"Ayo sekarang siapa yang mau maju baca puisi?" tanya bu Asih selaku guru bahasa indonesia
"Saya bu" teriak Binu teman selokal Callista
"Ayo cepat maju"
"Jika ada yang namanya bidadari maka itu Callista...
jika ada yang merebut hatiku maka itu Callista....
jika ada....." puisi Binu terpotong akibat bu Asih"Heleh godain anak orang terus kamu, buaya" ucap bu Asih dengan menggelengkan kepala
"Kalau buaya bukan Binu bu" teriak Dion
"Terus siapa?"
"Bang Daren wahhahahahah" pecah tawa Dion dan anak lokal, Callista hanya tersenyum melihat kelakuan teman selokalnya
"Haaa setuju gue" Binu memberikan jempol kepada Dion
"Udah-udah duduk sana" bu Asih memukul Binu menggunakan buku
Kringgg.....kringgg.....
"Udah bel bu"
"Ibu dengar, kamu kira ibu tuli apa"
"Lah kan cuman ngasih tau bu"
"Sampai sini aja pelajaran kita, ibu pergi dulu" ucap bu Asih sambil melangkahkan kaki keluar kelas
"Cepetan ngomong sana" ucap Reya membalikkan tubuh untuk melihat Callista yang kursinya dibelakangnya
"Ngomong apa?" beo Callista
"Yang tadi, ngomong sama kak Albern kalau lo nggak mau berurusan sama dia" jelas Reya
"Iihhh nggak mau ah, takut" cemberut Callista
"Ya elah, dari pada lu jadi mainan dia, emang lo mau?" tanya Nayra yang ikut bergabung pembicaraan
"Ya nggak mau, tapi aku takut"
"Ya udah bilang aja sana, protes gitu" kesal Reya pasalnya temannya ini tidak mau jadi mainan tapi takut bilang
"Nanti aja ah, aku laper" ucap Callista dengan bibir cemberut
"Nanti aja urusan makan, nyawa lebih penting" balas Nayra
"Makan juga penting nanti mati"
"Nggak semudah itu orang mati bocil"
"Iihh iya iya, aku pergi, emang kak Albern di mana?" tanya Callista ketika sudah berdiri dari kursinya
"Kalau jam istirahat biasanya di kantin" jawab Reya
"Ya udah kita ke sana" Nayra menarik tangan Callista tergesa-gesa
"Iihh Nayra pelan-pelan tangan aku sakit tau" protes Callista, masalahnya Callista ini tangannya sensitif, jadi walaupun dipegang tidak terlalu kencang akan memerah pergelangan tangannya, sudah dari kecil tangannya sensitif seperti itu
"Sssutt diem dulu cil, nanti kak Albern pergi" Nayra tidak tau jika Callista sudah kesakitan
"Nah di sana tu" tunjuk Reya ke rombongan Albern yang duduk di pojok ketika mereka telah sampai di kantin
"Call lu samperin sana" ucap Nayra sambil melihat kebelakang dengan tangan yang masih memegang pergelangan tangan Callista
"Hikss...hikss..." Callista manangis karena tangannya nyeri
"Lah kok lo nangis sih?" heran Nayra
"Ta--tangan aku s--sakit hiks..."
"YA AMPUN" panik Nayra ternyata tangan Callista sudah memerah
Siswa yang ada di sana lantas melihat ke arah mereka karena suara Nayra yang besar
"Gue nggak tau Call, sorry banget" panik Nayra sambil melihat tangan Callista
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERN
Teen Fiction"Jangan tinggalin gue ya" ---Albern kenric osbert--- Tampan, dingin, posesif dan kejam, mungkin itulah yang dapat menggambarkan seorang ALBERN KENRIC OSBERT. Ketua geng motor terbesar yang ditakuti semua orang, orang akan berpikir dua kali untuk men...