Pagi ini, Aya berangkat sendiri dengan Vespa yang baru dibelikan Alden dua tahun lalu sebagai hadiah kelulusan SMPnya. Aya memilih berangkat sendirian karena ada kegiatan ekstrakulikuler kimia setelah pulang sekolah.
Saat sampai di kelas, Aya mengeluarkan kotak cokelat yang ketinggalan kemarin dan membuka suratnya. Seperti biasa dengan format dan desain yang sama, surat ini hanya berisi pertanyaan tentang harinya, quotes, dan playlist. Namun Aya sangat bersyukur dengan sang pengirim yang memberikan quotes penyemangat dan playlist lagu yang belum pernah Ia dengarkan sebelumnya.
Dering ponselnya membuat Aya meletakkan surat itu kembali, 'Dion<3' terlihat di layar ponselnya, Ia menggeser tombol hijau itu untuk mengangkatnya.
"Hallo?"
"Kamu udah di sekolah?"
"Iya, kamu udah berangkat?"
"Aku di depan sekolah kamu. Kamu bisa kesini?"
"Sebentar, aku kesana ya."
Aya mempercepat langkahnya, sudah hampir sebulan Ia tidak bertemu dengan pacarnya itu. Ia mengetuk kaca mobil Dion dan hal yang pertama Aya lihat adalah perempuan yang duduk di samping Dion.
"Oh hai!" sapa Aya dengan suara terengah karena jauhnya gerbang sekolah dengan kelasnya.
"Ini buat kamu," Dion memberikan satu buah paperbag kecil, "Aku beli pas liburan kemarin, Jia yang pilih."
"Oh thanks, Ji."
Jia tersenyum manis, "Semoga lo suka ya, gue pilihin karena Dion gak ingat beli oleh-oleh buat lo."
Aya hanya mengangguk, "Thanks sekali lagi. Aku masuk dulu ya."
Aya segera pergi dan masuk ke area sekolahnya. Tidak ada yang salah, Jia dan Dion memang sudah sahabatan sejak kecil.. Liburan bersama dua keluarga yang utuh mungkin sangat menyenangkan. Ia jadi teringat quotes yang Ia baca tadi dan bergumam, "Start your day with positive thought and a grateful heart."
Dion dan Aya sudah bersama selama satu tahun, mereka memang beda sekolah dan kenalan saat ada event sepak bola di sekolah Aya. Awalnya Aya selalu menghindari Dion dan tidak pernah membalas chatnya, tapi karena Dion serius mendekatinya membuat Aya luluh. Namun sudah beberapa bulan ini sepertinya mereka sibuk dengan dunia masing-masing. Lebih tepatnya Dion sibuk dengan dunianya dan Aya yang segan untuk selalu bertanya kabarnya.
********************************
"Ay, lo ekstra sampai jam berapa?" tanya Lisa yang saja membereskan barang bawaanya. Aya menyandang tasnya, "Mungkin jam 6, Sa."
"Terus lo masih mau ikut ngumpul bareng kita nanti? Gak capek lo?"
"Udah kelamaan istirahat gue, perlu banyak kegiatan sekarang untuk mengembalikan energi gue lagi."
"Iyadeh, nanti kabari gue ya."
Aya mengangguk, malam ini mereka sudah berjanji untuk ngumpul di kafe baru yang jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka. Kafenya sedang viral karena konsep unik dan tempatnya terlihat nyaman.
Aya bergegas menuju ruang ekstrakulikuler yang sudah ada Buk Tina dan teman-temannya yang lain. Buk Tina mengumpulkan mereka untuk membagi kelompok belajar. Anak kelas dua akan membantu kelas satu dalam belajar karena kedepannya akan banyak sekali olimpiade yang diadakan. Sebelum mengirim siswanya, sekolahnya selalu melakukan tes antar siswa dan hasil tertinggi yang akan dikirim ke perlombaan tingkat nasional.
Teman belajar Aya ada dua orang, Bastian Ezra dari kelas X MIA 10 dan Revania dari X MIA 2. Alasan mereka memilih ini ternyata sama seperti dirinya dulu, karena kimia menyenangkan dan penjelasan Buk Tina yang mudah untuk di pahami.
"Salam kenal, gue Aya." Ujar Aya canggung.
"Kami udah tau Kak Aya dari awal semester," ucap Reva yang membuat Aya tersenyum karena ternyata suara Reva sangat imut tidak seperti wajahnya yang tegas, "Oh iya? Kok bisa tau?"
"Kak Aya kan osis," kekeh Reva. Aya mendumel di dalam dirinya, pertanyaan bodoh apa yang baru Ia tanyakan. Aya lupa kalua Ia anggota osis.
"Lo panggilannya Eja kan?"
Laki-laki berparas tampan itu mengangguk, "Iya kak."
"Okay. Karena kita udah saling kenal. Gue akan bahas maksud dari grup kelompok ini. Beberapa bulan kedepan kita bakal ada beberapa perlombaan olimpiade, tidak hanya OSN tetapi juga ada lomba yang diadakan universitas, seperti MIPA EXPO. Kelompok ini dibagi agar lebih mudah dalam belajar dan biasanya juga salah satu kelompok akan dikirim untuk lomba cerdas cermat...."
"Jika ada materi yang tidak di pahami boleh ditanya ke gue atau Buk Tina selaku pembimbing kita. Dan ya, mohon bantuannya juga ya."
Setelah menjelaskan maksud dari pembagian kelompok itu, mereka mulai belajar dari awal materi yang biasanya keluar dan Aya mengeluarkan Ipadnya untuk membuka semua soal yang Ia pelajari tahun lalu agar bisa dipelajari juga oleh yang lainnya.
********************************
Aya mengambil kunci motor yang ada di tasnya, sekolah sudah sangat sepi tidak ada orang lagi selain anak ekstra kimia.
"Duluan Kak!" klakson Eja yang sudah melajukan motoronya. Kini hanya tiga motor yang ada di parkiran sekolah dan satu motor yang tidak asing, sepertinya Ia mengenalinya.
"Loh Aya?"
Aya sontak menoleh dan melihat dua kakak kelasnya, Rezi dan Kevin. Motor yang familiar itu ternyata milik Kevin. Aya tersenyum, "Kak Rezi, Kak Kevin kok masih di sekolah?"
"Ah, iya ini nemani si rusuh main basket," jawab Rezi sembari menoleh ke arah Kevin.
"Ohh.. tumben berdua doang, kak?"
"Si Willi lagi absen."
Aya melihat jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul enam sore. Ia memasang helmnya, "Kalo gitu, gue duluan ya, kak!"
Aya yang ingin melajukan motornya, namun terhenti saat Kevin tiba-tiba saja berdiri tepat di depan motornya. Kevin menatapnya, "Bareng gue," ucap Kevin yang membuat Aya bingung lalu berkata, "Tapi kan gue bawa motor."
"Maksudnya, gue iringan sama lo."
"Ohh.....'
Aya melajukan motornya dengan Kevin yang tidak jauh berada di belakangnya. Tumben sekali Kevin seperti ini, biasanya juga bodo amat dengan Aya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...