Part 16

72 2 0
                                    

Tidak terasa senin begitu cepat, pengumuman hasil olimpiade kabupatennya akan keluar jam tujuh pagi ini. Aya masih memakan roti selainya di rumah, masih ada sepuluh menit lagi untuk menuju jam tujuh pagi dan Aya memilih untuk membuka pengumuman terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah,

            "Deg-degan uy," kekeh Aya yang mencoba menetralkan jantungnya.

            "Lolos. Yakin gue mah."

            "Kalau gak gimana ha? Lo mah kemarin doain gue yang buruk-buruk mulu."

            "Siapa doa buruk?" tanay Alden

            Aya memajukan bibirnya ke arah Altair, "Tuh si Alta."

            Altair mendapatkan tatapa mematikan dari Alden, "Bukan gitu loh. Kan Alta cuma bilang, jangan serius kali belajarnya nanti kalo gak lolos, Kak Aya nangis. Gitu doang kok. Tidak ada doa buruk sama sekali."

            "Apa? Nanti kalo gak lolos, itu perkataan kan termasuk doa."

            Alden mengelus pundak Aya, "Sabar! Kamu mah, Altair tu ada benarnya. Beberapa minggu lalu memang kamu belajarnya itu terlalu over, jadi mungkin Altanya ngingatin tapi caranya salah. Abang yakin kok kamu pasti lolos ini, usaha kamu tidak akan mengkhianati hasil."

            "Iya.. gue juga yakin lo lolos kak."

            Aya menghembuskan nafasnya beberapa kali satu menit lagi pengumumannya. Aya mencoba membuka web pengumumannya, mengulangnya beberapa kali hingga muncul "Hasil Pengumuman OSK".

            Aya menscroll dan mencari kolom kimia hingga akhirnya Ia menemukan namanya di kolom nomor dua, "YAY!!!! AYA BISA KE PROVINSI!"

            Aya melompat kegirangan yang mendapat tatapan penuh bangga dari Alden dan Altair. Aya memeluk abangnya, "Terima kasih doanya abang. Semoga Aya bisa sampai nasional seperti keinginan Aya dari dulu."

            "Amin! Kamu pasti bisa jika selalu percaya dengan kemampuan diri kamu. Abang ikut senang, selamat Aya!"

            Aya mengangguk dan menatap Altair yang sedang menatapnya, Aya tersenyum dan memeluk adeknya itu.

            "Apa gue bilang. Kak Aya mah gak perlu diraguin lagi."

            "Hehe makasih adek."

            Pagi ini Aya berangkat sekolah dengan senyuman merekah di wajahnya. Hari yang sangat indah karena jika usahanya tidak berkurang, Ia akan bisa mencapai salah satu mimpinya itu.

******************************

            "Lo suka Aya?" tanya Kevin to the point saat beberapa hari lalu dan hari ini, Kevin melihat Kenzo ke kelas Aya. Saat berpapasan, Ia mengajak Kenzo ke gudang, mantan ketua osis dan juga musuh Kevin dari kelas 10. Tidak tau mengapa, tapi Kevin sangat sensi jika berhadapan dengan Kenzo seperti sekarang.

            "Menurut lo?"

            "Lebih baik lo mundur, Aya udah sama gue."

            Kenzo menyunggikan senyum sinisnya, "Sama lo? Lo ngaku-ngaku kali. Orang Aya sendiri yang bilang kalau dia lagi single."

            "Ya, sebentar lagi dia sama gue."

            "Haha... kenapa? Akhirnya lo sadar kalau perasaan lo sebenarnya untuk Aya bukan Rara?"

            Kevin cukup marah mendengar itu, "Mau lo apa?"

            "Gue suka Aya, lo juga mau ambil Aya. Dulu gue suka Rara, lo juga yang ambil dia kan?"

            Kevin mendorong Kenzo ke dinding dan menarik kerah baju Kenzo. Kenzo tertawa, "Oh... kali ini lo beneran suka?"

            Kevin tidak bisa menahan amarahnya, satu pukulan tepat di wajah Kenzo dan kembali menarik kerah kemeja Kenzo, "Ingat ya, gue dekatin Rara, karena Rara juga udah nolak lo waktu itu."

            "Cuih..."

            Bugh

            Kevin kembali memukul Kenzo yang tidak memberikan perlawanan apapun, "Gue gak tau mau lo apa, tapi jauhin Aya!"

