Sudah dua belas hari sejak Lila kecelekaan dan sekarang Lila memilih untuk perawaatan di rumah saja. Tidak ada kondisi yang serius yang perlu ditangani dokter hanya lengan kiri Lila yang retak perlu memakai gips untuk beberapa waktu kedepan.
Kevin merasa dirinya sedikit berubah akhir-akhir ini, Ia kembali menjadi Kevin yang dekat dengan keluarganya. Ia tidak tau mengapa, tapi Ia lebih menyukai perasaannya yang sekarang. Lebih nyaman.
"Sa, tolong buka pintu ada yang datang." Pinta Kevin yang sedang bermain game bersama Ia di ruang keluarga. Sedangkan Lila duduk memperhatikan mereka bermain game.
Suara Lisa membuat Kevin menghentikan permainan, Ia berjalan ke depan dan melihat Lisa sedang bersama Ardhan, Papanya. Kevin mempercepat langkahnya, Ia sangat tahu Lisa tidak suka dengan Ardhan.
"Om? Ada perlu apa datang kesini?"
Ardhan menatapnya tajam, "Bukan urusan lo."
"Ini urusan saya om. Saya laki-laki dirumah ini dan semua orang dirumah ini sudah jadi tanggung jawab saya."
"Lo itu cuma numpang disini. Gak usah berlagu anak yang gak tau asalnya dari mana."
Bugh!
Ardhan tiba-tiba saja memukul wajah Kevin, Kevin bisa mencium aroma alcohol dari tubuh Ardhan yang sangat menyengat.
"Keluar!" teriak Lisa marah melihat kelakuan Ardhan yang tidak pernah berubah sedari dulu. Lisa membantu Kevin dan menarik Kevin untuk sedikit menjauh.
Plak!
Suara tamparan keras terdengar tepat di depan mereka, Lila menampar Ardhan sangat kuat, baru kali ini mereka melihat Lila dengan wajah marah seperti itu.
"DIAM! Sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum aku panggil polisi!" tegas Lila dengan nafas menggebu, "Dan satu lagi, KEVIN. ITU. ANAK. AKU! Sekali lagi kamu berkata hal buruk tentang keluargaku, akan aku cabut semua fasilitas anak kamu yang aku biayain!"
"Kalau bukan karena Kevin, aku tidak akan pernah membiayakan sekolah anak kamu. KAMU TAU HA?!"
Bukan hanya Ardhan yang kaget melihat Lila, tetapi semua yang berada di rumah itu juga kaget. Kevin tertegun saat Lila menekankan bahwa Kevin adalah anaknya. Kevin merasa matanya berair, Kevin berdiri dan meninggalkan ruang itu. Ia masuk ke dalam ke kamarnya dan menangis.
Kevin itu anak aku.
Kata-kata itu sekarang memenuhi kepalanya. Kata-kata itu menyentuh untuk Ia dengarkan, kata-kata itu sangat berarti dan tidak akan pernah Kevin lupakan sampaik kapanpun.
Ia mengelap air matanya saat suara Lila memanggilnya dari balik pintu. Kevin mengatur nafasnya dan tersenyum saat melihat Lila.
"Kenapa Ma? Perlu sesuatu?"
Lila masuk ke dalam kamar Kevin, terakhir kali Lila masuk kesini saat Kevin kecelakaan dulu. Ia menatap sekeliling kamar yang tidak berubah, abu-abu sudah menjadi ciri khas Kevin.
Lila mendekat ke arah Kevin dan memegang pipi Kevin yang memerah karena pukulan tadi, matanya yang masih basah kaarena menangis.
"Dimana minyak yang dulu Mama kasih?"
Kevin mengambil minyak yang Ia namakan minyak bau itu, karena baunya yang tidak enak sama sekali.
"Buat apa ma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...