Seperti janjinya beberapa minggu lalu yang belum sempat Ia lakukan, akhirnya hari ini Lisa memberanikan diri bertemu Eja di sekolah dan mengajaknya untuk makan sepulang sekolah. Janji itu adalah hutang, jadi Ia tidak ingin terlibat hutang terlalu lama. Karena kebetulan Lisa juga tidak bawa motor, Eja menawarkan untuk berangkat bersama ke tempat tujuan yang Eja sarankan. Tempat yang Eja sarankan ini belum pernah Ia kunjungi sebelumnya dan terlihat sangat sepi seperti tidak meyakinkan.
"Ini beneran disini?" tanya Lisa sekali lagi memastikan. Eja mengangguk dan mengajak Lisa untuk duduk terlebih dahulu, "Iya kak, lo lihat dulu deh menu nya."
Lisa mengangguk dan melihat menu-menu makanan yang ada. Sangat banyak menu yang di tawarkan, ada bakso, mi ayam, pangsit, soto, nasi goreng, mie goreng, mie rebus, dan ketoprak. Lisa mengernyitkan dahinya, bingung karena seperti tidak ada tanda-tanda ketoprak di gerobaknya.
"Hm... lo pesan apa?" tanya Lisa
"Gue lagi pengen nasi goreng sih."
"Gue nyoba mie ayam bakso deh. Bisakan ya?"
Eja mengangguk, "Nasi goreng bakso juga bisa kalo lo mau."
Lisa menggeleng, "Gak deh, gue nyoba itu aja."
Eja mengangguk dan langsung pergi memesan. Di tempat makan ini hanya ada mereka berdua, tidak ada pembeli lainnya. Mungkin juga karena masih sore, belum banyak pembeli. Tempat makannya tidak terlalu besar, hanya rumah kecil yang di depannya ada gerobak bakso.
"Lo sering makan disini ya?"
"Lumayan.. Cuma kalau lagi pengen makan diluar, gue makannya selalu kesini."
"Emang gak bosan?"
"Ya, enggak. Kan kalau bosan sama kuah-kuahan gue bisa pesan ayam gepreknya."
"Ha? Ada ayam geprek juga?"
Eja mengangguk, "Lo mau apa aja ada disini kak."
"Tapi di menunya gak ada."
"Gak tercantum kak, khusus untuk orang-orang yang kayak gue doang."
"Kayak lo? Maksudnya yang sering makan disini?"
"Yang gak ada duitnya."
Lisa tidak menjawab lagi, karena jawaban dari Eja diluar perkiraannya. Eja juga ikut diam. Tidak lama pesanan mereka datang dan Eja terlihat tersenyum ke penjualnya, "Makasih Pakde."
"Sama-sama mas. Udah lama gak kesini, eh tiba-tiba kesini udah bawa pacar aja."
"Masih calon, Pakde."
Belum sempat Eja menjawab, Pak de sudah berlalu karena ada pembeli. Lisa menatap Eja dan berceletuk, "Calon calon.. emang dasar ya lo. Ntar dikira beneran sama Pakdenya."
"Bagus dong."
"Buat lo doang bagusnya, gue mah kagak."
Eja hanya mengeleng kepalanya, memang segitu tidak inginnya Lisa pacaran dengan brondong. Eja memberikan saus dan kecap ke Lisa, "Yaudah di makan dulu kak, keburu dingin."
Mereka makan dalam keheningan, tidak ada yang berbicara sama sekali. Eja memang terbiasa saat makan tidak berbicara, sedangkan Lisa yang biasanya banyak bicara kini hanya dia menikmati baksonya. Ternyata rasanya tidak seburuk yang Ia pikirkan. Rasa ayam pada baksonya masih terasa dan mie ayamnya juga pas bumbunya. Sepertinya ini akan menjadi tempat bakso favoritenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...