            Tawa nyaring Kenzo terdengar di ruang gudang lama ini, Ia berdiri dan menatap tajam Kevin, "Gue bukan bawahan lo. Gue gak terima perintah apapun dari siapapun. Lo mau gue jauhin Aya? Tidak akan pernah sampai Aya yang nolak gue sendiri dari mulutnya."

            Kenzo membersihkan celananya dan menunjuk wajahnya sendiri, "Untuk ini, tunggu pembalasan gue!". Lalu pergi meninggalkan gudang itu.

            Kevin dengan nafas bergebu, menendang semua barang yang ada di gudang dan berteriak histeris, "AHH BANGSAT!"

            Bukan tanpa alasan Kevin mendekati Rara saat itu, Ia tau niat busuk Kenzo saat itu. Kenzo ingin memanfaatkan Rara untuk hal-hal yang tidak sepantasnya. Ia tidak ingin Aya juga dijadikan Kenzo seperti itu.

            Kenzo dan teman-temannya terkenal dengan hal yang negative dan hampir semua sekolah tau tentang keburukan mereka. Kevin sangat frustasi memikirkan bagaiaman Ia memberitahu Aya tentang hal ini.

******************************

            Saat jam istirahat, Otaknya masih penuh dengan cara memberitahu Aya namun semakin penuh karena melihat Aya dan Kenzo yang jalan berdua menuju kantin kelas tiga. Aya ke lantai tiga? Ngapain?

            Kevin dapat melihat orang-orang mulai memperhatikan dan berbisik saat kedatangan Aya dan Kenzo, begitupun dengan Kevin dan teman-temannya. Ia bisa melihat tatapan sinis Kenzo ke arahnya.

            "Bukannya itu Aya yang kita kenal?" pertanyaan Rezi membuat Kevin semakin kesal. Ia hanya memperhatikan gerak-gerik Aya yang sedang mendatangi seseorang, Dona mantan sekretaris osis tahun lalu. Tidak lama, Aya seperti sudah ingin pergi dan seperti menolak tawaran Kenzo untuk mengantarnya karena setelah selesai Aya berjalan sendirian keluar kantin.

            "Anjing! Si Kenzo suka sama Aya?" kini giliran William yang bertanya setelah memperhatikan gerak-gerik Aya juga.

            "Sepertinya sih begitu yak! Jarnag-jarang si Kenzo mau jalan sampingan sama cewek."

            "Iya njing! Bahaya juga ini si Aya mah, gue takut dia diapa-apain aja. Keknya tu anak masih polos gitu."

            "Bukan kelihatan lagi, emang Aya itu masih polos kalau cinta-cintaan mah. Gue rasa juga sama mantannya dulu paling dia ngajakin ke toko buku sama makan doang."

            William mengangguk, "Keknya emang polos anaknya masalah pacaran. Gawat juga kalau dapat yang kayak si Kenzo."

            William dan Rezi menatap Kevin yang sedari tadi diam dengan raut wajah marah dan kesalnya.  Pasalnya Kevin sedang menyukai Aya, dan saingannya kini Kenzo. Seperti masa lalu yang terulang kembali. Bedanya, sekarang cewek yang mereka ada di sekolah yang sama.

            "Vin lo buruan deh sebelum diambil si Kenzo. Ya walaupun lo dua sama brengseknya tapi setidaknya lo gak ngerusak anak orang Vin."

            Kevin yang pikirannya sedang kacau menatap tajam kedua sahabatnya itu, "Lo diam dulu lah tai!"

            "Yee.. gue mah ngasih tau aja."

            "Itu muka si Kenzo biru jangan bilang karena ulah lo juga?"

            "Ternyata dia serius mau dekatin Aya," gumam Kevin mengabaikan pertanyaan dari Rezi. Kevin berdiri dan meninggalkan teman-temannya yang masih di kantin tanpa berkata apapun. Yang Ia perlukan sekarang adalah menghisap rokok dan memikirkan cara untuk membuat Aya tidak dekat dengan Kenzo. Tapi bagaimana jika orang yang ada sedikit di hati Aya itu adalaha Kenzo? Jika memang benar, berarti ini menjadi awal yang menyedihkan untuk Kevin karena sudah kalah satu langkah dengan Kenzo.

I Have a Crush On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang