Kringg.....kringg.....
bel pulang berbunyi"Lo beneran kagak usah dijemput ni?" ucap Roni ditelepon, orang yang mengantar Callista tadi pagi yaitu menajernya yang umurnya sekitar 23 tahun
Callista seorang pemain biola, karena ia sering tampil solo memainkan biola di panggung maupun acara besar maka ia memerlukan seorang manajer
"Iya beneran kakak nggak usah jemput, aku bisa sendiri" jawab Callista di telepon yang sedang berjalan di koridor menuju gerbang
"Yaudah kalau gitu, hati-hati jangan nyasar"
"Iyaa"
Keadaan sekolah belum terlalu sepi, karena baru 10 menit semenjak bel berbunyi, tapi sebelum pergi ke tempat les biola ia pergi mencari ruang musik yang tadi belum ketemu
Callista memang masih latihan biola dengan guru pribadinya sedari kecil yaitu pak Leon, gurunya inilah yang mengajarinya biola dari umur 6 tahun, umur pak Leon sekitar 32 tahunan
•••••
"Ruangannya lantai berapa sih?" Callista mencari dari tadi tapi tidak kunjung ketemu
"Lantai 1? 2? apa 3?"
Callista terlalu fokus mencari ruangan dengan melihat ke samping, akibatnya ia tidak melihat ke depan dan...
Brukk....
"Awww sakit" Callista memegang kepalanya karena sakit
"Jalan liat ke depan" ucap orang yang ditabrak Callista
"K--kak Albern?" Callista tetkejut ketika yang ditabraknya adalah Albern
"Mau ke mana? kok belum pulang?" tanya Albern dengan suara beratnya
"I--tu mau cari ruang musik, iya hehe" Callista hanya menggaruk leher yang tak gatal
"Kan udah gue bilang bakal gue antar"
"Iya sihh, tapi aku mau sekarang jadi nyari sendiri deh"
"Yaudah ayok"
"Ke mana?" tanya Callista dengan polos
"Menurut lo?" Albern hanya menarik gadis yang sedang kebingungan ini
•••••
Mereka hanya diam dengan menyusuri koridor-koridor sampai mereka berhenti di depan sebuah ruangan
"Ini ruangan apa kak?" beo Callista
"Musik" singkat, padat, dan jelas
"Beneran?" bahagia Callista dan melepaskan tangan Albern di pergelangan tangannya untuk masuk ke dalam ruangan itu
"Besar banget ruangannya" Callista terkejut melihat ruangan musik ini, bagaimana tidak untuk ukuran sekolah yang bukan sekolah seni, ruangan musik ini cukup besar
"Tapi kok cuman ada piano di sini? berdebu lagi" Callista bertanya kepada Albern yang hanya melihatnya
"Nggak ada yang make"
"Emang nggak ada yang main musik di sini?"
"Ada, tapi nggak banyak, itupun mereka nggak main di sini, rata-rata di tempat latihan mereka semua" jelas Albern kepada anak yang matanya polos sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERN
Teen Fiction"Jangan tinggalin gue ya" ---Albern kenric osbert--- Tampan, dingin, posesif dan kejam, mungkin itulah yang dapat menggambarkan seorang ALBERN KENRIC OSBERT. Ketua geng motor terbesar yang ditakuti semua orang, orang akan berpikir dua kali untuk men...