Dua tahun kemudian
Aya dan Kevin masih berpacaran namun mereka menjalin hubungan jarak jauh, Kevin yang melanjutkan kuliahnya di Politecnico di Milano mengambil jurusan Architecture and Design. Ini kampus yang pertama kali pengemuman beasiswanya di terima. Sebenarnya Kevin ingin mengambil tawaran 50% beasiswa di MIT namun Ia sudah mencari tempat tinggal dan sudah menyiapkan hal-hal lainnya di Milan. Jadi jika mengambil tempat baru lagi, akan butuh pengeluaran yang tidak sedikit. Kevin tidak ingin merepotkan Lila.
Aya sedang berkuliah di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan kimia. Sesuai dengan keinginannya dan rencana kedepannya setelah lulus, Aya langsung mengambil S2 dan S3. Ia ingin menjadi dosen seperti Bundanya. Aya sudah bertekat dan merencanakan segala keinginannya dan yang Ia lakukan sekarang adalah berusaha untuk menggapainya.
Aya dan Lisa satu universitas namun berbeda fakultas dan kampus saja. Lisa mengambil kedokteran, ya seperti keinginannya juga karena dikeluarganya tidak ada yang dokter, Ia memilih ini. Setidaknya jika bukan dari turun menurun dokter, Ia bisa menjadi turunan pertama yang dokter. Aya dan Lisa keterima jalur SNMPTN begitupun dengan Chala dan Keano yang keterima di Universitas Udayana, Chala di jurusan hukum dan Keano di jurusan management.
Aya dan Lisa sedang duduk di kafe dengan laptop yang sedari tadi menyala. Mereka sedang mengerjakan tugasnya. Ya anak kuliahan yang ingin mencari ketenangan di kafe tentunya. Ini kafe yang selalu mereka kunjungi jika ingin mengerjakan tugas bersama karena seramai apapun orang, tidak akan membuat kita terganggu. Semua pada sibuk berkutik di depan laptop, buku dengan telinga yang ditutupi headphone.
"Jadi gimana lo sama Eja, Sa?"
"Ya gak gimana, gitu-gitu aja tidak ada kemajuan."
Lisa dan Eja memang semakin dekat, namun hubungan mereka tidak ada perkembang apalagi Lisa yang disibukkan dengan kuliahnya dan Eja yang sibuk mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas.
"Masuk dimana dia, Sa?"
Lisa mengangkat bahunya, "Gak tau, kemarin dia nyoba beasiswa gitu tapi tenryata gak lolos."
"Mau ambil arsi kan ya?"
"Iya, Ay."
"Berarti tinggal nunggu snmptn aja ya? Ambil di UI kan ya?"
Lisa mengangguk, "Iya Ay, semoga lulus dianya."
"Lulus pasti, Sa. Yakin deh. Soalnya kan dia pasti ngelampirin sertifikat lombanya jugakan."
"Gue sih yakin dia lulus, tapi dianya doang yang meragukan kemampuannya. Aneh banget."
Aya tertawa, "Kurang percaya diri mungkin. Lo semangatin dong, biar makin percaya diri."
"Dah capek mulut ini berbusa nyemangatinnya."
Aya tertawa melihat ekspresi kesal Lisa. Lisa memang sering menceritakan tentang hubungannya dengan Eja dan meminta saran menghadapi bocah ingusan—katanya—lalu saat sudah menjalankan sesuai saran Aya, respon Eja tetap seperti itu. Ya contohnya tentang kemampuan itu. Eja tidak percaya dengan kemampuannya, padahal jika dilihat Eja ada bakat disana. Arsitek. Bukan cuma butuh hitungan dan garis tetapi juga rasa. Mungkin Eja perlu mengasah lagi tentang rasanya, ya setidaknya seperti rasa suka yang Eja tunjukkan saat MOS dulu kepada Lisa. Berani kuncinya.
"Hari ini lo jadi gak nyari kue, Sa?"
Lisa menyipitkan matanya, bingung untuk apa mencari kue. Saat tau, Ia menepok jidatnya, "Astaga, untung lo bilang. Gue lupa sumpah, Ay."
"Ulang tahun crush sendiri lupa," kekeh Aya seperti ejekan buat Lisa.
"Yah... habisnya tugas kuliah banyak banget. Aku hampir lupa besok ulang tahun Eja."
Aya yang sudah merapikan barangnya, "Yaudah ayo, keburu malam."
Lisa mengangguk dan membereskan barangnya. Minggu lalu, Lisa sudah mengatakan kepada Aya untuk bantu memilih kue untuk Eja dan hari ini lupa. Benar-benar lupa karena harinya yang sedang tidak bagus juga. Ia ada kendala dengan tugas kuliahnya. Untung saja, Ia sudah memberi Aya dan pastinya Aya sudah mencatat hal itu dibukunya untuk mengingat kegiatan yang akan Aya lakukan beberapa hari kedepan.
Mereka sudah sampai di toko kue yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kafe tadi. Eja tidak suka strawberry dan vanilla. Itu pegetahuan yang Ia dapat tahun lalu saat memberikan kue ulang tahun rasa vanilla, keesokkan harinya Lisa datang berkunjung lagi dan Elen, kembaran Eja memberitahukan hal-hal yang Eja tidak suka. Elen juga memberitahu Lisa, Eja mencoba memakan kuenya karena tidak baik menolak rezeki dari orang, tapi tetap saja Eja tidak suka dan Eca yang menghabiskan semua kue yang Ia bawa.
"Yang mana ya, Ay?"
Aya melihat kue-kue disana, sebenarnya jika ingin pesan desai juga bisa tetapi Lisa lebih memilih untuk pesan yang sudah ada saja. Ia tidak akan sempat mengambil kesini lagi besok setelah kegiatan kampus. Aya menunjuk dua kue sebagai pilihan dan Lisa yang menentukannya. Lisa memilih caramel chocolate.
Lisa membayar pesanannya sedangkan Aya menunggu diluar karena sedang mendapat telepon dari Kevin. Hubungan Kevin dan Aya sebenarnya baik-baik saja namun Kevin tidak memberi kepastian tentang rencana kedepan hubungan mereka. Bahkan Lila juga sudah mengingatkan hal itu, namun Kevin seakan tidak menanggapi dengan serius. Tapi tipe seorang Aya, pasti akan sanggup jika LDR dan menjalin hubungan lama. Aya tipe yang susah membuka hati dan memilih bertahan untuk satu orang walaupun tanpa kepastian kedepannya. Setiap Lisa bertanya, Aya selalu respon dengan 'ya dijalanin dulu aja, kalau gak sanggup lagi paling gue berhenti dan juga kalau dia ketahuan macam-macam, gue gak akan pernah maafkan skn. Gue udah bilang juga ke dia. Kita lihat aja kedepannya gimana.'
Ya seperti itulah Aya. Namun Lisa tidak sepenuhnya menyalahi Aya, hanya saja apa hubungan jarak jauh dengan waktu yang lama itu akan berhasil? Semoga berhasil untuk Aya dan Kevin. Lisa sangat ingin Aya menjadi saudara iparnya, bisa menjadi teman curhatnya setiap saat.
Sudah dua tahun mereka tidak bertemu karena Kevin bekerja disana untuk menambahkan penghasilan dan tidak terlalu memberatkan Lila. Ya walaupun tetap saja, Lila selalu mengirim duit lebih untuk Kevin tapi tidak pernah Kevin gunakan. Paling digunakan hanya untuk membayar rumahnya saja. Jika dilihat dari sikapnya, Kevin tidak akan pulang hingga Ia lulus kuliah dan Aya harus menunggu tanpa bisa melihat wajah Kevin secara langsung selama empat tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Have a Crush On You
Novela Juvenil"Boleh gue peluk lo?" "Hah?!" Karena Aya tidak merespon, laki-laki itu langsung memeluk Aya yang mematung lalu melepaskannya dan berkata, "Benar. Gue suka sama lo." "APA?" "Bercanda." Laki-laki itu pergi dan meninggalkan Aya yang masih mematung deng...