01. MASALAH

170K 4.5K 37
                                    

Tin... tinn....

"Lama amat lo, capek nunggu gue" kesal Edric karena temannya yang satu ini lama

"Emang bos udah sampai?" tanya Aron dengan santainya

"Belum sih, hehe"

"Gila lo"

"Albern lama bener, coba telepon ko" Daren menyuruh Riko untuk menelepon, tetapi dirinya sendiri mempunyai handphone. hedehh...

"Kagak diangkat"

"Lupa kali si bos, jangan-jangan lagi di club dia" curiga Edric

"Bener-bener ya lo, suudzon aja kerjaannya, gua kasih tau si bos lo baru tau rasa" Liam yang hanya diam dari tadi kini mengompori Edric

"Hehh kompor aja"

Kira-kira itulah percakapan diantara 5 pemuda itu, sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari, mereka telah menunggu selama satu jam tetapi Albern belum datang.

Saat ini mereka berada di markas dan sedang menunggu ketua mereka yaitu Albern, mereka berkumpul karena ada keperluan yang harus dilakukan. Saat ini di markas hanya ada mereka, anggota lainnya telah pulang.

Aron, Edric, Riko, Liam, Daren merupakan inti dari geng motor besar bernama CRANEO yang artinya tengkorak. Memiliki lambang tengkorak berwarna setengah putih dan setengah hitam, yang artinya mereka dapat menyerang saat hari cerah maupun dalam kegelapan

•••••

Tak lama kemudian
brumm.....brummm

"eh si bos bukan?" Edric berlari keluar markas dan melihat sosok Albern

"langsung aja" ucap Albern yang masih berada di atas motornya

"oke, tunggu bentar gua panggil yang lain"

"bos bukan?" tanya Liam yang diangguki oleh Edric

"kata Albern langsung aja"

Kelima pemuda itu keluar markas hendak menemui ketua mereka dengan memakai jaket kebanggan mereka dan membawa kunci motor

"Lama bener Al" protes Daren pasalnya dia telah mengantuk, seharusnya sekarang ia berada di atas kasurnya yang empuk dengan guling yang menemaninya

"Lupa gue"

"Lah pa maksud"

"Udahlah ayok" Aron sebagai kaki tangan Albern

"Emangnya tempatnya di mana sihh?" Riko bertanya dengan santainya, mereka hendak pergi tetapi dia tidak tau di mana tempatnya

"Lu niat pergi gak sih? tempatnya aja kagak tau" kesal Edric karena ada-ada saja tingkah sahabatnya ini

"Emang lu tau?"

"Kagak"

"Lu ngajak ribut ya"

"Ikut gue" Albern pergi meninggalkan temannya yang berisik itu, sedangkan Liam, Aron, dan Daren telah mengikuti Albern dari belakang

"Yahhh kena tinggalkan, lu sih ngajak ribut"

•••••

"Ron barangnya udah ada kan?" Albern bertanya di atas motor yang dilajukannya

"Katanya udah Al"

Albern tidak menanggapinya dan melajukan motornya di atas rata-rata, jalanan benar-benar sepi tanpa pengendara dan pejalan kaki satupun

Mereka hendak pergi ke tempat yang lumayan jauh dan terpencil untuk mengambi sebuah "barang" yang di pesan oleh Albern

•••••

Di lain tempat seorang gadis berjalan sendirian tanpa tujuan yang jelas tanpa membawa uang dan handphone yang telah habis baterainya

"Ini di mana sihh, kok enggak ada siapa-siapa sih aku takut...hiks....hiks" ia tetap berjalan berharap dapat menemukan seseorang dan dengan keadaan pipi yang sudah basah

"Ihhh itu kayaknya ada orang" ia melihat cahaya dari jauh, dan dapat mendengar suara motor

Entah apa yang dipikirkannya, ia mendadak berlari ke tengah jalan untuk menghadang motor tersebut yang membuat pengendara tersebut terkejut

Ciittttt......brukkkkkk
Albern, iya Albern lah pengendara tersebut, kini Albern telah terjatuh dan terbaring di aspal

Teman-temannya terkejut dan menghentikan motor mereka untuk menolong Albern

"Al lo gak papa?" Liam membantu Albern berdiri pasalnya kaki dan tangan Albern lecet begitu juga motornya

Albern berdiri dengan membuka helm dan melemparnya asal

"Lo punya mata gak hahhh!!!!" Albern marah besar kepada gadis itu karena ia hampir saja menjadi pembunuh

"Gue hampir jadi pembunuh tau gak lo!!!!" Albern membentak-bentak gadis itu, temannya hanya melihat karena memang gadis itu yang salah

"Ma..maaf.....hikss"

"Lu udah buat gue hampir jadi pembunuh, badan gue sakit semua, motor gue jadi lecet, dan yang bisa lo ucapin cuman minta maaf hahhh!!!" Albern kehilangan kesabaran dan menarik paksa tangan gadis itu

"Al udah, dia ketakutan" Riko berusaha melepaskan tangan Albern dipergelangan tangan gadis itu

"Lo ngapa di tengah jalan?" tanya Edric dengan lembut karena ia tidak habis fikir apa yang dilakukan gadis ini

"Maaf kak..hikss...aku cuman mau pulang, tapi enggak ada orang di sini" ia menunduk dengan tangis yang sudah menjadi-jadi

"Emang ngapain lo di sini?, daerah ini terpencil, kagak ada orang di sini" Sekarang Liam yang mulai bertanya

"A..ku cuman jalan-jalan aja tadi, tapi malah ja...di di sini...hikss, uang aku habis, handphone aku mati....hikss aku takut" cicit gadis yang masih di dengar keenam cowok itu

Albern berusaha mengontrol amarahnya karena gadis itu sudah menangis, Albern memang terkenal kejam, hampir saja ia memukul gadis itu

Tanpa sepatah kata, Albern pergi meninggalkan mereka, tujuannya saat ini kembali ke apartemen

"Gua anter aja, ayok" Edric menarik pergelangan gadis itu dengan lembut dan menuntunnya untuk naik ke atas motor, gadis itu tidak menolak karena yabg dipikirannya sekarang adalah pulang

"Udah gila tu cewek" umpatan itulah yang diucap Albern di atas motornya yang tentu saja dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan amarah yang melanda

"Gagal rencana gue"
-
-
-
-
-
-
-
gimana nihh ceritanya??😊😊
-
-

"Gagal rencana gue"-------gimana nihh ceritanya??😊😊--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALBERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang