Kantin memang menjadi tempat kegemaran para siswa saat jam istirahat. Seperti sekarang, jika Lisa tidak bergerak cepat bisa saja mereka tidak dapat kursi untuk duduk di dalam kantin. Kantin lantai dua, tempat yang sebenarnya menjadi kantin untuk anak kelas 11 selalu dipenuhi oleh anak kelas 12. Kantin dua ini menjadi kegemeran disetiap tingkat karena memiliki banyak variasi makanan, ada ada ayam geprek yang memiliki sambal berlevel.
"Gue dapat surat dan cokelat lagi," ucap Aya sembari mengunyah baksonya.
"Ink lagi?" tanya Chala yang dibalas anggukan oleh Aya. Sahabatnya juga membantu mencari orang yang berinisial Ink itu tapi hasilnya juga nihil.
"Yang gue bingungin itu, dia tau kan lo udah punya pacar tapi masih nge-crushin lo. Tu orang obsesi apa gimana deh?" sambung Lisa
"Siapa yang obsesi ke lo?" suara laki-laki itu menginstrupsi mereka. Lisa memutar bola matanya malas, "Apasi lo!"
"Geser Sa," ucap laki-laki itu. Lisa tidak bergeser dan malah membuang mukanya, "Ngapain sih lo disini Vin? Di kantin lo emang gak ada kursi?"
Aya memukul pelan tangan Lisa, "Sa, biarin Kak Kevin duduk. Kita juga udah mau selesai."
"Tapi Ay—"
"Sa!"
Lisa cemberut dan meggeser duduknya sehingga Kevin bisa duduk disebelahnya. Kevin dan Lisa memang tidak pernah akur lagi semenjak Kevin kecelakaan dulu. Saat Aya pindah kesini, Kevin dan Lisa itu seperti abang adek yang tidak bisa dipisahkan. Tapi sekarang seperti Tom and Jerry yang bertengkat kapanpun dan dimanapun.
"Btw tadi gue dengar obsesi, siapa yang obsesi sama lo Sa?"
"Kepo!" ketus Lisa. Chala yang tau mereka tidak akan pernah mengobrol layaknya orang biasa memilih menjawab, "Oh itu bukan Lisa tapi Aya, Vin."
Kevin menatap Aya, "Ah lo? Ada yang obsesi ke lo?". Lisa kembali bersuara dengan nada ketusnya, "Kepo banget sih lo!"
"Sa, lo kenapa si? Gue ada salah sama lo?"
"Lo gak ada salah apapun ke gue, tapi ke Mama," Lisa memukul meja kantin lalu pergi meninggalkan mereka. Chala ikut menyusul Lisa yang sedang tidak karuan sedangkan Aya masih di meja itu membereskan kuah bakso yang tumpah.
"Maaf ya kak," kata Aya yang sedang mengelap tanga Kevin yang ketumpahan kuah.
"Gue aja," ucap Kevin mengambil tisu ditangan Aya. Aya hanya mengangguk dan lanjut mengelap meja yang masih basah. Tidak ada yang berbicara lagi, karena semenjak Lisa dan Kevin tidak akur, Aya dan Chala juga jarang bertemu dan mengobrol dengan Kevin.
"Kak, gue duluan ya," pamit Aya dengan tangan yang dipenuhi oleh tisu basah. Ia menoleh sekilas kearah Kevin sebelum melanjutkan jalannya, "Kalo lo merasa gak ada salah ya cuekin aja, tapi kalo lo emang ada salah ya minta maaf. Minta maaf juga terkadang bisa mengurangi beban lo, Kak."
Aya tersenyum lalu pergi meninggalkan kantin yang sudah mulai sepi, sedangkan Kevin hanya bisa melihat kepergian Aya dan kini kepalanya dipenuhi oleh perkataan Aya.
********************************
Hingga pulang sekolah, perkataan Aya masih memenuhi kepala. Salah? Tentu saja Ia ada salah dua tahun lalu pada Lila, Mamanya. Kesalahan yang disebabkan oleh ego dan kegengsiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Teen Fiction"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...