Tentu saja setiap orang memiliki mimpi yang ingin mereka capai. Begitupun dengan Aya, siswa yang memiliki ekspetasi tinggi akan segala hal yang ingin Ia capai.
Kelas 10 semester 2 ini, Aya mempunyai harapan untuk mengikuti lomba Olimpiade Sains Nasional dan mewakili sekolahnya. Namun harapan itu pupus karena Ia tidak terpilih untuk mewakili sekolahnya. Ia kalah dengan siswa kelas 11 yang tahun kemarin sudah pernah ikut namun tidak menang.
Selama satu hari ini, Aya selalu menggerutu dan moodnya tidak bagus. Aya menyalahkan sistem sekolah yang harus menyeleski siswa untuk dikirim ke olimpiade itu, Ia menyalahkan Dion yang tidak pernah menanyakan kabarnya, Ia menyalahakan segala yang ada di depan matanya.
Saat seperti ini, Aya memilih untuk diam di kamar dan mengabaikan semua panggilan dari sahabatnya karena terkadang saat moodnya jelek, mulutnya tidak bisa terkontrol dengan baik. Ia tidak ingin menyakiti orang lain dengan kata-katanya.
Aya teringat akan kotak yang Ia temukan di bawah laci meja sekolahnya, Ia bergegas mengambil tas sekolahnya dan mengeluarkan itu dari tasnya.
Ia membuka kotak cokelat yang diikat dengan pita putih itu, ada satu botol kaca kecil dengan isi bunga eldewis dan lampu kecil di dalamnya. Sangat indah. Aya meletakkan botol itu di meja belajarnya.
Aya mengeluarkan satu amplop surat yang sepertinya di edit sendiri oleh pengirimnya.
"Ink?" Gumamnya
Aya mencoba memikirkan inisial nama orang, namun tidak ada teman sekelasnya yang memiliki inisial seperti itu. Aya menggelengkan kepalanya, Ia menyerah menebak siapa pengirimnya dan memilih untuk membuka suratnya.
Aya menganggukan kepalanya berulang kali, benar Ia masih punya kesempatan lain. Tidak perlu berpatok pada OSN, Ia masih punya kesempatan olimpiade di universitas. Aya masih kelas 10 dan Ia masih bisa mencapai tujuannya untuk ikut OSN tahun depan, Aya hanya perlu tetap berusaha lebih keras dari sebelumnya.
Kesempatan memang tidak datang dua kali dan Aya dengan keegoisannya hampir saja menyesal karena tidak menganggap kesempatan lain itu menjadi kesempatan untuk menuju tujuan yang Ia inginkan.
Aya tersenyum dan mengambil ponselnya lalu memutar lagu yang ada di surat itu. Siapapun itu, terima kasih telah menyadarkan Aya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...