnya."

"Hingga akhirnya dia membenciku. Dan pada saat itu, saya tak pernah menghiraukan ucapannya sekalipun. Saya hanya tak ingin jika nanti perkataan saya mengakibatkan salah paham."

Emmoniká Dídyma | TravisHarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang